Pipit Apriani, S.Pd – Head of International Relations KIPP Indonesia, Associate Researcher in Global Future Institute, Mahasiswa S2 Ilmu Politik Univ. Indonesia
Kalau memperhatikan teman-teman buruh berdiskusi, hebat dan luar biasa argumen dan teori-teori yang disampaikan mereka. Teori pembangunan, teori kelas dan sebagainya dikeluarkan oleh mereka dengan lugas plus data-data. Dosen-dosen saya yang bergelar Doktor dan PhD sepertinya kalah dengan mereka.
Pertanyaannya, kalau sudah sepintar dan secerdas itu, kenapa tetap berprofesi sebagai buruh? Kenapa tidak menjadi dosen, atau jadi pembicara atau motivator semacam Mario Teguh? Bayaran yang diterimanya besar sekali.
Dan kalau hitung-hitungan bisnis mereka cerdas luar biasa (mereka tahu semua input dan output biaya industrialisasi, hingga bisa mendapatkan hitungan bahwa upah buruh ternyata hanya 10% dari komponen biaya), kenapa mereka tidak menjadi pengusaha saja? Disayangkan kalau hanya sekedar di teori dan hitung-hitungan di atas kertas saja, tapi tidak berani praktek.
Terakhir, kata Robert Kiyosaki, kalau anda tidak bisa meleverage diri anda (memanfaatkan kemampuan diri), maka orang lain lah yang memanfaatkan (otak, kepintaran, uang dan waktu) anda.