Dalam beberapa artikel penulis sebelumnya, Iran akan menjadi target serangan berikutnya oleh pemerintahan presiden AS Donald Trump. Namun, lepas dari kapan serangan itu dilancarkan oleh AS untuk melemahkan bahkan menghancurkan Iran, dunia internasional semestinya bersikat adil. Bagaimanapun, Iran memiliki kedaulatan yang harus dihormati oleh komunitas internasional. Kedaulatan Iran adalah kedaulatan warga dunia.
Iran memiliki kota-kota yang sarat dengan nilai-nilai dan budaya tertua di muka bumi. Sekadar mengingatkan kepada dunia, apa yang akan terjadi jika AS dan sekutunya menyerang dan menghancurkan Iran tanpa alasan yang sama sekali tidak berdasar. Sekali lagi, tidak ada alasan rasional dan bisa diterima untuk menyerang Iran.
Iran tidak pernah menyerang atau melakukan kejatahan terhadap AS ,Inggris, atau bahkan negara-negara yang ingin menghancurkannya, sebut saja Arab Saudi dan Israel. Sementara di sisi lain Iran siap berdiri tegak untuk membela kepentingan Palestina menjadi negara berdaulat secara penuh sebagaimana negara-negara di dunia. Sikap mendukung Palestina sejatinya juga berimbas kepada sikap pilitiknya untuk menyelamatkan banyak negara yang selama ini menjadi target operasi kepentingan AS, seperti Kuba dan Venezuela, ketika mereka sangat membutuhkan.
Ribuan, jutaan orang Iran mungkin akan segera mati, hanya karena ulah Donald Trump yang sejatinya justru mempermalukan para pendahulunya, yang menandatangani perjanjian nuklir. Informasi ini dibocorkan oleh stafnya sendiri. Ini bukan tentang siapa gangster yang lebih besar. Ini tentang fakta mengerikan bahwa pertentangan Iran sama sekali tidak ada hubungannya dengan Iran sendiri.
Namun demikian, muncul pertanyaan sebenarnya kita ini hidup di dunia macam apa? Apakah ini bisa ditoleransi? Dapatkah dunia hanya berdiri diam, menonton, dan menyaksikan bagaimana salah satu negara berdaulat di dunia dilanggar oleh kekuatan agresif dan brutal, tanpa pembenaran apa pun?
Banyak yang terlewat dari liputan media arus utama barat terkait Iran, bagiamana pesatnya perkembangan seni, budaya, teknologi dan aspek-aspek penting lainnya. Belum lagi banyaknya tokoh dan pemikir dunia yang lahir dari rahim bumi pertiwi Iran. Padahal, Iran sejatinya adalah negara sosialis dengan karakteristik Iran. Sosialisme yang sama sekali berbeda dengan negara-negara lain di dunia. Sepertri Cina, Iran adalah salah satu negara paling kuno di dunia, dan sangat mampu menciptakan dan mengembangkan sistem ekonomi dan sosialnya sendiri. Inilah sebenarnya yang juga menopang kekuatan Iran di segala bidang.
Iran adalah negara yang sangat sukses. Terlepas dari embargo dan intimidasi mengerikan dari Barat, negeri para Mullah ini masih berada di level “perkembangan manusia yang sangat tinggi”, sebagaimana didefinisikan oleh UNDP. Iran sebaliknya menunjukkan semangat internasionalis, melalui jalinan solidaritas dengan negara-negara yang dihancurkan oleh imperialisme Barat, termasuk yang di Amerika Latin.
Meski Iran menjadikan Islam sebagai sistem bernegara yang sebagian besar penganut madzhab Islam Syiah, namun mereka punya kesadaran pentingnya mewujudkan perdamaian antar sesama warga bangsa. Iran menjunjung tinggi nilai persaudaraan antarbangsa di dunia. Iran tidak ingin menaklukkan negara manapun. Ketika negara-negara lain diserang oleh imperialis Barat, Iran justru menawarkan uluran tangan, termasuk ke Suriah, Palestina dan negara-negara di Amerika Latin.
Di masa lalu, ia dijajah oleh Barat, dan pemerintahan demokratiknya digulingkan pada tahun 1953, hanya karena ingin menggunakan sumber daya alam untuk meningkatkan kehidupan rakyatnya. Kediktatoran mengerikan Shah Pahlavi didukung dari luar. Dan kemudian, sekali lagi, perang mengerikan yang dilancarkan terhadap Iran oleh Irak, dengan dukungan penuh dan terang-terangan dari Barat.
Saat ini banyak orang di Iran merasa cemas. Mereka tidak mengerti apa yang telah mereka lakukan sehingga harus menerima sanksi, mengamati kapal induk AS sesukanya berlayar di dekat pantai mereka, dan B-52 yang mematikan dikerahkan hanya puluhan mil jauhnya.
Namun, sekali lagi, seperti yang saya singgung dalam artikel sebelumnya, AS dan sekutu akan berpikir ulang dalam perang konvensional. Rakyat Iran adalah orang-orang pemberani dan tak akan muncur sejengkal pun apabila negaranya diserang. Mereka akan merespon dengan serangan yang boleh jadi tidak kalah mematikan. Rakyat Iran akan bangga dan terhormat apabila mati karena membela negaranya.
Alih-alih dibenarkan melakukan penghancuran terhadap Iran, AS dan sekutu Eropa Baratnya bahkan tidak ada alasan nyata dan dibenarnya untuk menyerang Irak, Afghanistan, Libya dan Suriah. Barat melakukan intervensi imperialis yang paling mengerikan, menghancurkan seluruh bangsa yang dinilai bisa mengganggu kepentingan nasionalnya.
Sekali lagi, AS tidak punya alasan kuat dan dibenarkan untuk menghancurkan Iran. Iran, diakui atau tidak, telah memberikan warisan budaya kepada dunia selama ribua tahun. Ia memiliki sejarah panjang bagi yang akan selalu menarik untuk dicermati di segala sisinya.
Sudarto Murtaufiq, Peneliti Senior Global Future Institute