Menteri yang Ikut Konvensi Partai Demokrat, Wajib Mundur atau Tidak

Bagikan artikel ini

Datuak Alat Tjumano, peneliti senior Lembaga Analisa Politik dan Demokrasi

Sebuah media massa yang dikenal publik sebagai media milik salah seorang peserta Konvensi Capres Partai Demokrat pada 24 September 2013 memberitakan tentang keikutsertaan pejabat publik dalam konvensi capres Partai Demokrat. Untuk menjaga “netralitas media tersebut”, mereka tidak mewawancarai ownernya yang sedang ikut konvensi, namun mewawancarai salah satu menteri yang ikut juga dalam konvensi tersebut.Dalam pemberitaan tersebut, media ini mewawancarai Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan didesak mundur dari jabatan menteri jika ingin mengikuti konvensi PD. Namun, Gita menyatakan bahwa dirinya tidak akan mundur sebelum ada benturan kepentingan dari keikutsertaannya sebagai capres.

Isu mundurnya Menteri Perdagangan Gita Wiryawan dari jabatan sebagai Menteri Perrdagangan adalah sebuah berita yang berkembang dalam tiga versi dengan  tema yang tidak menunjukkan ada kaitannya satu dengan yang lain yaitu : pertama, isu yang mengatakan Menteri Gita Wiryawan telah mengajukan permohonan mundur kepada Presiden SBY. Berita tersebut tersebut lebih bersifat pernyataan mengenai agenda pribadi diperkuat dengan berita yang mengatakan Menteri Gita Wiryawan akan mundur dari jabatannya sebagai menteri setelah konferensi APEC. Terkait dengan isu ini, Juru Bicara Kepresidenan diam saja. Kedua, namun berita atau isu tersebut direspons Juru Bicara Kementerian Perdagangan yang membantah berita tersebut tidak benar. Menteri Gita Wiryawan tidak akan mundur. Ketiga, Nurhayati Assegaf, Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR-RI mengatakan peserta konvensi tidak perlu mundur dari jabatan publik yang disandangnya. Keempat, berita-berita yang menghendaki Gita Wiryawan sebagai peserta konvensi agar mundur dari jabatannya sebagai Menteri Perdagangan justeru muncul sebagai pernyataan beberapa pihak.

Terhadap berita-berita tersebut dapat ditangkap tema yaitu : pertama, terkait dengan isu yang pertama berisi tema yang menonjolkan semangat Gita Wiryawan untuk menjadi Presiden dan keikutsertaannya dalam konvensi adalah serius dan diucapkan oleh Gita Wiryawan sendiri. Kedua, isu kedua berisi tema Gita Wiryawan ingin mensukseskan program Kementerian Perdagangan merupakan netralisasi berita oleh Staf Kemendag. Ketiga, isu ketiga tidak secara khusus mengomentari berita mengenai Gita Wiiryawan, tetapi memberikan klarifikasi bahwa peserta konvensi  tidak harus mundur dari jabatannya, juga  seolah-olah membenarkan bantahan bahwa Gita Wiryawan tidak pernah menyatakan akan mundur. Ketiga, isu ketiga berisi tema adanya suasana masyarakat yang tidak happy dengan sikap Gita Wiiryawan yang senang impor, sehingga lebih baik kalau jabatan Menteri Perdagangan yang dipegang Gita Wiryawan diganti.

Sebelum isu mundurnya Gita Wiryawan dari jabatan Menteri Perdagangan telah tersiar berita Dino Patti Djalal telah mengajukan surat pengunduran diri dari jabatan sebagai Duta Besar RI di Washington meskipun masih akan membantu pelaksanaan Konferensi APEC, dimana terhadap berita ini media massa tidak ada reaksi.

Namun demikian justeru kemungkinan mundurnya Dino Patti Djalal membuat Presiden SBY tersentak kaget, karena langkah Dino Patti Djalal bisa diikuti pejabat pemerintah lainnya (Gita Wiryawan, Dahlan Iskan, Marzuki Alie, dan Sinyo Harry Sarundayang).

Oleh sebab itu kebetulan permohonan Gita Wiryawan kepada Presiden SBY baru diajukan secara lisan, sehingga pernyataan Gita Wiryawan akan mundur meskipun telah disiarkan media massa tetapi mudah meralatnya.

Bahwa ada sesuatu ralat terselubung telah dilakukan oleh Gita Wiryawan terindikasi tidak ada pembelaan atau klarifikasi dari mana media massa memperoleh berita dan menyiarkannya seperti isu yang pertama.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com