AS Gagal Menguji Kemajuan Teknologi Pertahanan Iran

Bagikan artikel ini

Jenderal purnawirawan Lebanon, Amir Hatit menyatakan, “Amerika Serikat beranggapan bahwa penangkapan pesawat tanpa awak sebelumnya kebetulan dan sekarang Washington berusaha untuk membuktikannya, akan tetapi mereka sekali lagi kalah dalam perang elektronik dengan Iran.”

 

FNA (4/12) melaporkan, Hatit, mantan kepala staf gabungan militer Lebanon mengatakan, “Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam insiden penangkapan pesawat tanpa awak Amerika Serikat oleh Iran di Teluk Persia. Amerika Serikat tidak pernah membayangkan pada satu hati Iran dapat menangkap pesawat tanpa awaknya dan Washington kalah dalam perang elektronik menghadapi Iran.”

Ditambahkannya, “Amerika Serikat selalu menggunakan pesawat tanpa awaknya untuk mengumpulkan informasi dan sekarang Amerika Serikat menghadapi masalah besar karena sistem intelijen dan elektronik mereka berhasil disabotase.”

Penangkapan pesawat tanpa awak kedua oleh Iran ini, menurut Hatit, menghancurkan kewibawaan militer dan strategi Amerika Serikat. “Amerika selalu beranggapan mendominasi dunia dan dapat bersikap semaunya dalam berbagai masalah, akan tetapi sekarang Iran telah berhasil mengubah pola permainan serta mampu meruntuhkan wibawa strategis Amerika Serikat di dunia.”

Lebih lanjut dijelaskannya, “Bahwa Iran mampu menangkap pesawat tanpa awak Amerika Serikat untuk kedua kalinya, ini sangat penting sekali. Karena sejak penangkapan persawat pertamanya, Amerika dapat menyelesaikan masalah pada sistem elektroniknya. Akan tetapi ketidakmampuan mereka dalam menyelesaikan masalah tersebut, sudah membuktikan kelemahan Amerika.”

Menurut purnawirawan Lebanon ini, “Amerika Serikat ingin menguji teknologi Iran dan mereka ingin mendapat kepastian bahwa penangkapan pesawat tanpa awak sebelumnya, benar-benar kebetulan. Akan tetapi mereka keliru.”

“Amerika tidak mampu menyelesaikan masalah yang ada dihadapi pada sistem elektroniknya, oleh karena itu mereka terpaksa menepis berita tersebut,” tuturnya.

Sementara itu, Al-Arabiya dalam laporannya terkait penangkapan pesawat tanpa awak Amerika Serikat ScanEagle menyinggung keterkejutan lembaga-lembaga intelijen atas aksi Iran. Sumber-sumber di Eropa terkejut atas berita ini mengingat pesawat tanpa awak dalam operasinya tidak pernah terputus komunikasi dari satelit.

FNA (4/12) melaporkan, al-Arabiya menyatakan bahwa sebelumnya militer AS mengkonfirmasikan penembakan terhadap pesawat tanpa awak AS oleh pasukan Iran. Penangkapan pesawat tanpa awak ScanEagle oleh pasukan Pasdaran itu terjadi satu tahun setelah pesawat tanpa awak Sentinel atau RQ170 berhasil didaratkan secara paksa oleh pasukan Iran.

Mustafa al-Ani, Direktur Program Keamanan Pusat Teluk Persia dalam hal ini mengatakan, “Untuk memperjelas fakta di antara penepisan berita ini harus diketahui bahwa pesawat tersebut (ScanEagle) diluncurkan dengan menggunakan pelontar (catapult) dan tidak memiliki sarana untuk mendarat.”

“Tidak mungkin pesawat ini dapat dipaksa mendarat secara hati-hati,” tambahnya.

Televisi Iran Selasa (4/12) menayangkan video pejabat Pasdaran sedang menunjukkan pesawat tanpa awak ScanEagle yang ditangkap pasukan Pasdaran.

Al-Ani mengatakan, “Amerika Serikat meningkatkan aktivitas penerbangan pesawat tanpa awaknya di Iran pada ketinggian 5.000 kaki dan informasi yang dikumpulkan melalui cara ini berbeda dengan metode konvensional.” (baca selengkapnya: Seperti ini Analis Saudi Menilai Penangkapan ScanEagle) – (The Global Review/IRIB Indonesia)

Sumber :Iran Indonesian Radio 

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com