Hubungan Militer Indonesia-Cina

Bagikan artikel ini

Menteri Pertahanan Indonesia Purnomo Yusgiantoro dan mitranya dari Cina Jenderal Chang Wanquan melakukan pertemuan bilateral di Beijing pada 22 September 2014.

 

Menhan Indonesia dan Cina memaparkan pandangan bersama dan seragam tentang kerjasama militer kedua negara dan hubungan bilateral. Pada dasarnya, mereka berdua menindaklanjuti langkah para pendahulunya mengenai kebijakan pertahanan Jakarta dan Beijing.

Pada kesempatan itu, Purnomo dan Chang menekankan penguatan hubungan bilateral dan peningkatan kerjasama.Berkenaan dengan hal ini, Purnomo mengatakan pemerintah Indonesia menyambut hubungan bilateral, khususnya di bidang militer dan pertahanan serta kerjasama di bidang keamanan.

Hubungan Jakarta dan Beijing mengalami peningkatan dalam beberapa dekade lalu, terutama setelah era Perang Dingin. Selama masa itu, pertemuan pemimpin kedua negara dan para pejabat tinggi lainnya selalu membawa banyak pencapaian baik.

Kerjasama Indonesia-Cina di bidang kontra-terorisme, ekonomi dan perdagangan, pertahanan dan maritim tampak lebih menonjol dan efektif dibanding sektor-sektor lain. Pada tahun 2005, Indonesia dan Cina mengeluarkan Deklarasi Kemitraan Strategis di Beijing, yang meletakkan landasan kerjasama kedua negara di berbagai bidang.

Sejalan dengan itu, Jakarta dan Beijing berkomitmen untuk memperkuat sikap saling memahami dengan tujuan menciptakan peluang untuk pertisipasi strategis. Penguatan kerjasama maritim di sektor pertahanan dan militer, perang melawan terorisme, dan pertukaran pandangan mengenai isu-isu regional dan internasional untuk kemajuan perdamaian dan keamanan, termasuk di antara poin utama Deklarasi Kemitraan Strategis tersebut.

Implementasi Deklarasi Kemitraan Strategis 2005 itu membawa banyak kemajuan di antaranya, penyelenggaraan dua latihan militer bersama dan pengucuran bantuan ekonomi Cina kepada Indonesia. Kedua negara juga telah menandatangani beberapa perjanjian kerjasama, yang mengindikasikan penguatan hubungan Jakarta-Beijing.

Kerjasama tersebut juga menyentuh sektor energi dan Cina membuat terobosan dengan melakukan investasi di sektor minyak dan gas Indonesia. Sebuah langkah yang dapat memberi keuntungan timbal balik sekaligus membuka lapangan kerja bagi kedua negara.

Sejak2007, Indonesia memasok gas alam cair ke Provinsi Fujian, Cina, sebesar 2,7 juta ton per tahun.Kontrak perjanjian ekspor itu akan berlangsung untuk jangka waktu 20 tahun. Pada tahap berikutnya, Jakarta dan Beijing menandatangani kontrak gas senilai 13 miliar dolar. Kebutuhan energi Cina, khususnya gas alam, akan terus meningkat seiring dengan pembangunan di negeri Tirai Bambu itu.

Para pengamat politik mengatakan,hubungan Indonesia dan Cina termasuk di antara interaksi terpenting antara kedua negara berpengaruhdi Asia, sebuah hubungan yang bisa terus berkesinambungan dengan memperhatikan banyak faktor.

Kedua negara sesuai dengan perkembangan situasi mengejar kepentingan mereka di wilayah Asia. Selain itu, Indonesia dan Cina juga menegaskan penguatan kerjasamanya melalui ASEAN. (TGR/IRIB Indonesia)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com