Ayo Kita Bangun Masyarakat Baru

Bagikan artikel ini

Santoso, Kementerian Dalam Negeri

(Disampaikan dalam Seminar Prospek Media Massa Nasional, yang diselenggarakan oleh Global Future Institute, 28 Agustus 2014).

Saya tertarik ketika, secara pribadi diundang pada acara seminar ini. Kebetulan selain sebagai salah seorang staf di Kementerian Dalam Negeri,  saya juga aktif di Ormas Gerakan Indonesia. Apalagi temanya prospek media massa 2015, memang sebuah tema yang cukup menarik dibahas. Sejak pilpres kali ini, kualitas media massa kita sangat menurun sekali sehingga apapun yang diinformasikan kepada masyarakat walaupun saya jadi timses juga, tapi saya merasa apa yang disampaikan kepada masyarakat sepertinya tidak lengkap.

Sorotan dari media terhadap apa yang sesungguhnya terjadi saat ini, tidak terjadi.  Di kampung sekarang dia pakai HP saja sudah tahu, sering-sering melalui dunia maya facebook, twitter, hal-hal yang seprti ini yang dibangun untuk membusukkan informasi-informasi kalau anak muda dari mulut ke mulut.

Ketika tadi dikatakan media sebagai aktor politik ya saya bilang benar sekali. Pola yang seperti apa sih? Saya juga bingung sering diskusi dengan teman bahkan negara ini bentuknya apa? Bangsa kita ini seperti apa? Kita gak kaku terhadap asing, mereka juga harus menerima, tapi mau tidak mau kita saling ketergantungan, kita agak kaku seperti pak Prabowo sehingga ditolak sama asing ini yang sampai sekarang saya masih diskusikan dengan teman. Fungsi Media yang sesungguhnya itu seperti apa? Memberi pendidikan kepada masyarakat kita, ataukah  sebagai law enforcement. Lalu siapa yang mengawasi media? Ternyata media Tidak ada yang mengawasi.

Kita berpikir hari ini, bagaimana nanti cucu dan cicit di masa depan? Mereka hanya menelan, secara konsumtif segala macam bentuk pemberitaan yang ada. Akhirnya kita ini sedang mencari pola, sampai saat ini saya gak tahu apa? Nanti kapan-kapan kita ajak teman-teman sharing-sharing atau  berbagi informasi dan gagasan tentang masalah kebangsaan ini.

Ayo kita bangun masyarakat baru, sehingga bangsa kita ini  anti kapitalis, antiliberalisme, tapi tetap fleksibel layaknya bangsa kita ketika membangun candi borobudur.  Saya lihat dulu semua sama, setelah dipugar ada semen jatuh brakkkk. Orang dulu luar biasa fleksibelnya, mau tidak mau kita harus membangun pola media massa harus fleksibel, polanya seperti apa saya tidak tahu.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com