Biografi Mandela: Menyingkap Topeng Kapitalisme dari Kolonialisme

Bagikan artikel ini

Dalam membaca biografi tokoh-tokoh dunia kadang saya bukan kepincut sama si tokohnya melainkan pada si penulis biografinya. Satu diantaranya adalah Allen Samson ketika menulis biografi Nelson Mandela, the authorized biography.

Allen punya reputasi sebagai wartawan investigasi, yang mana melalui karya karya sebelumnya berhasil menembus informasi dari balik berita. Seperti The Seven Sisters yang membongkar pengaruh perusahaan-perusahaan migas amerika dalam menyetir kebijakan luar negeri pemerintah AS dan Arms Bazaar yang membongkar jual beli senjata di pasar gelap.

Ternyata benar. Melalui biografi Mandela. Saya malah terkesima pada kelakuan munafik Inggris dalam menyikapi diskriminasi rasial di Afrika Selatan. Misalnya ketika Margareth Theatcher melindungi perusahaan-perusahan Inggris yang investasi di Afrika Selatan dengan tetap membela rezim Apartheid dan rasialis.

Sehingga Allen berhasil mengilustrasikan melalui beberapa fakta bahwa diskriminasi rasial terhadap warga kulit hitam Afrika Selatan (Afsel) merupakan upaya sadar Inggris dan Belanda mengamankan kapitalisme.

Terungkap juga akal bulus Inggris mengadu domba antar pimpinan pergerakan nasional seperti Nelson Mandela dengan mengalihkan lingkup perlawanan terhadap dominasi kulit putih ke benturan antar pemimpin suku.

Dengan menokohkan Butelezi untuk dibenturkan dengan Mandela. Terungkap niat busuk Inggris untuk mengerdilkan isu nasionalisme dan kemerdekaan jadi soal bagi bagi porsi kekuasaan antar suku di Afsel.

Inggris juga terlalu membesar besarkan komunisme untuk membangun citra gerakan Mandela dan African National Congress (ANC) adalah gerakan komunis atau ultra nasionalis. Yang terbukti kemudian hari cuma fantasi dan khayalan Inggris belaka. Komunis selalu gagal memaksakan agendanya ke ANC karena kuatnya karisma Mandela.

Hendrajit, pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com