KNPB dan ULMWP Perlu Diusir Dari Papua: Tuntutan Masyarakat Papua

Bagikan artikel ini
 Erlangga Pratama, pemerhati masalah Papua dan kandidat doktor
Kelompok Barisan Merah Putih (BMP) Kabupaten Jayawijaya, Papua, menolak keberadaan kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB) dan United Liberation of Movement West Papua (ULMWP). Kedua organisasi itu dianggap telah memecahkan persatuan dan kesatuan Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Ketua BMP Wilayah Pegunungan Tengah Papua, Salmon Walilo meminta kepolisian menindak kedua kelompok yang dinilai berseberangan dengan ideologi bangsa Indonesia itu. “Mereka ini kan telah nyata-nyata memiliki ideologi lain, dan ingin memisahkan diri dari NKRI, dan mereka sudah meresahkan masyarakat, jadi kami meminta untuk aparat kepolisian untuk menindak tegas kelompok-kelompok ini,” tegas Salmon Walilo di Sekretariat BMP Jalan Trans Kabupaten, Distrik Libarek, Jayawijaya, Kamis (12/5/2016).
Menurutnya, KNPB selalu membuat masalah di atas tanah Papua. Rakyat Papua, lanjut dia, tidak ingin terlibat dalam isu kebohongan dan terjebak dalam teror kelompok yang dinilai menghalangi kemajuan masyarakat Papua.
“Masyarakat menolak adanya kelompok-kelompok liar seperti kelompok KNPB yang selama ini sudah meresahkan masyarakat. Yang kami inginkan adalah ketenangan dan kedamaian, serta pembangunan sampai ke kampung-kampung,” ujarnya.
Ia meminta masyarakat Papua agar tidak terprovokasi dengan isu-isu kemerdekaan Papua yang disampaikan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Sebab, sampai saat ini Papua tetap berada utuh dalam NKRI.
“Masyarakat jangan terprovokasi dengan isu-isu yang disampaikan mereka, karena itu menyesatkan, dan kami selaku BMP siap mengawal Papua dalam NKRI,” ucapnya. Selain menolak KNPB dan ULMWP, mereka juga membakar bendera bintang kejora dan bendera KNPB. (http://news.okezone.com/read/2016/05/12/340/1386920/setia-kepada-nkri-bmp-tolak-keberadaan-knpb-di-papua)
Sebelumnya, ratusan warga Sentani membakar bendera bintang kejora di Kantor Kabupaten Jayapura, Papua. Aksi dilakukan di depan Bupati Jayapura Mathius Awaitouw itu sebagai bentuk penolakan terhadap kelompok separatis. Koordinator aksi, Sarlen LS Dobondoy mengajak masyarakat tidak terlibat dalam organisasi-organisasi liar yang menghambat pembangunan di Jayapura. “Kami masyarakat adat khususnya warga Sentani tidak terlibat dalam kelompok kelompok liar seperti kelompok KNPB (Komite Nasional Papua Barat) yang selama ini sudah meresahkan masyarakat,” ujarnya, Senin (1/5/2016).
Seorang orator, Ayatanoi Eluay dalam orasinya mengatakan, bahwa sebagai masyarakat adat Sentani harus hormati tatanan adat yang ada di tanah Papua, karena itu adalah dasar agar saling menghargai. “Ada kelompok-kelompok yang selalu membuat masalah di atas tanah Papua, contohnya KNPB. Kita terjebak dalam konspirasi dan terjebak dalam kelompok tersebut. Mengenai ULMWP saya sudah ketemu Beny Wenda dan beliau menangis karena tidak ada keberhasilan sehingga kelompok ULMWP sudah membohongi masyarakat Papua,” ujarnya.
Menurutnya masyarakat Sentani sepakat hanya ingin sejahterakan. “Kami tidak akan bergabung dengan kelompok KNPB karena harus berpatokan kepada tatanan adat dan NKRI ,” ujarnya.
Peserta aksi lainnya, Harlem Saroy membaca pernyataan sikap yang isinya, masyarakat adat Sentani tidak ada yang terlibat ataupun tergabung dalam KNPB.
Kedua, masyarakat Sentani menentang keberadaan KNPB di Sentani, karena keberadaannya dinilai telah meresahkan warga.
“Menolak ULMWP menjadi anggota MSG karena selama ini telah membohongi masyarakat Papua. Keempat, meminta kepada pemerintah dan aparat keamanan untuk bersikap tegas terhadap masyarakat pegunungan yang telah berbuat kriminalitas untuk dikembalikan ke daerah asalnya,” sebutnya. Selanjutnya masyarakat adat Sentani mengharapkan terciptanya keamanan dan ketertiban di Kabupaten Jayapura sehingga pembangunan dapat berjalan dengan baik.
Pemerintah kabupaten maupun propinsi diminta menyerahkan proyek pembangunan di Jayapura kepada masyarakat adat Sentani serta meminta agar pemerintah daerah untuk menyelesaikan permasalahan sosial seperti pembayaran ganti rugi tanah bandara secepatnya.
Ketenangan dan kedamaian, serta pembangunan
Jelaslah sudah bahwa keberadaan KNPB dan ULMWP dilihat dari pernyataan sikap dan aksi unjuk rasa yang dilaksanakan di Jayawijaya dan Sentani menunjukkan “organisasi provokator” seperti KNPB dan ULMWP tidak mendapat tempat di hati masyarakat Papua, karena masyarakat Papua semakin menyadari bahwa mereka selama ini telah ditipu, dibohongi dan dihianati oleh KNPB dan ULMWP.
Sebenarnya, tuntutan masyarakat di Jayapura dan Sentani yaitu ketenangan, kedamaian dan pembangunan sampai ke kampung-kampung adalah tuntutan yang logis, sebab hanya dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui perluasan pembangunan di Papua, akan semakin mempersempit ruang gerak KNPB, ULMWP, OPM ataupun beberapa NGO/LSM di Jakarta untuk “menjual” isu-isu Papua terutama di ranah internasional.
Sikap tegas dan jelas dari masyarakat di Papua tersebut harus menjadi peringatan dini bagi kelompok KNPB ataupun ULMWP untuk secara sukarela membubarkan diri, sebelum mereka menjadi “musuh bersama” masyarakat Papua. Jika KNPB dan ULMWP menolak tuntutan masyarakat, maka bisa jadi masyarakat adat Papua akan menuntut mereka untuk diusir dari tanah Papua.
Sebenarnya, mereka yang tergabung dalam KNPB dan ULMWP adalah anak-anak muda di Papua yang militan, mencintai tanah Papua dan cerdas, hanya saja dalam menyuarakan atau memperjuangkan suara hatinya tersebut menggunakan cara-cara yang bertentangan dengan konstitusi negara, hanya mengedepankan demokrasi dan sikap perlawanan, sehingga anak-anak muda ini “dimanfaatkan” oleh banyak kelompok yang mempunyai misi berbeda terkait Papua. KNPB dan ULMWP kemungkinan dipakai “political fugitives” Benny Wenda untuk dapat hidup di London, Inggris. Mungkin juga, KNPB dan ULMWP dipakai sebagai “humas” OPM karena OPM tidak paham dinamika politik praktis di Papua, dan tidak menutup kemungkinan KNPB dan ULMWP  “berkolaborasi” dengan para koruptor dana Otsus Papua.
Jika saja aktivis KNPB dan ULMWP tidak nakal, tidak berpikiran separatis dan mencintai NKRI apa adanya, mereka adalah aset penting Papua dan dapat memimpin Papua ke depan. Kita berharap ULMWP dan KNPB kembali ke “ibu pertiwi”. Semoga.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com