Jamuan makan malam Forum Pemred yang diselenggarakan di The Stone Hotel, Kamis (13/6) malam, terasa hambar. Hampir semua peserta menggerutu atas ulah Oesman Sapta, pemilik The Stone Hotel, yang menjamu para pemimpin redaksi (pemred) dari berbagai kota di Indonesia.
“Pada malam ini saya luncurkan media baru Suara Forum Pemred dan MenitTV. Inilah media para pemred untuk menyalurkan aspirasinya. Bahkan apabila di antara Saudara tidak kerasan lagi di tempat kerja sekarang, media ini bisa menampung,” tutur Oesman Sapta, yang diikuti penampilan halaman-halaman Suara Forum Pemred di layar.
Sejurus kemudian pembawa acara memanggil Wahyu Muryadi (Ketua Forum Pemred yang juga Pemred Majalah Tempo), Suryopratomo (Pemred Metero TV), Ricard Bagun (Pemred Kompas), Asro Kamal Rokan (Pemred Jurnas), dan Primus Dorimoru (Pemred Suara Pembaruan), serta Agus Martowardojo (Gubernur BI, yang juga hadir dalam jamuan makan malam) untuk menerima edisi perdana Suara Forum Pemred.
Dipanggil beberapa kali Arso dan Primus tidak naik panggung, sehingga pembaca acara minta agar Oesma Sapta menyerahkan edisi perdana Suara Forum Pemred kepada Wahyu, Suryopratomo, Ricard dan Agus. Tidak ada tepuk tangan gemuruh.
Di tengah-tengah prosesi peluncuran itu, terdengar keributan kecil di meja bagian tengah. Seorang mantan pemimpin redaksi, menggerutu atas acara peluncuran yang tidak dijadwalkan sebelumnya. Beberapa pemred merasa dipecundangi oleh Oesman Sapta. Lebih dari itu, mereka tidak habis mengerti, mengapa Oesman Sapto menamai medianya dengan Suara Forum Pemred.
“Terlalu mahal harga makan malam di sini. Ayo keluar,” seru pemred media online. Rupanya beberapa pemred lainnya juga sepakat. Mereka lantas keluar ruangan untuk menunjukkan protes atas ketidaksukaan mereka dimanfaatkan oleh Oesman Sapta. “Tidak ada agenda peluncuran. Kita datang ke sini untuk makan malam. Tapi dipecundangi. Kita makan malam di luar saja,” kata seorang pemred media cetak Jakarta.
Acara makan malam tetap berlanjut. Namun suasana jadi tidak nyaman. Hampir semua peserta merasa dimanfaatkan oleh Oesman Sapta. Mereka juga menyayangkan sikap beberapa pemred yang mau begitu saja tampil dipanggung untuk ikut menerima edisi perdana Suara Forum Pemred yang diterbitkan Oesman Sapta.
Katanya, Wahyu Muryadi dkk mestinya protes, bukan malah ikut meluncurkan media Oesman Sapta. Rupanya para pemred tidak sadar dengan pepatah yang sering mereka kutip, “Tidak ada makan siang gratis.” (mdk/has)
Sumber: Milis Iwem