Demokrat Singkirkan Loyalis Anas

Bagikan artikel ini

Pencopotan Gede Pasek Suardika dan Saan Mustofa yang dinilai sejumlah kalangan merupakan upaya pembersihan loyalis mantan Ketua Umum DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum. Rotasi di Fraksi Partai Demokrat sulit dibantah sebagai dari upaya bersih-bersih kekuatan kader yang pro Anas. Apa yang terjadi pada dasarnya semua masih dalam koridor demokrasi dan HAM yang kita anut dewasa ini. Oleh sebab itu apa yang terjadi seputar lahirnya Persatuan Pergerakan Indonesia (PPI) yang diprakarsai Anas Urbaningrum syah, demikian pula reaksi Partai Demkrat yang merasa perlu bersikap tegas terhadap sikap anggotanya yang secara etis dianggap tidak tepat, juga syah.

Demikian dikemukakan pengamat politik, Herdiansyah Rahman seraya menambahkan, para pengamat seolah olah ikut terbawa arus dengan tepuk tangan menyambut lahirnya PPI yang  dianggap sebuah Ormas yang hebat, karena dibentuk oleh Anas Urbaningrum seorang jagoan politik, meskipun sebenarnya masih tidak jelas apa isi Ormas itu.

“Dalam hal ini kekeliruan yang tidak disadari banyak fihak adalah beberapa pengamat sudah serta merta melihat PPI sebagai Ormas yang kiprahnya akan bisa mengganggu Partai Demokrat,” tambahnya.

Menurut pengamat dari Pusat Studi Lingkungan Strategis ini, nampaknya masyarakat lupa, bahwa Anas setiap saat bisa hilang dari peredaran, karena dicomot oleh KPK untuk ditahan. Dan hilangnya Anas akan berarti tamatlah PPI. KPK telah berulang kali menyatakan Andi Malarangeng akan  segera ditahan dan menyusul Anas Urbaningrum.

Pengamat politik dari Pidie, Aceh, Bustaman al Rauf menyatakan, suasana dalam iternal Partai Demokrat pasca mundurnya Anas Urbaningrum sebenarnya memang sudah tidak convenience lagi bagi mereka yang merupakan pendukug Anas. Oleh sebab itu penggeseran mereka para pengikut Anas dari jabatan partai sebenarnya hanya soal waktu, menunggu saat yang tepat.

“Dalam konteks semacam itulah apa yang terjadi terhadap diri I Gede Pasek dan San Mustofa, dewasa ini  adalah sesuatu yang sebenarya pasti terjadi, kehadiran dalam pembukaan PPI hanyalah alasan untuk terjadinya penggeseran tersebut,” tambah lelaki berkumis tebal ini.

Menurut Bustaman, I Gede Pasek dan Saan Mustofa sendiri pasti sudah  memperhitungkan bahwa kariernya di Partai Demokrat pasti akan segera berakhir; Apakah mereka mengharapkan PPI akan menjadi kenderaan politiknya dikemudian hari, meskipun tidak pasti pasti kemumngkinan tersebut ada, mereka lahir sebagai politisi dan dunia politik tentu menjadi wilayah kegiatannya.

“Namun demikian bagaimana prospek PPI, orang mungkin juga tidak terlalu optimis, umumnya akan tergantung pada umur Anas Urbaningrum didunia politik,” tambah lelaki yang juga pemegang sabuk hitam karate ini.

Menurutnya, kasus pencopotan I Gede Pasek dan Saan Mustofa dari jabatan politiknya di dalam Partai  Demokrat  cukup menjadi perhatian berbagai media massa, namun karena tidak ada komentar terhadap berita tersebut dari kalangan Partai Demokrat, maka perhatian berbagai media massa tersebut lebih melihat bahwa Partai Demokrat semakin tidak kompak dan tidak adanya lagi azas demokrasi, tetapi yang ada adalah otoriterisme pimpinan partai. (TGR)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com