Ida Tarbell, Perintis Metode Papers-Trail Dalam Jurnalisme Investigasi

Bagikan artikel ini

Bagi wartawan zaman sekarang di era digital, bukan hal sulit buat merakit dan menganalisis informasi untuk menyusun sebuah laporan investigasi jurnalistik, mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi. Sebab menurut Carole Fleming, setiap wartawan investigatif sejatinya ialah untuk mendapatkan informasi, mengevaluasi dan menganalisisnya. Untuk kemudian memberitahukan dan membangkitkan sebuah kesadaran baru  kepada banyak orang.

Saya yang pernah selama 17 tahun aktif di jurnalistik, merasa gelisah ketika naluri investigatif wartawan sekarang amat lemah. Naluri jurnalistik untuk menelusur dan menelisik lebih lanjut pelbagai keterangan awal yang berhasil didapat namun dirasa ada yang aneh, ada yang ganjil atau ada yang tidak beres.  Sehingga tergugah untuk mendalami lebih jauh entah itu berbentuk riset melalui wawancancara, atau bila perlu dengan melakukan tinjauan lapangan. Sehingga mendapatkan sebuah gambaran baru atau sudut pandang baru dalam melihat apa yang berlangsung di balik suatu peristiwa atau kejadian.

Lebih parahnya lagi, para wartawan era kekinian sepertinya tidak termotivasi buat membaca berbagai bahan literatur untuk mendapatkan kerangka pemikiran yang tepat sebagai sebagai pedoman untuk mencari tahu proses kejadian atau kasus tersebut mengapa sampai bisa terjadi. Maka itu pencarian dan pendalaman literature jadi sangat penting.

Dari sinilah saya sampai pada satu soal paling penting dari proses menyusun laporan investigatif: Finding a paper trail. Penelusuran dokumen sebagai sebuah pendekatan dalam jurnalisme investigasi.  Yang luarbiasa dari kisah yang sekilas mau saya paparkan berikut ini, sang perintis adalah seorang wartawan perempuan yang pada era itu masih tergolong langka menjadi seorang juru warta, Ida Minerva Tarbell.

Senyatanya, melalui pendekatan a Paper-Trail dan laporan investigatifnya, Ida Tarbell berhasil membongkar skandal  seorang industriawan terkemuka Amerika, John D Rockefeller, pemilik Standard Oil Company.

Berkat hasil laporan investigasi Ida Tarbell secara bersambung di McClure’s Magazine antara November 1902 sampai Oktober 1904, jagad politik dibuat terkejut meskioun  sebelumnya publik Amerika sudah mencium adanya praktek bisnis kotor yang dilakukan beberapa perusahaan minyak Amerika. Maka dengan tak ayal hasil invetigasi Tarbell yang berhasil membongkar skandal pelanggaran perusahaan minyak terkuat saat itu, Standard Oil Company milik John D Rockefeller, telah membuka mata masyarakat bahwa tatanan kesejahteraan yang seharusnya ditujukan untuk kemaslahatan orang banyak. Kenyataannya  dikuasai oleh satu persen populasi penduduk.

Picture

Bagaimana pola kerja Ida Tarbell sehingga mampu menerbitkan sebuah laporan investigatif sehingga mampu menghancurkan reputasi John D Rockefeller dan Standard Oil? Yang unik dari Tarbell, langkah-langkah yang ditempuhnya dalam pencarian investigatifnya tergolong masih langka kala itu, meski kalau sekarang bukan hal yang aneh sama sekali.

Iida tidak sekadar menggunakan pendekatan wartawan koran dan majalah saat itu yang cuma merangkum serangkaian wawancara dengan narasumber, aneka gosip dan kabar burung, dan observasi lewat penyamaran, layaknya sebuah koran kuning.  Sehingga hasil investigatif kerap berakibat tidak akurat dalam menyingkap kebenaran.

Ida Tarbell, menempuh cara yang berbeda. Memakai apa yang saya istilahkan tadi, Pendekatan Kerja Paper-Trail, menelusuri berbagai dokumen seperti transkrib rapat dengar-pendapat kongres (parlemen AS), file-file sidang pengadilan, surat-surat pengesahan, dan sertifikat-sertifikat tanah.   Alhasil, laporan investigatif Tarbell dengan seketika meruntuhkan reputasi John D Rockefeller sebagai pengusaha pemegang monopoli di sektor bisnis minyak, karena tidak sanggup menyanggah fakta-fakta yang tersaji dalam laporan investigative Tarbell.

Lebih celakanya lagi, Presiden AS Theodore Roosevelt dengan tak ayal menggunakan temuan Tarbell itu, khususnya terkait praktek  antimonopoli yang berakibat merugikan perusahaan-perusahaan kecil, untuk dijadikan agenda mengubah regulasi pemerintah yang lebih menguntungkan para pengusaha kecil dan menegah. Bahkan pengadilan Amerika kemudian menghukum perusahaan minyak Rockefeller tersebut jadi patahan-patahan unit kecil di banyak bagiannya.

Saat Ida Tarbell sedang sibuk-sibuknya menyiapkan laporan investigasi tersebut, Dinasti Rockefeller memang memonopoli bisnis penyulingan minyak, transportasi dan penjualan oli. Selain lewat McClure’s Magazine, investigasi Tarbell kemudian dibukukan dengan judul History of Standard Oil Company pada 1904. Buku ini kemudian tercatat sebagai judul laporan investigasi yang cukup legendaris.

Tidak berlebihan jika Ida Tarbell diakui sebagai perintis pendekatan baru dalam jurnalisme investigasi. Bagaimana mendayagunakan dan mengorganisir berbagai dokumen, ratusan dan ribuab kertas kerja yang terpencar-pencari melewati batas negara. Lantas mengembangkan informasi-informasi yang berhasil diperolehnya itu, kemudian disempurnakan lewat serangkaian wawancara dengan berbagai eksekutif dan pemilik perusahaan, para pesaing bisnisnya Rockefeller, para regulator pemerintah, ahli hukum yang mandalami undang-undang Anti-Trust dan para pakar akademik.

Mengapa Tarbell dipandang sebagai perintis reportase investigatif? Sebab pada era 1900an, sewaktu Tarbell saat mulai meriset laporannya masih berusia 43 tahun, pendekatan lewat paper-trail tersebut belum jadi rujukan dan pedoman. Seperti saya katakana sebelumnya tadi, masih sekadar meramu rangkaian wawancara dibumbui gosip maupun observasi lapangan secara sembunyi-sembunyi lewat penyamaran.

Setelah sukses mengguncang jagad bisnis perminyakan Amerika lewat laporan investigatifnya, Tarbell tidak berpuas diri begitu saja. Pada 1906 bersama mitra kerjanya yang solid, Ray Stannard Baker dan Lincoln Steffens, menerbitkan media baru, American Magazine. Ia juga banyak nulis tentang perempuan seperti The Business of Being a Woman, pada 1912, dan The Ways of Women pada 1915. Karya akhirnya berupa autobiografi, All in the Day’s Work terbit pada 1939.

All in the Day’s Work: An Autobiography by [Ida M. Tarbell]

Ida Tarbell lahir di Erie County, Pennsylvania pada 5 November 1857. Pernah belajar jurnalistik di Universitas Sorbonne, Paris, antara 1891-1894.  Namun sebelum meneruskan studi ke Prancis, pada 1883, saat usianya masih 26 tahun, Ida mulai debutnya sebagai wartawan bergabung bersama the Chautauqua Literary and Scientific Circle. Sewaktu menempuh kuliah di Sorbonne inilah, Tarbell mulai bergabung dengan McClure’s Magazine, meski baru sebatas sebagai kontributor.

Setelah kembali ke Amerika, Mrs Tarbell bergabung dengan McClure’s Magazine sebagai staf redaksi, sampai akhirnya mencapai reputasi gemilang sebagai the legend dalam reportase investigatif. Ida Tarbell wafaf pada 1944, dalam usia yang lumayan panjang, 87 tahun.

Sebuah konstruksi cerita yang luarbiasa dan penuh makna. Bahwa sebaik-baiknya manusia, memang yang bermanfaat bagi sesama. Menegakkan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Selain diberi berkah dan usia panjang, seperti pada umumnya doa yang kita panjatkan setiap hari.

Hendrajit, pengkaji geopolitik, dan wartawan senior   

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com