Wildan Nasution, pemerhati masalah terkini Indonesia. Tinggal di Batam, Kepri
Massa simpatisan Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dikabarkan menyerang Markas Kepolisian Resor Yahukimo, dengan menggunakan batu, kayu dan besi, pada Sabtu ( 17/9) lalu. Sedikitnya 20 orang berhasil diamankan aparat kepolisian terkait indisen tersebut. Diduga tindakan nekat simpatisan KNPB yang berjumlah 300-an orang, buntut penangkapan sejumlah simpatisan KNPB oleh aparat kepolisian setempat, ketika membagikan selebaran di kawasan Ruko Pasar Lama Kota Dekai.
Berdasarkan data yang diperoleh media ini, aksi pembagian selebaran simpatisan KNPB Yahukimo yang dikoordinatori Yalenang Wakla, berlangsung sejak pukul 06.05 WIT. Pembagian selebaran difokuskan di perempatan jalan Kota Dekai, sekitar kawasan Ruko Pasar Lama dan perempatan Jalan Kurima Kilometer 4.
Satu jam kemudian, aparat Brimob dipimpin AKP Dominggus Ximens melintas dikawasan Kompleks Ruko Dekai, untuk melakukan patroli. Setibanya di TKP, beberapa simpatisan KNPB meneriaki anggota Brimob tersebut, sehingga memicu reaksi aparat.
Sejumlah personel Brimob pun menghampiri simpatisan KNPB tersbeut, namun disambut lemparan batu. Akibatnya, tujuh orang diamankan untuk dibawa ke Mapolres Yahukimo, bersama barang bukti selebaran milik KNPB.
Pasca diamankannya tujuh simpatisan KNPB, salah satu pentolan KNPB Yahukimo Markus Sugun sempat meminta penjelasan melalui ponsel seluler kepada pihak kepolisian Yahukimo.
Namun beberapa menit kemudian, 300 warga yang disinyalir simpatisan KNPB mendapati Mapolres Yahukimo dengan membawa baru, kayu dan besi. Ratusan simpatisan yang tak terkendali berupaya menerobos gerbang Mapolres.
Sementara dari pihak kepolisian sendiri bergegas bersiaga dibantu aparat Brimob dengan membunyikan alarm bahaya. Sedikitnya 20 orang warga, termask Koordinator lapangan KNPB, Wakla Yalenang, diamankan terkait peristiwa tersebut.
Bupati Yahukimo Abock Busup, ketika dihubungi melalui ponsel selulernya membenarkan adanya insiden tersebut. Abock mengklaim situasi di Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo telah aman terkendali. “Sesuai informasi yang saya terima seperti itu, namun semua aktifitas sudah berjalan normal kembali,” katanya, Sabtu (17/9).
Berdasarkan informasi yang diterimanya, jelas Abock, insiden tersebut dipicu kekesalan pihak KNPB atas penangkapan tujuh simpatisannya ketika membagikan selebaran di jalan. Namun, dia memastikan bentrokan antara simpatisan KNPB dan aparat Kepolisian tersebut, tidak menimbulkan korban jiwa. “Cuma ada korban luka ringan,” singkatnya. Sementara itu, pihak Kepolisian dalam hal ini Polda Papua belum bisa dikonfirmasi terkait kabar penyerangan Mapolres Yahukimo (http://www.papuapos.com/index.php/utama/item/6588-simpatisan-knpb-serang-mapolres-yahukimo)
Sebelumnya, Komite Nasional Papua Barat (KNPB) melakukan penggalangan dana ilegal di Kompleks Ruko Blok C Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo tanpa ada ijin dari pihak Kepolisian. Akibat dari aksi penggalangan dana ilegal tersebut, terjadi bentrok antara aparat keamanan dengan ratusan masa dari kelompok KNPB pada Kamis (10/3/2015).
Tanggal 20 Maret 2015, setelah aksi demonstrasinya dibubarkan polisi, ternyata massa Komite Nasional Papua Barat (KNPB) mendatangi Bandara Nop Goliat, Yahukimo, Papua. Mereka menyerang bandara sehingga beberapa petugas terluka dan beberapa di antaranya masih dirawat di rumah sakit setempat.
Kepolisian Resor Yahukimo masih mengejar aktivis Papua Barat (KNPB)’>Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang terlibat pengeroyokan. Peristiwa pengeroyokan itu menewaskan seorang warga di Dekai, Kabupaten Yahukimo, Kamis (28/5/2015) lalu. Kejadian ini bermula saat dua warga Dekai, Judda (55) dan Iwan Setiawan (20), dikeroyok puluhan aktivis KNPB di Jalan Pasar Baru, Dekai, Kabupaten Yahukimo, Kamis sekitar pukul 16.30 WIT. Akibatnya, Judda meninggal dunia setelah mengalami luka parah. Sementara Iwan Setiawan mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan di RSUD Yahukimo (http://www.tribunnews.com/regional/2015/05/30/polisi-buru-aktivis-knpb-yang-tewaskan-seorang-warga).
Masih percaya KNPB?
Catatan sejarah yang menggambarkan aksi anarkis aktifis KNPB di Papua jelas menggambarkan bahwa KNPB tidak lagi menghargai nilai-nilai hukum di Indonesia, termasuk tidak menghargai nilai-nilai sosial budaya dan adat di Papua yang sangat menjunjung tinggi etika dan kesopanan dalam menyampaikan aspirasi.
Aksi brutal, anarkis dan kriminal yang ditorehkan oleh KNPB di tanah Papua jelas akan menimbulkan sikap antipati yang semakin melebar terhadap mereka dan akhirnya rakyat Papua akan bertindak tegas terhadap KNPB yaitu tidak mempercayainya dan akan mengusirnya dari tanah Papua. Rakyat Papua akan semakin yakin jika KNPB adalah kumpulan avonturis yang ingin merusak suasana damai di Papua bersama Indonesia.
Aksi brutal, anarkis dan kriminal yang dilakukan KNPB juga menggambarkan mereka semakin frustasi karena aksinya ditolak atau tidak direspons masyarakat Papua, hal ini disebabkan karena KNPB sering membohongi rakyat Papua dan menebarkan janji kosong semata.
Bagaimanapun juga, aksi menyerang massa KNPB ke Mapolres Yahukimo menggambarkan mereka bukanlah kelompok aktifis yang menjunjung tinggi nilai demokrasi, melainkan kalangan aktifis yang ingin menang sendiri dengan menghalalkan segala cara. Mereka juga gagal melakukan pembacaan terkait dinamika global, regional dan nasional dalam konteks Papua.
Beberapa aksi yang dilakukan oleh kelompok aktifis KNPB tersebut sudah melewati batas kewajaran. Karena mereka melakukan penggalangan dana tanpa ada ijin dari Kepolisian dan kemudian melakukan penyerangan terhadap beberapa orang sipil dan juga melakukan pemalangan jalan dibeberapa tempat.
Aparat Kepolisian tidak boleh membiarkan aktifis KNPB terus melakukan hal tersebut, karena masyarakat di Kabupaten Yahukimo akan terus merasa ketakutan dengan ulah dan aksi anarkis yang dilakukan oleh kelompok KNPB tersebut.
Aksi anarkis yang dilakukan oleh kelompok KNPB membuat masyarakat merasa resah dan tidak nyaman karena takut. Masyarakat di Yahukimo juga ingin suasana yang tenang dan aman di wilayah mereka. Sehingga aparat Kepolisian harus menindak tegas kelompok aktifis KNPB yang menjadi dalang dalam aksi tersebut.
Facebook Comments