Situasi Amerika Serikat Periode 1 s/d 15 Februari 2013

Bagikan artikel ini

Toni Ervianto, alumnus Fisipol Universitas Jember dan alumnus pasca sarjana UI

Perkembangan situasi dalam negeri Amerika Serikat (AS) selama periode 1 s.d 15 Februari 2013 dari pemberitaan berbagai media massa di AS masih ditandai mayoritas permasalahan ekonomi, politik dan keamanan. Salah satu persoalan di luar AS yang juga menjadi perhatian pemerintahan Obama adalah penyerangan bus turis Bulgaria serta rencana peluncuran nuklir Korea Utara.

Dalam bidang ekonomi, berdasarkan laporan Departemen Perburuhan AS tercatat bahwa ada sebanyak 157.000 orang yang mendapatkan pekerjaan pada bulan Januari dibandingkan bulan sebelumnya yaitu Desember 2012 sebanyak 196.000 orang. Namun, tingkat pengangguran di AS naik rata-rata antara 7,9% dari 7,8% pada Desember 2012. Gambaran situasi ekonomi ini menunjukkan pendapatan nasional AS seperti yang tidak diharapkan, karena tingkat konsumsi yang rendah akibat masyarakat AS masih galau dengan pendapatan mereka dan prospek pekerjaan mereka. Adanya kebijakan pajak yang tinggi diterapkan oleh Washington bulan yang lalu juga telah membuat konsumen mengurangi konsumsinya dan lebih memfokuskan untuk bekerja pada awal tahun 2013.
Sementara itu, Departemen Kehakiman AS mengatasnamakan negara akan mengajukan tuntutan perdata terhadap pelayanan ratings yang dikeluarkan Standard & Poor’s karena layanan perusahaan dari obligasi hipotek tersebut telah menyebabkan krisis keuangan. Sampai 4 Februari 2013, Departemen Kehakiman AS telah melakukan pembicaraan untuk menyelesaikan masalah ini dengan pihak Standard & Poor’s, tetap pembicaraan tersebut gagal mencapai kesepakatan karena menurut beberapa sumber yang dilansir berbagai media massa menyebutkan Departemen Kehakiman AS akan mencari penyelesaian “lebih dari 10 angka” atau setidaknya US $ 1 miliar, dimana hal ini akan menghapus keuntungan perusahaan induk Standard & Poor’s, McGraw-Hill Company selama satu tahun penuh.
Sementara itu, perusahaan Dell telah setuju untuk melakukan “go private” senilai US $ 24 miliar dipimpin oleh pendiri dan perusahaan investasi Silver Lake. “Go private” ini terbesa dilakukan sejak krisis. Disepakati sesuai ketentuan, konsorsium pembeli yang juga termasuk Microsoft akan membayar sekitar $ 13,65 per saham, yang merupakan premi sekitar 25%.
Di bidang penerbangan, perusahaan US Airways menyetujui merger dengan American Airlines dalam rangka menciptakan peluang pasar yang lebih besar. Kesepakatan merger yang diberitakan pada 13 Februari 2013 ini akan meningkatkan rute domestik American Airlines, memperkuat kehadirannya di Timur Laut dan memberikan jaringan yang lebih besar untuk menarik wisatawan bisnis. Merger US Airways dan American Airlines ini akan bersaing dengan United Airlines dan Delta Air Lines.
Presiden Obama telah meminta kepada Kongres untuk menyetujui pemotongan anggaran yang akan diberlakukan pada 1 Maret 2013, dimana pemotongan anggaran ini juga akan berpengaruh pada kehidupan di dalam negeri AS termasuk kegiatan militernya. Adanya tindakan cepat untuk menghindari pemotongan otomatis, sering disebut menyita tersebut, merupakan cerminan dari dampak bahwa pejabat Gedung Putih percaya bahwa pemotongan akan berdampak pada ekonomi Amerika dan mungkin di seluruh dunia. Para pejabat mengatakan, dalam sembarangan pemotongan akan menelan biaya ratusan ribu pekerjaan sebagai instansi pemerintah dan kontraktor akan mengurangi pengeluaran belanja dan gaji.
Politik dan Keamanan
Pemerintah Bulgaria menyatakan ada dua orang yang berada di belakang serangan bom mematikan dengan sasaran bus pariwisata Israel 6 bulan yang lalu, dimana mereka yang melakukan serangan diyakini adalah anggota sayap militer grup militan Lebanon, Hezbollah. Pengumuman yang dimuat media New York Times pada 5 Februari 2013 ini menyebutkan Uni Eropa menyakini kelompok teroris ini sedang mengembangkan jejaringnya dan mencari sumber-sumber keuangan di berbagai kawasan. Menurut Mendagri Bulgaria, Tsvetan Tsvetanov, dari hasil investigasi atas kasus pemboman di Burgas pada Juli 2012 menyebutkan lelaki dengan memakai paspor Australia dan Kanada adalah dua dari tiga inspirator terjadinya serangan yang mematikan 5 orang turis Israel dan pengemudi bis yang merupakan warga negara Bulgaria.
Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney dalam jumpa pers menyatakan, Presiden Obama akan berkunjung ke Israel sebagai kunjungan pertamanya setelah terpilih kembali sebagai Presiden AS. Rencana kunjungan ini sudah didiskusikan antara Obama dengan Benjamin Netanjahu melalui telepon pada 28 Januari 2013. Menurut Carney, kedua pemimpin akan membicarakan “langkah-langkah lanjutan” atas sejumlah topik termasuk masalah keamanan terkait Iran dan Suriah. Presiden Obama dalam kunjungan ke Israel juga akan datang ke daerah West Bank serta Jordania dalam rangkaian kunjungannya ke wilayah Timur Tengah.
Gedung Putih telah memerintahkan kepada Departemen Kehakiman untuk membuka dokumen rahasia yang berisi hasil diskusi terkait justifikasi legal untuk menggunakan drone (pesawat pengintai tanpa awak) dengan sasaran warga AS yang dicurigai terlibat jaringan teroris. Perintah ini untuk memenuhi permintaan dua anggota Komite Intelijen Kongres. Gedung Putih menyatakan akan membuka memo tahun 2010 yang dibuat Departemen Kehakiman untuk menjustifikan pembunuhan Anwar al-Awlaki, warga AS yang bergabung dengan Al Qaeda di Yaman. Anwar al-Awlaki terbunuh atas serangan drone CIA pada September 2011.
Pihak AS dan Korea Selatan melaporkan bahwa adanya aktivitas seismik di Korea Utara menunjukkan adanya bukti bahwa Korut akan tetap uji coba nuklir ketiganya dan hal ini merupakan tantangan bagi pemerintahan Obama untuk menjaga keamanan AS dari ancaman nuklir Korea Utara. Juru Bicara Kementerian Pertahanan Korsel, Kim Min-seok menyatakan, kami mempercayai bahwa Korut tetap akan melakukan uji coba nuklir.
Presiden Obama merencanakan akan menarik 34.000 personil tentara AS dari Afganistan pada awal 2014. Keputusan Presiden Obama ini menunjukkan kebijakan yang seimbang antara kepentingan politik dan militer. Sementara itu, hasil voting 14 melawan 11 di Senat akhirnya menyetujui nominasi Senator Chuck Hagel sebagai Menteri Pertahanan, hasil voting ini juga menunjukkan adanya keretakan yang mendalam antara kubu Republik dan Demokrat terhadap kebijakan prerogratif Obama di bidang luar negeri.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com