Kepala Staf Angkatan Udara Senegal Jenderal Ousmane Kane memuji kemampuan pesawat angkut militer CN-235 produksi Indonesia yang dimiliki oleh Angkatan Bersenjatanya. “Pesawat ini bisa terbang dalam segala cuaca dan irit bahan bakar. Kami menggunakannya untuk segala keperluan,” kata Ousmane saat pertemuan dengan Wakil Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin di Dakar, Senegal, Jumat (5/07).
Dalam pertemuan tersebut Sjafrie didampingi Dirjen Strategi Pertahanan Mayjen Sonny Prasetyo, Direktur Pemasaran PT Dirgantara Indonesia Budiman Saleh, Direktur Afrika Kemenlu Lasro Simbolon dan Dubes RI di Dakar Andradjati. Jenderal Ousmane mengatakan, negaranya berusaha meningkatkan kemampuan kekuatan udara, sehingga sangat membutuhkan berbagai pesawat, radar, roket dan amunisinya. “Bagaimana kami bisa mendapatkan pesawat buatan Indonesia.
Untuk itu kami perlu lebih banyak informasi, dokumen, dan skema pembiayaannya karena harus dikoordinasikan dengan pihak lain di Senegal,” katanya. Pesawat-pesawat dari Indonesia itu, katanya, diharapkan bisa memperkuat armada Angkatan Udara Senegal ke depan.
Staf operasional Angkatan Udara menambahkan pesawat CN-235 yang dimiliki Senegal dipergunakan untuk transportasi VIP, prajurit, serta digunakan untuk ambulans udara demi membawa yang sakit dan terluka. “Pesawat digunakan untuk terbang dalam segala cuaca, tapi tak bisa digunakan untuk terjun payung. Karena pintunya tidak dilengkapi untuk penerjunan,” kata staf berpangkat kolonel itu. Ia juga mengatakan pemakaian bahan bakar sangat rendah. Itu sangat penting bagi Senegal karena bisa lebih efisien, katanya.
Sjafrie mengatakan, ada kebijakan baru industri militer yaitu didasarkan pada keinginan pengguna. Apakah pesawat itu untuk angkutan barang, orang, atau fasilitas barang dan orang. Jika digunakan untuk menurunkan penerjun payung, maka itu bisa dilengkapi, katanya. “Kita lebih baik berhubungan langsung dengan produsen, tidak membeli dari pihak lain. Persoalan perawatan dan mekanik jadi lebih mudah diatasi,” kata Sjafrie.
Jenderal Ousmane menanyakan jika pesan sekarang berapa lama pesawatnya bisa dikirim, dijawab oleh Budiman Saleh satu sampai tiga tahun tergantung proses administrasi, kontrak dan pembayarannya. Sjafrie menawarkan pembelian langsung ke PT DI dan bukannya lewat pihak ketika. “Itu lebih baik,” ujarnya. (Sumber: KBRI Senegal/ANTARA)