Menguak Hajatan Politik Adu Domba untuk Umat Islam

Bagikan artikel ini

Ghuzilla Humeid-Network Associate Global Future Institute (GFI) 

Untuk menguak hajatan yang sedang terjadi di sebuah negeri, maka yang pertama harus dikenali adalah pemilik hajat.  Siapakah pemilik hajat ini?

Pemilik hajat ini biasanya bukanlah institusi negara, melainkan hanya keluarga kaya raya kelas internasional yang memiliki kekayaan melebihi negara. Mereka orang-orang asing pemegang kendali dunia yang memiliki kekayaan korporasi internasional.

Sang pemilik hajat menyelenggarakan hajatan dalam rangka untuk memperkaya diri dan berharap menguasai sumber daya alam sebuah negeri.

Ada dua raksasa yang sedang mengintai negeri ini. Namun raksasa yang telah bercokol lama adalah raksasa korporasi, bankir internasional yang memiliki kekuatan lebih mengakar di negeri ini.

Adapun raksasa kedua baru mulai eksis beberapa tahun belakangan ini yang merangsek masuk dengan pemberian fasilitas bantuan teknis dan investasi infrastruktur.

Raksasa pertama adalah mereka yang hari ini memiliki misi untuk menguasai dunia dan sedang berusaha menjadikan Palestina sebagai pusat kekuatan dunia nantinya. Meskipun hanya keluarga, tapi korporasi ini mampu mengendalikan sebuah negara.

Siapakah mereka ini? Silahkan di Googling sendiri, siapa para pemilik perusahaan minyak raksasa dunia. Mereka pula pencetus gerakan zionisme kembali ke Palestina, oleh karena itu keluarga kaya ini membutuhkan dana yang super-super besar untuk merealisasikan gerakan ini.

Dalam rangka untuk melestarikan eksistensi hidupnya agar tak terlihat sebagai penjajah yang hidup diatas kolonialisme modern, mereka memainkan peran seolah sedang menyelenggarakan gerakan anti terorisme dan kedamaian dunia.

Untuk merealisasikan agenda kerjanya, sang pemilik hajat lalu menanggap “Wayang” berupa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) internasional ataupun para mantan petinggi negara yang mempunyai kapasitas mampu mengendalikan sebuah negara yang memiliki kemampuan menjadi dalang bagi negerinya.

Para dalang ini bisa dari kalangan pelaku politikus maupun pengusaha kelas kakap. Tolak ukurnya adalah kemampuan dan kelihaian sang calon dalang bisa direkrut sebagai dalang untuk mengatur sang negeri jajahan. Sang pemilik hajat terlebih dahulu menentukan siapa musuh dan siapa kawan.

Kelompok Islam sebagai musuh utama dibaginya menjadi empat kelompok, yaitu:
1) Islam Traditional,
2) Islam Demokratis,
3) Islam Liberal dan
4) Islam Fundamental atau Islam Radikal.

Islam Fundamental atau Islam Radikal digolongkan sebagai musuh sang utama pemilik hajat.

Sedangkan Islam Tradisional, Islam Liberal dan Islam Demokratis adalah kawan yang harus di support.

Alhasil sang dalang pun meng-amin-kan kata sepakat. Maka taktik adu domba pun mulai dilancarkan.

Islam Radikal dikampanyekan sebagai musuh yang harus diberangus habis. Selanjutnya, Islam Traditional dibenturkan dengan Islam Demokratis. Dan Islam Liberal dibenturkan pula dengan Islam Demokratis.

Muncullah kegaduhan yang diharapkan oleh sang pemilik hajat. Bila ada kegaduhan, maka itu tandanya program berjalan sempurna.  Sang dalang mampu bekerja dengan baik.

Selanjutnya sang dalang mulai memainkan wayang-wayang politis, yaitu para tokoh publik yang memiliki power dan bersedia bekerjasama dengan para “dalang”. Kegaduhanpun mulai dirasakan oleh umat kelas bawah. Issue kontra terorisme diciptakan.

Aneka kegaduhanpun berjalan sempurna, semua muaranya untuk menggoyang negara.  Umat yang di grassroots-pun dibuat larut pada kegaduhan.

Demikian besarnya fitnahan yang mereka ciptakan, hingga umat Islam menjadi saling adu salah menyalahkan satu dengan yang lainnya.

Bila umat dan rakyat gaduh saling tuding dan saling adu menyalahkan, maka mereka mulai bekerja.

Mereka para pemilik hajatanpun selanjutnya akan hadir dengan kedoknya sebagai korporasi yang datang ingin berinvestasi dan menawarkan bantuan keuangan untuk mengatasi keamanan agar investasi mereka aman dan langgeng layaknya Tuan Besar yang Baik Hati.

Sumber daya alam dari mulai migas hingga uranium dan emas mulai dikeduknya dengan santai tanpa menggubris umat yang sedang gaduh.

Sadarkah kita? Umat Islam itu dari sananya satu (Ummatan waahidan). Mari perkokoh persatuan umat Islam.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com