Eksploitasi ISIS Melalui Media Sosial

Bagikan artikel ini
Torkis Lubis, pemerhati masalah terorisme. Tinggal di Palembang, Sumsel
Laporan Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) mendalami sejarah aktivisme online di Indonesia, dari Imam Samudera ke ISIS, adalah ternyata radikalisasi dan rekrutmen pada umumnya perlu adanya hubungan face-to-face dan situs radikal, sosmed menjadi reinforcement yang cukup penting.
Demikian dikemukakan Sidney Jones dalam diskusi bertema “ISIS dan Ekstrimisme Online” yang diselenggarakan oleh IPAC  bekerjasama dengan Kedutaan Besar Jerman dan Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (25/2/2016).
Menurut Sidney Jones, sejak tahun 2014 banyak sekali penyebaran paham mengenai keadaan di Suriah yang menggambarkan bahwa kehidupan disana lebih enak, sejuk, tenteram. Namun, saat sekarang ini sudah mulai menurun dan lebih fokus pada tema-tema tertentu atau pada pembicaraan peperangan.
“Mungkin ciri khas ISIS adalah bagaimana orang bisa di transformasi menjadi alat propaganda melalui Twitter dan FB, sebab ISIS sendiri bisa fokus tentang produksi video dan lain-lain dan dengan cara seperti ini sulit untuk untuk mengcounter propaganda yang dilakukan,” kata perempuan asal Amerika Serikat tersebut.
Sementara, Yudy Zulfahri mengatakan, ISIS dibangun atas dasar semangat membela kaum muslimin dan semangat ekstrimisme. Paham yang diperjuangkan oleh mereka contohnya, membenci sistem pemerintahan, menyakiti para pelaku atau teman mereka, inilah yang dapat memicu aksi terorisme.
Menurut mantan Napi teroris Aceh ini, fatwa-fatwa MUI tidak akan bisa menekan aksi terorisme, tapi harus melalui penyebaran media jihad secara intensif yang dapat mengubah keyakinan mereka atau melibatkan orang dari aliran mereka untuk melakukan propaganda terbalik bahwa dari cara ektrimisme untuk merubah sistem syariat, bisa dilakukan dengan cara yang lebih baik.
“ISIS saat ini menjadi ancaman tertinggi di Indonesia, bukan hanya yang pro bahkan kontra ISIS, maka pemerintah seharusnya sudah melakukan pemilahan wilayah konflik dan non konflik, orang yang kontra ISIS harus bisa dimanfaatkan untuk mengcover pemahaman mereka,” sarannya seraya menambahkan pemerintah agar lebih teliti dalam pemblokiran media online, sebab media kami yang kontra ISIS ikut diblokir juga.
Perang melawan terorisme kini menjadi perang “kenikmatan” melawan “Pengorbanan”. Terorisme didasari ketakutan akan kematian, digerakkan oleh kuasa kematian yang dapat membuat makna dan budaya, penguatan harga diri. Jadi keberhasilan propaganda ISIS berakar dari ketakutan akan kematian. Teknik propaganda ISIS adalah daya tarik orang biasa, kata-kata emosional, penalaran yang salah, menyatakan sesuatu yang masih belum pasti menjadi seolah-olah itu fakta, menakut-nakuti.
ISIS melakukan media propaganda dengan cara memanfaatkan efek multi-media, media film, memungkinkan penggunaan teknik editing film, menggunakan media sosial yang dapat memuat beragam jenis pesan secara singkat dan mengesankan, memanfaatkan tren di kalangan anak muda yang relevan. Propaganda ISIS berhasil karena jihadis memiliki motif mencari hal yang mengagumkan, tindakan glamor yang luar biasa kejamnya dan memamerkan kemenangan lewat film dan pesan-pesan bentuk lainnya. Menawarkan solusi bagi frustrasi moral berkepanjangan dengan menawarkan jalan ekstrem di tengah relatifisme moral, ketidakadilan dan sikap yang mengambang. ISIS memberikan penjelasan mengapa Islam mainstrem tidak berefek baik mereka menawarkan Islamisme yang berbeda. ISIS dibesarkan oleh media, termasuk media online (media sosial terutama) kekejaman dan peperangan hasrati oleh media sehingga berita ini disiarkan terus. Untuk menangkal propaganda ISIS adalah, menghadapi dengan bukan propaganda, melainkan dengan pikiran jernih dan memenangkan. Media tidak mengeksploitasi dan membesar-besarkan propaganda.
Mengapa Media Sosial?
Media sosial/social media adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif. Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media broadcast, maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam waktu yang cepat dan tak terbatas.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna social media dengan bebas bisa mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya.
Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu sebagai berikut: Pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun internet Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu gatekeeper Pesan yang disampaikan cenderung lebih cepat di banding media lainnya Penerima pesan yang menentukan waktu interaksi
Jangkauan global media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, dapat mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis.
Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten untuk setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan pesan ke lebih banyak pengguna. Terukur dengan sistem tracking yang mudah, pengiriman pesan dapat terukur, sehingga perusahaan langsung dapat mengetahui efektifitas promosi. Tidak demikian dengan media konvensional yang membutuhkan waktu yang lama.
Menurut hasil survei Pusat Kajian Komunikasi (PUSKAKOM) UI tentang profil pengguna internet di Indonesia. Hingga tulisan ini ditulis, hasil survey hasil kerja sama PUSKAKOM dengan APJII tersebut merupakan sumber informasi tentang data pengguna internet di Indonesia terbaru saat ini. Pengguna internet di Indonesia sudah mencapai angkat 88,1 Juta. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang ada 252,4 Juta, maka dapat dikatakan bahwa penetrasi pengguna internet di negara ini mencapai 34,9%. Angka tersebut meningkat cukup banyak bila dibandingkan dengan tahun 2013 dimana penetrasi internet baru mencapai 28,6%.
Wilayah Jawa dan Bali menjadi wilayah yang memiliki pengguna internet terbanyak di Indonesia dengan 52 Juta. Disusul dengan Sumatera yang berjumlah 18,6 Juta dan Sulawesi yang memiliki 7,3 Juta pengguna internet. Wilayah Nusa Tenggara, Papua, dan Maluku memiliki jumlah 5,9 Juta. Dan terakhir, wilayah Kalimantan dengan jumlah pengguna internet sebanyak 4,2 Juta. Anda bisa melihatnya pada gambar di atas. Jawa Barat menjadi provinsi dengan pengguna internet terbanyak, yaitu sebanyak 16,4 Juta.
Tidak kurang dari 87% pengguna internet di Indonesia mengaku menggunakan social media saat terhubung ke internet. Alasan kedua orang menggunakan internet adalah mencari informasi atau searching dan browsing yaitu sebanyak 68,7%. Yang menarik lainnya adalah ternyata 11% pengguna internet yang ada di Indonesia sudah melakukan jual beli online. Tidak heran jika banyak pengamat yang mengatakan bahwa ecommerce sedang tumbuh dengan baik di Indonesia.
ISIS didaulat sebagai kelompok teroris paling kaya di dunia dengan dana jihad diperkirakan sekitar 2 miliar US Dollar.Sekitar 500 miliar Dinar atau setara dengan 5 Trilyun Rupiah lenyap dari Bank Sentral Irak cabang Mosul ketika gerilyawan ISIS merebut kota di utara tersebut. Pengamat meyakini, kelompok Islam militan itu kini mengantongi dana jihad sebesar dua miliar US Dollar. Dari mana uang sebesar itu berasal, hingga kini belum jelas. Pemerintah Irak menuding Arab Saudi mendukung perang yang dilancarkan ISIS. “Kami menganggap Arab Saudi bertanggungjawab atas dukungan finansial dan moral yang didapat ISIS,” kata Perdana Menteri Irak, Nuri al-Maliki.
Sebaliknya Günter Meyer dari Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman seperti dimuat di www.dw.com, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab. Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar Assad di Suriah. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah Alawiyah. Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa kucuran dana dari Arab Saudi akan terus berlanjut, “bukan dari pemerintah, tapi dari penduduk yang kaya.”. Sumber dana kedua buat ISIS adalah ladang minyak di utara Suriah untuk dibawa ke ke perbatasan Turki untuk kemudian dijual.
Sebaliknya Günter Meyer yang memimpin Pusat Kajian Arab di Universitas Mainz, Jerman, tidak meragukan adanya kucuran uang dari negeri jiran. “Sumber keuangan terbesar sejauh ini adalah negara-negara di Teluk, terutama Arab Saudi, tapi juga Qatar, Kuwait dan Uni Emirat Arab,” kata Meyer.
Kepentingan negara-negara teluk bermazhab Sunni pada keberadaan ISIS sejatinya untuk meruntuhkan kekuasaan Presiden Basyar Assad di Suriah, lanjut Meyer. Sepertiga penduduk Suriah termasuk golongan Sunni. Sementara negeri di tepi Golan itu dipimpin oleh minoritas Syiah Alawiyah.Menurutnya aman untuk berasumsi bahwa kucuran dana dari Arab Saudi akan terus berlanjut, “bukan dari pemerintah, tapi dari penduduk yang kaya.”
Sumber dana kedua buat ISIS adalah ladang minyak di utara Suriah. “ISIS memahami untuk segera menguasai sumber rejeki ini. Mereka membawa minyak mentah ke perbatasan Turki untuk kemudian dijual,” ujar Meyer.
Memasuki tahun 2017, diperkirakan kita akan dihadapkan pada semakin gencarnya eksploitasi oleh ISIS melalui media sosial dengan memanfaatkan jari-jari lentik kaum wanita, sebagai operatornya mengingat kaum ini lebih trampil dan fokus dalam menguasai medsos ketimbang kaum laki-laki, mengapa?   Karena mereka adalah mahluk yang patuh, tidak banyak tuntutan atau macam-macam dan pekerjaan itu dilakukan dalam ruangan, hal ini didasari pada hasil survey Puskakom UI diatas.
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com