Seiring timbulnya dugaan Dasasila Bandung akan ditinggalkan dan diganti saat Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika 19-24 April mendatang, Global Future Institute (GFI) mengadakan diskusi dalam rangka mempertahankan Dasasila Bandung (14/4).
Diawali dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi beberapa waktu lalu, dimana ada tiga agenda yang akan dibahas dalam Konferens Tingkat Tinggi Asia-Afrika di Indonesia 19-24 April 2015 mendatang, yaitu: perumusan Misi Bandung, kerjasama antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah negara Asia-Afrika, perumusan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Agenda perumusan Misi Bandung mengundang pertanyaan. Apakah dibuatnya Misi Bandung ini bertujuan untuk menggantikan kedudukan Dasasila Bandung yang mungkin dianggap kadarluarsa.
“Dasasila Bandung merupakan mahakarya alias opus magnum yang berhasil dicapai oleh para pencetus dan perintis Konferensi Asia Afrika di Bandung 60 tahun yang lalu,” kata Direktur Eksekutif GFI Hendrajit di Wisma Daria, Jakarta.
Pada tanggal 8-9 April 2015 Menteri Luar Negeri Retno Marsudi membuka seminar di Universitas Gajah Mada – Yogyakarta, bertema: Bandung Conference and Beyond 2015 yang tertutup untuk wartawan.
Bukan mustahil hasil seminar ini menjadi rujukan Misi Bandung. Dan jika ini terjadi, anekdot aktivis Bandung bahwa Dasasila Bandung akan diubah menjadi “Dasasila Yogyakarta” dalam rupa Misi Bandung bukan isapan jempol!