Tebar Pesona dalam Demokrasi

Bagikan artikel ini

Suhendro, Pemerhati Masalah Kebangsaan

Dalam proses kampanye pemilu 2014 tindakan kekerasan dan pelanggaran akan mewarnai pemilu. Gesekan antar partai politik sering terjadi dilapangan yang berujung pada tindakan kekerasan dan pelanggaran pidana pemilu, sebenarnya pihak kepolisian dan pengawas pemilu dapat melakukan respon cepat dalam melakukan pengawasan dan penanganan kasus. Saat ini, para elit seharusnya menjadi negarawan besar setelah menjadi politisi yang memiliki orientasi menyukseskan idealisme, cita-cita, visi dan misinya tentang bagaimana sebuah negara bangsa (nation state) dapat maju sebagai kesatuan yang tidak kalah dalam persaingan antar bangsa.

“Gagal dalam sebuah pertempuran akan lebih ksatria, daripada gagal sebelum sempat menarik pedang”…”Gagal dalam kemuliaan adalah lebih baik, daripada menang dalam kehinaan dan kecurangan.”

Mengajak masyarakat agar  menyalurkan hak pilihnya pada 9 April 2014. Parpol merupakan ikon utama partisipasi politik. Tugas utama Parpol tidak hanya mendudukan Calegnya merebut kursi di DPR, tetapi Caleg juga harus dapat memberikan pendidikan politik bagi pemilih. Parpol saat ini hanya banyak berkelut dalam proses administrasi dan pragmatisme. Jangan memilih caleg yang hanya memiliki uang banyak, tetapi masyarakat harus bisa seorang pemimpin yang memiliki 4 kriteria yaitu siddiq (benar), amanah (bisa dipercaya), tabligh (menjadi aspirator), fathanah (cerdas). Mahasiswa sebagai agen perubahan dan penyuara moral harus terus maju untuk ikut membangun bangsa, apa yang sudah dilakukan ditingkatkan. Bangsa Indonesia yang begitu banyak suku dengan semboyan bhineka tungal ika hendaknya tidak hanya menjadi semboyan yang hanya terucap begitu saja tapi bagaimana kita bisa memaknai lebih dalam dalam kehidupan sehari-hari, butuh keteladanan nyata dari nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika.

Di negara yang plural dan heterogen, memilih merupakan suatu kebutuhan. Masyarakat tidak boleh apatis pada  proses pemungutan suara Pemilu  9 April 2014. Peran serta masyarakat dalam pelaksanaan Pemilu sangat penting. Ormas, Tokoh Agama, Media diharapkan berperan memberikan sosialisasi Pemilu  kepada masyarakat. Pemilih pemula banyak diburu oleh para politisi karena suaranya tergolong besar dan memiliki idealisme untuk melakukan perubahan. Pileg 2014 akan berpengaruh pada Pilpres  2014, sehingga tingkat partisipasi masyarakat dalam Pemilu 2014 harus harus dijaga dengan baik. Pemilu 2014 akan bermakna bila memenuhi 3 kriteria yaitu keterbukaan, ketepatan dan keefektifan. Pemuda mampu memberikan transformasi pikiran, ide terhadap lingkungan.

Di dalam kampus juga bisa kita melakukan transformasi ide, pikiran melalui media-media kampus, dan mencari ide-ide dalam mendukung pemerintah dalam mendukung pemilu. Media diharapkan dapat berperan memberikan informasi publik yang membangun. Media diharapkan tidak  berat sebelah dalam menyajikan informasi tentang peserta Pemilu serta  tertib dalam menayangkan periklanan. Para pemimpin harus terbuka pada kritik dan saran dari publik. Pemilih pemula belum ada nilai pembanding karena baru melakukan pemilihan pertama kali,  pemilih pemula masih mencari jati diri, belum memiliki gambaran akan dibawa kemana bangsa Indonesia 5 tahun kedepan. Kita harus memilih calon pemimpin atau wakil rakyat yang memiliki kemauan keras, beritikad baik dan luhur serta terterima di  masyarakat. “Bagi yang sering mengatakan “seandainya 5 tahun lalu saya melakukan hal itu”. Bayangkanlah anda mengatakan hal yang sama 5 tahun lagi. Berubahlah hari ini juga tentukan hak politik anda pada Pemilu 2014”.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com