Catatan kecil Konflik Indonesia-Malaysia

Bagikan artikel ini

Rusman

Hubungan bilateral Indonesia-Malaysia terganggu akhir-akhir ini. Penyebabnya beragam mulai soal perbatasan, pengakuan budaya bangsa Indonesia oleh Malaysia serta perlakuan kasar terhadap Tenaga Kerja Indonesia.

Terkait dengan perbatasan, pemerintah Malaysia  secara sepihak mengakui blok Ambalat yang ada di Laut Sulawesi sebagai wilayahnya. Jauh sebelumnya kasus Sipandan-Ligitan yang menyebabkan retaknya hubungan diplomatik kedua negara. Konflik ini menyebabkan Indonesia harus kehilangan Pulau Sipadan-Ligitan. Yang teranyar pengakuan Malaysia atas beberapa budaya Indonesia.  Sebut saja reog asal Jawa Timur dan tari pendet asal Bali. Sejarahnya, memang hubungan kedua negara tak pernah mulus.

Dimasa pemerintahan Soekarno, Presiden RI Pertama, hubungan kedua negara ini pernah terguncang, bahkan mencapai klimaks. Ketika itu Presiden RI Soekarno memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaysia.

Soekarno saat itu menilai Malaysia sebagai antek kolonialisme, yang mendukung penjajahan di atas muka bumi. Politik luar negeri Indonesia saat itu memang lebih cenderung pro-Timur. Ketika itu Soekarno membenci segala hal yang berbau Barat. Karena kolonialisme adalah produk Barat, maka Indonesia pun menunjukkan ketidaksukaannya ketika Malaysia memilih bergabung dengan Inggris. Sampai saat ini pun, Malaysia, di samping Inggris, Singapura, dan sejumlah negara lainnya, merupakan anggota negara-negara persemakmuran Inggris.

Parahnya, hubungan Indonesia-Malaysia pada tahun 1960-an itu bisa dilihat dari sejumlah slogan politik yang marak saat itu. “Ganyang Malaysia” menjadi suatu kalimat yang populer pada masa itu. Namun, dimasa Soeharto hubungan antara Indonesia-Malaysia menjadi pulih kembali.

Agaknya, sikap klaim sepihak Malaysia terhadap wilayah RI akan mungkin terjadi kembali. Beberapa tokoh politik di Indonesia menilai perilaku Malaysia belakangan ini cenderung melecehkan Indonesia. Sebut saja kasus yang dialami para Tenaga Kerja Indonesia atau TKI. Banyak kasus menyebutkan para TKI mengalami perlakuan yang sangat tidak manusiawi di negeri jiran itu.

Upaya diplomasi harus dinomorsatukan dalam menyelesaikan kemelut yang kini tengah mengganjal hubungan bilateral Indonesia-Malaysia. Deplu dalam hal ini harus berperan aktif melakukan tekanan-tekanan diplomasi kepada Malaysia. Apa gunanya Deplu dan para diplomatnya bila tidak mampu melakukan preassure terhadap Malaysia. Apakah harus menunggu pecahnya perang  dengan Malaysia?

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com