Menuntut Upah Naik Ketika Ekonomi Terjepit?

Bagikan artikel ini

Yohanes Wawengkang 

Lautan 6 ribu buruh menggelar aksi di Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, belum lama ini. Mereka akan bergerak menuju Istana Negara, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat. Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menggelar aksi untuk menuntut kenaikan upah 50 persen secara nasional dan Rp 3,7 juta untuk Jakarta.

Satu ruas jalan Thamrin menuju Monas dipadati buruh sehingga terjadi kemacetan yang cukup padat di Jalan Sudirman. Kemacetan tersebut dimulai dari Semanggi, Jalan Sudirman, hingga ke Bundaran HI.

Adapun tuntutan lainnya, pemerintah harus menjalankan jaminan kesehatan per 1 Januari 2014 tanpa pentahapan. Serta meminta pemerintah untuk mengangkat seluruh pekerja outsourcing BUMN menjadi pekerja tetap.

Aksi demo memang hak para pekerja namun menyuarakan tuntutan-tuntutan itu saat ini rasa-rasanya kurang pas. Rangkaian unjuk rasa itu hanya akan menghancurkan perusahaan yang sedang kesulitan menghadapi gejolak ekonomi.

Dalam situasi ekonomi di ambang krisis, para buruh harusnya tidak memaksakan kehendak. Tuntutan kenaikan UMP hingga 50% sepertinya tidak rasional dan tidak sesuai dengan kondisi riil yang dihadapi bangsa.

Aksi demo pada situasi turbulensi ekonomi justru membuat ekonomi Indonesia kian terpuruk. Semua pihak harus duduk bersama untuk musyawarah dengan mengedepankan kepentingan bangsa.

Pekerja, pengusaha, dan pemerintah perlu segera duduk bersama untuk mendiskusikan situasi ekonomi bangsa. Gejolak ekonomi yang sedang menggantang bangsa ini bukan hal sepele. Laju pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan sekitar 5,8-6,0% dan pertumbuhan tahun depan sudah direvisi turun dari 6,4% ke level 5,8%.

Kondisi ini terjadi karena situasi ekonomi global yang memburuk. Permintaan barang di Eropa menurun drastis dan itu berdampak signifikan pada penurunan ekspor produk Indonesia. Di dalam negeri, Indonesia kesulitan menghadapi serbuan produk impor. Dalam keadaan seperti ini hanya produk berteknologi tinggi yang diproduksi dengan efisien yang bisa bersaing.

Ekonomi memang sedang sulit dan dampaknya menyudutkan pihak buruh dan pengusaha. Menuntut kenaikan upah ditengah kondisi yang sempit ini rasa-rasanya terlalu berlebihan.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com