Islam Hadir di sebuah Negeri dengan Semangat Futtuhat, Sedangkan Orang Eropa Hadir Tujuannya Ekonomi

Bagikan artikel ini

“Pada malam kedatangan Islam di benua Eropa, Peradaban Eropa memulai sebuah Peradaban Baru yang ditransfer oleh Thariq bin Ziyad dan beberapa ribu prajurit Berbernya dari Afrika Utara ke Hispania” (David Levering Lewis)

Bila kita mau membuka file catatan sejarah secara obyektif, sejak masa lalu setiap kali Islam itu hadir di sebuah negeri, agendanya adalah membebaskan negeri tersebut dari penjajahan atau dalam istilah Islam lebih mudah di istilahkan sebagai Futtuhat Islam.

Islam hadir ke sebuah Negeri bukan dalam rangka menjajah seperti dalam pengertian Imperialisme. Tetapi justru Islam hadir dalam rangka membebaskan dari sistem Kolonialisme yang selalu cenderung diterapkan secara berulang oleh setiap penguasa di setiap masa.

Ketika Islam masuk ke Benua Biru, wilayah itu adalah masa kegelapan bagi Eropa. Doktrin gereja monarchi absolut dibawah kekuasaan Raja-raja Visigoth di bawah kendali sistem Kepausan menekan rakyat secara otoriter, hingga masyarakat muak dengan sistem monarchi absolut ala gerejawi Eropa. Masa itu Eropa masih tenggelam pada keterbelakangan dan kegelapan.

Bangsa Eropa mengalami masa renaisans atau masa pencerahan setelah selama tujuh abad di “Futtuhkan” atau di bebaskan oleh kaum Muslimin yang masuk ke eropa sejak masa Torik bin Jiyad masuk ke benua biru abad ke 8 hingga runtuhnya Andalus abad ke 15 M.

Ini peta replika buatan Belanda yang dijadikan target Kolonialisme Britania Raya

Dr. Muhammad Sayyid Al-Wakil (1998: 321) menukil, “Jika matahari telah terbenam, seluruh kota besar Eropa terlihat gelap gulita. Namun di sisi lain, dibawah Futtuhat Islam, Cordova terang benderang disinari lampu-lampu.

Sebagian besar Eropa sangat kumuh, sementara di kota Cordova telah dibangun seribu WC umum oleh Umat Islam. Sementara para tokoh-tokohnya belum mampu menulis namanya sendiri, tetapi dibawah Islam anak-anak Cordova sudah mulai masuk sekolah”.

Melalui interaksinya dengan Dunia Islam, Eropa menjadi sadar atas keterbelakangan dan ketertinggalan mereka. Proses persentuhan yang terjadi sejak kekalahan orang Eropa di Perang Salib, ternyata telah menyadarkan orang-orang Eropa bahwa selama ini mereka telah jauh tertinggal.

Dari perang Salib, orang Eropa menemukan banyak hal baru yang dibawa oleh Muslimin yang tidak pernah dikenal di Barat sebelumnya. Alat-alat atau teknik-teknik baru itu seperti dalam bidang pertanian, industri dan kerajinan, serta melakukan hubungan perdagangan dengan orang-orang Muslim (Bammate, 2000: 44-45).

Tidak sedikit di antara orang-orang Kristen yang ikut Perang Salib adalah para saudagar yang menyebutkan perang ini adalah kesempatan untuk mengadakan hubungan dagang baru.

Maka tak heran bila Pasca kekalahan di perang Salib, Italia Utara, Venezia Jerman Selatan, dan Belanda mulai berkembang setelah menemukan sesuatu yang baru dari perang Salib (Romein, 1956: 52). Dari kota-kota inilah nantinya kemunculan Renaissance.

Ditangan Muslimin, Andalusia dirubah menjadi pusat belajar dan didirikan universitas-universitas, bahkan diantara mahasiswanya terdapat para tokoh gereja dan para bangsawan.

Adalah Gerbert d’Aurillac, seorang Paus Perancis pertama di bawah gelar Sylvester II, dimana dia telah menghabiskan waktu selama tiga tahun di Toledo dengan para ilmuwan Muslim untuk secara khusus belajar matematika, astronomi, kimia, dan pelajaran-pelajaran lainnya.

Beberapa wali gereja/pendeta tinggi dari Perancis, Inggris, Jerman dan Italia juga lama belajar di Universitas Muslim Spanyol (Bammate, 2000: 49). Dan masih banyak data lain yang mengungkap peran besar Islam terhadap peradaban Eropa dapat di baca di buku “Sumbangan Peradaban Islam bagi dunia, karya Prof. Dr. Raghib As-Sirjani.

Peta Dunia buatan Umat Islam. Sementara Eropa masih menganggap Bumi datar, tapi Ilmuwan Islam sejak abad ke 10 sudah bikin peta seperti ini,

Itu artinya bangkitnya Eropa ditandai setelah orang Eropa berinteraksi dengan Umat Islam melalui Perang Salib dan Ekspansi Kaum Muslimin dalam rangka Fisabilillah menegakkan Futtuhat Islam. Dari sanalah lahirnya Peradaban baru di Andalusia yang telah memberikan pencerahan bagi masyarakat Eropa.

Namun sayangnya, ilmu yang diperoleh orang-orang Eropa tentang penjelajahan dan ilmu tentang metode (strategi) membangun peradaban baru itu di salah gunakan oleh orang-orang Eropa justru untuk memusnahkan Peradaban yang sebelumnya telah di bangun oleh Islam.

Bila masa lalu Islam hadir ke Eropa dalam rangka membangun Eropa agar masyarakat Eropa menjadi orang yang beradab. Namun sejak runtuhnya kekuasaan Islam di Andalusia pada abad ke 16 M, orang-orang Eropa melakukan expansi wilayah dengan cara invasi militer dengan tujuan untuk menguasai sumber daya ekonomi negara lain (motif geo ekonomi)

Dan lebih parahnya pasca perang dunia kedua, setelah berhasil meruntuhkan kekuasaan Islam Turki Utsmani, bangsa Eropa mengganti kekuasaan Ottoman dengan Kolonialisme abad modern melalui skema perang Asimetris yang bertujuan untuk menguasai geo ekonomi semata.

Abu Bakar Bamuzaham, Network Associate Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com