M Arief Pranoto, Peneliti Senior Global Future Institute (GFI)
Dari kajian energy security, khususnya aspek affordibility posisi Cina masih tergolong rawan. Lebih 62% supply minyak dari Saudi Arabia, Oman, Sudan, Kuwait, Brazil, Libya dll melalui perairan yang kini hendak diblokade oleh AS dan sekutu. Bisa runyam bila itu terlaksana. Sisanya kebutuhan minyaknya, memang selain ia mampu mencukupi sendiri juga berasal dari negara Kawasan Kaspia terutama Rusia dan Kazaktan via jalur pipa. Sebaiknya dalam waktu dekat, Cina harus melakukan “terobosan” untuk ketersediaan energinya dalam menghadapi “gonjang-ganjing” di Laut Cina Selatan, terutama kerjasama lebih erat dengan kelompok negara Kaspia, sebab selain secara geografis dekat juga lebih aman karena supply minyak menggunakan pipa.
Sementara di satu sisi, beberapa pemasok Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Kuwait, Irak, dan Oman adalah sekutu dekat AS — rival beratnya. Dari aspek accessibility, pengalihan supply energi dari Timur Tengah yang via laut ke Kaspia khususnya Kazaktan melalui jalur pipa sungguh lebih menguntungkan bagi Cina.