KTT ASEAN-RUSSIA di Sochi Salah Satu Kepentingan Indonesia di ASEAN

Bagikan artikel ini

Dara Yusilawati, Staf dari Direktorat Jenderal Kerjasama ASEAN, Kementerian Luar Negeri

Seperti yang katakan Mas Hendrajit tadi pertemuan KTT ASEAN-RUSIA di Sochii, Rusia, ini merupakan salah satu momen penting untuk membangun strategi perimbangan di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menjadi salah satu kepentingan Indonesia di ASEAN. Saya tidak akan lama, sedikit saya akan paparkan mengenai kerjasama kemitraan maritim di ASEAN. Saya juga akan membicarakan sedikit kerjasama ASEAN dan Rusia.

Kerjasama kemitraan ASEAN-Rusia telah dimulai tahun 1991 dan diresmikan tahun 1996. KTT di Sochi, Rusia minggu depan merupakan 20 tahun peringatan kerjasama antara ASEAN-Rusia.

Beberapa kerjasama kemitraan antara ASEAN dengan Rusia ialah:

  1. Aksesi Rusia ats Treaty of Amity and Cooperation in Southest Asia (TAC) tahun 20014. Kerjasama ini merupakan salah satu komitmen Rusia akan perdamaian, keamanan dan stabilitas di kawasan.
  2. Rusia turut berpartisipasi dalam ASEAN-led mechanisms dalam ASEAN Regional Forum (ARF), ASEAN Defence Ministerial Meeting (ADMM) Plus, dan East Asia Summit (EAS).
  3. Penyelenggaraan 2 tahun KTT ASEAN-Rusia, di Kuala Lumpur pada 2005 dan Ha Noipada 2010.
  4. Penunjukkan Dubes Rusia untuk ASEAN merangkap Dubes Rusia untuk Indonesia sejak tahun 2013.
  5. Pembentukan ASEAN-Russia Eminent Persons Group (AREPG) pada 2016 dengan menyusun rekomendasi visioner bagi peningkatan kerjasama ASEAN-Rusia.

Selanjutnya ada, Bidang kerjasama kemitraan ASEAN-Rusia, yaitu

  1. Politik dan keamanan untuk counter terrorism, maritime, nuklir, dan kejahatan lintas batas. Kerjasama untuk terosris ini adalah yang paling besar, yakni pada 2004. Bahkan, Rusia mengusulkan proyek riset yang memeriksa jalur-jalur teroris.
  2. Ekonomi dalam perdagangan, investasi, konektivitas, pariwisata dan pertanian.
  3. Sosial budaya, pendidikan, senibudaya, kepemudaan, iptek, penanganan bencana, lingkungan dan perhubungan.

Berdasarkan rekomendasi AREPG, upaya penguatan kerjasama kemitraan ASEAN-Rusia di masa mendatang antara lain dengan :

  1. Mempromosikan kerjasama politik keamanan, maritim, counter-terrorism, dan perdagangan obat terlarang.
  2. Mendukung upaya ASEAN untuk memperomosikan prinsip dasar dan tujuan Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone (SEANWFZ).
  3. Menjajaki kemungkinan pembentukan hubungan dan kerjasama antar kawasan, seperti ASEAN, Eurasian Economic Union (EAEU) dan Shanghai Cooperation Organization (SCO).
  4. Meningkatkan kerjasama perdagangan dan investasi melalui promosi dagang, faislitasi UMKM dan misi bisnis.
  5. Memperkuat kerjasama pariwisata melalui pelatihan bahasa Rusia untuk operator wisata dan pemasaran pariwisata bersama.
  6. Meningkatkan kerjasama senibudaya, pendidikan, kepemudaan, penanganan bencana, lingkungan, dan olahraga.

Adapun prioritas Indonesia pada kerjasama kemitraan ASEAN-Rusia adalah:

  1. Isu politik dan keamanan melalui counter terrorism, arsitektur kawasan dan maritime.
  2. Isu ekonomi melalui perdagangan, investasi, UMKM, konektivitas energi dan pariwisata.
  3. Isu sosial budaya melalui people-to-people-contacts, pendidikan dan kepemudaan.

Menurut saya, bentuk kehadiran Rusia di ASEAN adalah untuk present,untuk hadir saja dulu. Rusia berusaha menghadiri dan mengikuti beberapa meeting yang diselenggarakan ASEAN karena Rusia berkeinginan untuk terus hadir di ASEAN. Apakah ini tantangan?

Saya kira tadi seperti yang disampaikan oleh Mas Hendrajit ini adalah suatu strategi yang baik untuk ASEAN dan Indonesia dimana kita sebagai ASEAN, kita menjadi central atau the driving force. Ini bisa dilihat dari meningkatnya interest atau kepentingan-kepentingan dari negara-negara lain dalam beberapa waktu belakangan ini kepada kawasan Asia.

Karena itu, Indonesia perlu memanfaatkan potensi dan peluang dalam kerjasama kemitraan ASEAN-Rusia guna mencapai tujuan dan kepentingan nasional, termasuk dalam mempromosikan perdamaian, keamanan, stabilitas, dan kesejahteraan masyarakat di kawasan.

*) Disampaikan dalam Focus Group Discussion yang diselenggarakan Global Future Institute (GFI) dan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HIMAHI) Universitas Nasional.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com