Kuntoro Mangkusubroto, Sosok di balik Negara Auto Pilot Indonesia

Bagikan artikel ini

Penulis: Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Metro TV kala menggelar seminar bertajuk Indonesia Negara Auto Pilot, mungkin ada benarnya. Artinya meski pilot resmi tidak berfungsi, tapi ada sistem dan mesin yang tetap menggerakkan pesawat tetap berjalan.

Dan di pemerintahan SBY, pilot siluman tersebut adalah Kuntoro Mangkusubroto, Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembagunan (UKP4). Dia lah pilot sesungguhnya sehingga meski auto pilot pesawat tetap berjalan. Dia lah Perdana Menteri RI yang sesungguhnya. Jadi baik buruknya kinerja pemerintahan SBY dia lah orangnya yang harus dimintai pertanggungjawaban. Bukankah SBY di awal pelatikan Kuntoro bilang dia adalah mata dan telinganya?

Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (disingkat secara resmi UKP-PPP, sering juga disingkat UKP4) adalah sebuah unit kerja yang dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menjalankan tugas-tugas khusus sehubungan dengan kelancaran pemenuhan program kerja Kabinet Indonesia Bersatu II.

UKP4 berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada presiden. Dalam melaksanakan tugasnya, UKP4 dibantu oleh Wakil Presiden serta berkoordinasi dengan—serta memperoleh informasi dan dukungan teknis dari—kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah daerah (Pemda), dan pihak lain yang terkait.

Mengutip berita 13 September 2010, seorang anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Hayono Isman mengatakan, SBY akan merombak kabinet berdasarkan laporan ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto. “Mungkin saja terjadi perombakan kabinet tahun ini,” ujar anggota Komisi I DPR ini.

Jelaslah sudah, kantor kementerian hanya sekadar kantor para asisten menteri, sedangkan kementerian yang sesungguhnya ada di tangan UKP4 di bawah kepemimpinan Kuntoro.

Dari sajian cerita ini, saya kira tidak fair kalau semua kesalahan ditimpakan kepada para menteri, karena kadarnya cuma asisten dan staf khusus. Kuntoro lah yang harus dievaluasi mengingat fakta bahwa secara de fakto dialah Perdana Menteri yang merupakan mata, telinga, kaki dan tangan Presiden SBY.

Kuntoro, seperti halnya Dipo Alam yang menjabat Sekretaris Kabinet, merupakan para pemain kunci Istana yang sangat kuat dan punya akses langsung kepada SBY, dan sama-sama orang dekat Ginandjar Kartasasmita sejak era pemerintahan Suharto.

Adalah Kuntoro pula, yang termasuk dalam jajaran 14 menteri kabinet pemerintahan Suharto, yang secara serempak atas komando Ginandjar Kartasmita sebagai Menko Ekonomi saat itu, menyatakan mengundurkan diri dari kabinet pemerintahan Suharto. Yang kemudian memicu kejatuhan Suharto dari tampuk kekuasaan pada 22 Mei 1998.

Profil Kuntoro Mangkusubroto

Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto (Purwokerto, 14 Maret 1947) ini dibesarkan dalam keluarga terpelajar. Ayahnya seorang pengacara dan ibunya dosen bahasa Inggris di Universitas Sudirman, Purwokerto. Dia menjalani pendidikan SD hingga SMA di kota kelahirannya. Lalu masuk jurusan Tehnik Industri ITB dan lulus tahun 1972.

Setelah lulus, dia langsung diangkat menjadi dosen di almamaternya. Kemudian Kuntoro meneruskan pendidikannya di bidang industrial engineering, Stanford University (1976). Lalu mendalami bidang civil engineering di universitas yang sama (1977). Ia juga meraih gelar doktor dari ITB (1982) dengan disertasi tentang analisa keputusan.

Pada tahun 1983 Kuntoro dipindahkan ke kantor Sekretaris Negara menjadi staf ahli menteri muda UP3DN Ginanjar Kartasasmita dan menjadi Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara RI Safaruddin Husada, 1984. Lima tahun kemudian (1988) dia diangkat menjabat Direktur Utama PT. Tambang Batubara Bukit Asam, Tanjung Enim, Palembang.

Setelah itu, Kuntoro diangkat menjadi Direktur Utama PT. Tambang Timah (TT), pada Desember 1989 sampai 1994. Kemudian ia dipercaya menjabat Dirjen Pertambangan Umum Departemen Pertambangan dan Energi (1993) dan pada tahun 1998, Presiden Soeharto mengangkatnya menjadi Menteri Pertambangan dan Energi.

Setelah tidak menjabat menteri, Kuntoro mengabdikan diri sebagai Ketua ITB School of Business (2001). Pada tahun 2005, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkatnya menjadi Kepala BP-BRR Aceh Nias (Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara).

Riwayat Karir

Karir :
– Dosen Jurusan Teknik Industri, ITB (1972-sekarang)
– Staf Ahli Menteri Muda UP3DN (1983-1988)
– Pembantu Asisten Administrasi Menteri Sekretaris Negara RI Safaruddin Husada (1984)
– Dirut PT. Tambang Batubara Bukit Asam (1988-1989)
– Direktur PT. Tambang Timah (1989-1994)
– Direktur Jenderal Pertambangan Umum, Departemen Pertambangan dan Energi (1993-1997)
– Deputi Bidang Perencanaan, Badan Kordinasi Penanaman Modal (1997-1998)
– Menteri Pertambangan Kabinet Pembangunan VII (1988)
– Menteri Pertambangan Kabinet Pembangunan Reformasi (1998-1999)
– Direktur Utama PLN (2000)
– Kepala Badan Pelaksana Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias, Provinsi Sumatera Utara (2005)

Kegiatan Lain :
– Sekjen IA ITB periode (1987-1992)
– Ketua ITB School of Business

Jadi, apa kabar nih Pak Kuntoro Mangkusubroto?

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com