Kapal Perang Banjarmasin-592 Ikut Latihan Maritim Multilateral di Tiongkok

Bagikan artikel ini

Indonesia mengikuti latihan maritim multilateral di wilayah perairan timur Tiongkok. Indonesia diwakili kapal perang Banjarmasing-592 megikuti serangkaian peringatan 65 tahun Angkatan Laut Tiongkok bersama kapal perang lain dari beberapa negara.

 

Sekitar pukul 05.00 waktu setempat kapal jenis LPD itu bertolak dari pelabuhan dagang Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok, Rabu, menuju perairan bebas di wilayah perairan Timur Tiongkok.

KRI Banjarmasin melaksanakan latihan SAR maritim dan operasi antipembajakan, bersama kapal patroli KDB Darulehsan Angkatan Laut Brunei Darussalam, kapal perang Abu Bakr Angkatan Laut Bangladesh, dan dua kapal perang dari Angkatan Laut Korea Selatan.

Isu SAR maritim pula menjadi salah satu topik bahasan utama simposium Angkatan Laut Pasifik Barat (Western Pacific Naval Symposium/WPNS) ke-14 yang dilaksanakan dalam dua hari terakhir di kota yang sama.

Tiongkok menjadi tuan rumah untuk pertama kalinya WPNS, sejak forum itu didirikan pada 1987 dan melaksanakan pertemuan yang pertama pada 1988.

“Dari dua hari pelaksanaan WPNS, kita telah menyelesaikan 24 topik yang menjadi fokus peningkatan kerja sama maritim angkatan laut negara-negara Pasifik Barat,” kata Kepala Staf Angkatan Laut Tiongkok Laksamana Wu Sheng Li.

Ia mengatakan, “bencana alam dan kecelakaan di laut tidak dapat dihindari karenanya kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapinya antara lain dengan melakukan mekanisme yang lebih efektif dalam kegiatan SAR maritim.”

Selain mengikuti latihan maritim multilateral di Qingdao KRI Banjarmasin juga dalam rangka Kartika Jala Krida (KJK) 2014 yang diikuti taruna tingkat II Angkatan 61 berjumlah 89 orang.

Lazimnya muhibah ke beberapa negara, para taruna AAL itu mempromosikan budaya Indonesia dan “drumband” di dermaga 2.

KRI Banjarmasin diawaki 132 personil serta 10 personil pengasuh taruna Akademi Angkatan Laut.

KRI Banjarmasin merupakan salah satu kapal yang dirancang sebagai kapal pendukung operasi amfibi, yang memiliki kemampuan mengangkut pasukan pendarat berikut kendaraan tempur beserta kelengkapannya.

Kapal tersebut juga mampu mengangkut lima helikopter (tiga unit di geladak heli, dua unit di hanggar).

Selain sebagai kapal tempur, kapal berteknologi desain semi-siluman ini juga berfungsi untuk mendukung operasi kemanusiaan serta penanggulangan bencana alam. (TGR/ANT)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com