Economic Forecasting: Kondisi Ekonomi Indonesia Sepanjang Tahun 2016

Bagikan artikel ini
Ramalan Ekonomi (Economic Forecasting) adalah proses meramalkan kondisi ekonomi menggunakan model statistik yang hasilnya menjadi sarana untuk membuat strategi dan kebijakan yang akan diputuskan pemerintah atau dunia usaha. Ramalan ekonomi Indonesia di buat oleh berbagai lembaga riset Internasional salah satunya “Trading Economics” di New York yang sudah 10 tahun melakukan riset dengan data untuk 300,000 indikator ekonomi ,diproses bulanan, triwulanan dan tahunan secara akurat untuk 196 negara.
Berikut indikator utama ekonomi Indonesia 2016:
A. PERTUMBUHAN EKONOMI (PRODUK DOMESTIK BRUTO):
Triwulanan (T); T1= -(minus) 0,1%,T2:= 2.6 % T3= 2,5 % T4=1,47 %
Hitungan tahunan (Annual) T1= 4,9 % T2=4.8 % T3= 4.9 % T4= 4,7 %
B. NILAI MATA UANG RUPIAH PER DOLAR AS (USD):
Triwulanan:T1=Rp14.064, T2= Rp 14.343, T3= Rp 14.482 , T4= Rp 14.621
Saat data ini diproses Rupiah per dolar Rp 13,029,5
C. INFLASI :
Triwulanan T1=4.2 % T2=3.7 % T3=3.7 % , T4= 4,5 % T4= 4,6 %
 D.RASIO UTANG PEMERINTAH TERHADAP PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB):
Triwulanan: T1=26.05 %, T2= 26.1 % , T3=26,3 % ,T4= 26,4 %
 E.PERSENTASE TENAGA KERJA YANG MENGANGGUR:
Triwulanan: T1= 5.9 %, T2= 5.9 %, T3 = 6. 2 %, T4=6.2 %
 F. JUMLAH ORANG YANG MENGANGGUR (UNEMPLOYED PERSON):
Triwulanan T1= 7,444,770, T2= 7,444,000, T4= 7,341,789. T=7,464,401
 KESIMPULAN:
Menurut ramalan ini sasaran pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan pemerintah 5,3 % masih sulit dicapai. Reuter membuat polling tentang prediksi-prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hasilnya rata-rata (average) = 5,1.%. Prediksi pemerintah (5.3 %) masih lebih rendah dibanding pertumbuhan negara-negara Asia Berkembang (Emerging & Developng Asia) yang menurut IMF rata-rata 6,6 % (2015), 6,3 % (2016) dan 6,2 % (2017). Konsekuensinya penyerapan tenaga kerja masih rendah maka diprediksi jumlah penganggur di akhir 2016 lebih besar dari pada awal 2016.
Beban utang pemerintah bertambah,melebihi batas aman IMF 1.5 % dari PDB Rupiah per dolar di akhir 2016 ada di atas Rp 14,500 diakibatkan tekanan kebijakan suku bunga Amerika yang akan naik dan masih lemahnya pasar bagi ekspor Indonesia.
Prediksi memang bukan kepastian,bisa berubah naik (lebih baik) dan bisa turun (lebih buruk) sesuai kondisi yang terjadi. Tetapi saat ini pemerintah jangan mengatakan kondisi “ekonomi Indonesia baik-baik saja”, apalagi menyebutnya “terbaik di dunia”.Sabarlah dalam melakukan perbaikan.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com