Ramadhan dan Pilpres

Bagikan artikel ini

Amril Jambak, Peneliti di Forum Dialog dan Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia

TIDAK berapa lama lagi Bulan Suci Ramadan 1435 H datanglah sudah. Bagi umat Islam, datangnya bulan yang penuh rahmat ini biasanya disambut dengan suka cita, yakni lebih fokus menjalankan rukun Islam keempat, yang berbunyi berpuasa pada bulan Ramadhan. Kata “Ramadhan” merupakan bentuk mashdar (infinitive) yang terambil dari kata ramidhayarmadhu yang pada mulanya berarti membakar, menyengat karena terik, atau sangat panas.

Dinamakan demikian karena saat ditetapkan sebagai bulan wajib berpuasa, udara atau cuaca di JazirahArab sangat panas sehingga bisa membakar sesuatu yang kering. Selain itu, Ramadhan juga berarti ‘mengasah’ karena masyarakat Jahiliyah pada bulan itu mengasah alat-alat perang (pedang, golok, dan sebagainya) untuk menghadapi perang pada bulan berikutnya. Dengan demikian, Ramadhan dapat dimaknai sebagai bulan untuk ‘mengasah’ jiwa, ‘mengasah’ ketajaman pikiran dan kejernihan hati, sehingga dapat ‘membakar’ sifat-sifat tercela dan ‘lemak-lemak dosa’ yang ada dalam dirikita.

Dikutip dari tulisan Muhbib Abdul Wahab dari republikaonline.com, Ramadhan yang setiap tahun kita jalani sangatlah penting dimaknai dari perspektif nama-nama lain yang dinisbatkan kepadanya. Para ulama melabelkan sejumlah nama pada Ramadhan.

Pertama, Syahr al-Qur’an (bulan Alquran), karena pada bulan inilah Alquran pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, kitab-kitab suci yang lain: Zabur, Taurat, dan Injil, juga diturunkan pada bulan yang sama.

Kedua, Syahr al-Shiyam (bulan pua sa wajib), karena hanya Ramadhan meru pakan bulan di mana Muslim diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh. Dan hanya Ramadhan, satu-satunya, nama bulan yang disebut dalam Alquran. (QS al-Baqarah [2]: 185).

Ketiga, Syahr al-Tilawah (bulan membaca Alquran), karena pada bulan ini Jibril AS menemui Nabi SAW untuk melakukan tadarus Alquran bersama Nabi dari awal hingga akhir.

Keempat, Syahr al-Rahmah (bulan penuh limpah an rahmat dari Allah SWT), karena Allah menurunkan aneka rahmat yang tidak dijumpai di luar Ramadhan. Pintu-pintu kebaikan yang mengantarkan kepada surga dibuka lebar-lebar.

Kelima, Syahr al-Najat (bulan pembebasan dari siksa neraka). Allah menjanjikan pengampunan dosa-dosa dan pembebesan diri dari siksa api neraka bagi yang berpuasa karena iman dan semata-mata mengharap ridha-Nya.

Ke enam, Syahr al-’Id (bulan yang berujung/ berakhir dengan hari raya). Ramadhan disambut dengan kegembiraan dan diakhiri dengan perayaan Idul Fitri yang penuh kebahagiaan juga, termasuk para fakir Syahr al-Judd (bulan kedermawanan), karena bulan ini umat Islam dianjurkan banyak bersedekah, terutama untuk meringankan beban fakir dan miskin.

Ketujuh, Syahr al-Judd (bulan kedermawanan), karena bulan ini umat Islam dianjurkan banyak bersedekah, terutama untuk meringankan beban fakir dan miskin. Nabi SAW memberi keteladanan terbaik sebagai orang yang paling dermawan pada bulan suci.

Kedelapan, Syahr al-Shabr (bulan kesabaran), karena puasa melatih seseorang untuk bersikap dan berperilaku sabar, berjiwa besar, dan tahanujian. Kesembilan, Syahr Allah (bulan Al lah), karena di dalamnya Allah melipatgandakan pahala bagi orang berpuasa. Jadi, Ramadhan adalah bulan yang sangat sarat makna yang kesemuanya bermuara kepada kemenangan, yaitu: kemenangan Muslim yang berpuasa dalam melawan hawa nafsu, egositas, keserakahan, dan ketidakjujuran.

Sebagai bulan jihad, Ramadhan harus dimaknai dengan menunjukkan prestasi kinerja dan kesalehan individual serta sosial. Alhamdulillah di awal bulan suci Ramadhan kali ini, Indonesia akan menggelar pemilihan presiden (Pilpres) pada 9 Juli 2014. Penulis mengharapkan, di bulan yang penuh rahmat ini, semua pihak diharapkan menahan diri sampai menunggu hari ‘H’ pilpres. Kampanye-kampanye hitam yang dilayangkan dari masing-masing kubu hendaknya tidak ada lagi agar tercipta suasana nyaman dan tenang dalam bulan suci ini.

Dan juga diingatkan kepada pendukung dan simpatisan agar membela kepentingan masing-masing tanpa menjelek-jelekkan pasangan lawan. Marhabban Ya Ramadhan, selamat datang bulan yang penuh hikmah dan rahmat. Semoga pilpres menghasilkan pemimpin yang amanah dan berakhlak baik dan mampu menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR). Siapapun yang terpilih, merekalah yang mendapatkan mandat dari rakyat Indonesia. Dan yang kalah, baik pendukun dan simpatisan hendaknya legowo menerima kekalahan agar pilpres tidak berakhir buruk.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com