Sigid Kusumowidagdo, Human Capital Advisor di Bank Pundi Indonesia, Tbk
Presiden Asian Development Bank (ADB) Takehiko Nakao pada tgl 12 Pebruari 2016 mengumumkan utang baru ke pemerintah Indonesia untuk 5 tahun ke depan sebesar USD 10 miliar atau USD 2 miliar per tahun. Ini merupakan kenaikan jauh lebih besar dari pada USD 740 juta per tahun yang diberikan ADB kepada Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014.Utang baru ini akan digunakan untuk membangun infrastruktur fisik dan sosial. Di tahun 2015 ADB juga telah memberi utang USD besar sebesar USD 1,67 miliar.
Sebagai pertimbangan ADB untuk meningkatkan dana pinjaman kepada Indonesia adalah karena 28 juta atau 11 % penduduk Indonesia masih hidup di bawah garis kemiskinan dan 60 % tenaga kerja di Indonesia bekerja di sektor informal. Di samping itu kondisi keuangan negara juga dalam kondisi rentan. Menteri Keuangan RI Bambang Brojonegoro pada 11 April mengumumkan di Triwulan I (Januari-Maret) 2016 penerimaan negara turun13.6 % menjadi Rp 247,6 Triliun di banding periode yang sama tahun 2015.
Bank Dunia juga telah memberi utang kepada pemerintah Indonesia di tahun 2015 sampai Oktober sebesar USD 6,7 miliar untuk 41 proyek aktif.
Pembayaran utang dalam dolar AS tentu berat karena untuk APBN 2016 asumsi nilai rupiah ditetapkan berada antara Rp 13,527 sampai Rp13,900 per dolar AS sehingga kemungkinan besar akan terjadi pemotongan-pemotongan anggaran ke depan agar tidak terjadi krisis keuangan. Sebaliknya pemotongan anggaran yang besar khususnya di bidang infrastruktur bisa juga mengurangi minat para investor untuk investasi di Indonesia yang selama ini telah mendesak agar fasilitas infrastruktur di Indonesia segera diperbaiki.
Facebook Comments