Maghribi

Bagikan artikel ini

Teringat Maroko, tentu ingat Marrakesh dan Casablanca, ingat perairan hangat di pantai-pantai yang terbentang antara Samudra Atlantik hingga Laut Mediterania.

Ada banyak persamaan antara Maroko dengan Indonesia, tentu banyak juga perbedaannya. Sejarahnya, keragaman ras dan etnisitas penduduknya, juga budayanya, sangat menarik untuk dikaji. Sayangnya hingga kini, kajian-kajian akademis semacam studi wilayah kurang menjangkau Maroko dan kawasan sekitarnya.

Padahal lebih 50 tahun lalu sudah ada buku hasil kajian mendalam tentang Maroko. Tentu berat baca buku itu, karena bukan sejenis buku informasi pariwisata tentang yang indah-indah dari negeri Magribhi yang memang indah itu.

Kita semua tentu masih ingat buku karya Clifford Geertz, ISLAM OBSERVED: Religious Development in MAROCCO and INDONESIA (diterbitkan pertama kali oleh The University of Chicago Press, 1968).

Dengan memakai pendekatan antropologi yang melihat agama sebagai produk budaya yang berkembang dalam kekhasan sejarah setiap bangsa, Geertz membandingkan sejarah dan perkembangan Islam di Maroko dan Indonesia.

“…….mirip, tapi berbeda”, kata Geertz tentang kedua negara ini.

Dengan mempelajari evolusi perkembangan agama dalam konteks sejarahnya yang khas, Geertz menyimpulkan di Maroko konsepsi Islam tentang kehidupan berarti aktivisme, moralisme, dan individualitas yang kuat. Tentu, ada banyak sanggahan terhadap kajian Geertz ini.

Tapi memang saat ini ada soal lain yang lebih menyita perhatian publik sedunia,…..penampilan memukau tim nasional Maroko di pentas sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar.

Manuel Kaisiepo, wartawan senior dari harian Kompas

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com