Seperti yang sudah pernah saya sampaikan beberapa waktu yang lalu terkait ‘Skenario di atas Skenario’. Jika dikaitkan dengan isu politik yang saat ini muncul yaitu tentang ‘Konflik Ahok – DPRD, KPK vs Polri, Begal Motor, Kebakaran Vihara, Kebakaran di Tanah Abang,’ menurut saya itu semua hanyalah “Jeda iklan Non-Komersial”.
Tidak perlu untuk disimak, walaupun demikian memang cukup unik ketika kita menyimak. Lumayan lah. Daripada tidak ada tontonan kan?
Sebetulnya dibalik itu semua, ada beberapa “kepingan puzzle NKRI” yang justru menjadi PR/homework-nya anak bangsa Indonesia. Kepingan puzzle NKRI itulah yang jadi akar permasalahan. Bukan sekedar isu politik yang berlabelkan jeda iklan non-komersial. Mari kita cermati hal itu, lalu pergunakan mata batin kita untuk mengerjakan PR itu bersama-sama, disertai dengan keikhlasan hati dan kejujuran.
Selain itu, setelah sekian lama memperhatikan perkembangan dan carut-marutnya kondisi kebangsaan kita saat ini, tiba-tiba saja mencuat dalam benak saya sebuah topik yang belakangan saya sadari amat mengganggu benak saya.
Betapa orang-orang yang serakah di republik kita yang tercinta ini, memang tidak pernah sama sekali memikirkan orang lain bahkan saudaranya sendiri. Mereka yang serakah itu menjual milik yang bukan miliknya, dan bahkan menguasai yang bukan menjadi hak-nya mereka. Mereka selalu mencari celah dalam setiap kesempatan, terutama ketika orang lain sedang susah.
Gejala apakah ini? Apakah di sebagian besar anak bangsa kita saat ini sedang dilanda mati rasa dan tumpulnya kepekaan sosial? Tentu saja ini masih perlu bahasan dan tinjauan yang lebih mendalam. Namun begitulah kesan yang selintas muncul dalam benak pikiran saya yang sederhana ini.
Kepada generasi muda, baik yang segenerasi dengan saya, apalagi yang jauh lebuh muda dari saya, perlu juga disadari bahwa tanpa perjuangan yang tulus ikhlas dari kakek-kakek dan bapak-bapak kita dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan NKRI baik di era Portugis, Belanda dan Jepang, tak mungkin kita-kita ini bisa merasakan iklim kemerdekaan dan kebebasan seperti sekarang ini. Walaupun benar juga kata Bung Karno, presiden pertama RI, bahwa kemerdekaan itu hanya sebuah jembatan emas untuk menuju kesejahteraan. Tapi tetap saja kemerdekaan yang diperjuangkan oleh bapak-bapak pendiri bangsa, amatlah penting bagi kita-kita generasi muda.
Kepada kawan-kawan saya segenerasi, perlu disadari bahwa “kalau tidak ada rakyat Indonesia yang berjuang dengan tulus ikhlas membela negara, belum tentu kamu dan bapakmu itu ikutan merasakan kemerdekaan. Bapakmu sangat tahu hal itu, tapi kamu sendiri kok tidak tahu sih? Pasti ada yang salah di republik ini.
Kalau kamu tahu rakyat Indonesia 100 persen kaya raya dan menikmatinya damainya bumi Indonesia, perlu saya ingatkan, bahwa Indonesia itu bukan milik bapakmu saja.
Hidupkan kepekaan sosialmu, jangan mementingkan dirimu sendiri. Jangan terlalu lama berkutat di area kelas sosialmu saja, tapi melipirlah ke area sosial yang sedikit ke bawah, atau bahkan lebih bawah lagi kelasnya, supaya kamu bisa semakin memaknai arti hidupmu. Karena sejatinya kamu dianggap bernilai bukan dari status kelas sosialmu, tapi sikap hatimu.