Isu seperti ini sudah lama dibicarakan, dan selalu ada dua kubu yang saling menegasi, yaitu yang menuduh khilafah dan yang membantah bahwa gerakan mereka untuk mendirikan khilafah. Apa yang paling pasti terjadi dari situasi ini adalah semua perhatian teralihkan ke soal itu, begitu juga dengan enerji dan waktu perjuangan akan terkuras ke sana, sementara itu perampokan, penistaan dan penjajahan berlangsung dengan semakin menyempurnakan metode dan agendanya. Kita tidak bisa bayangkan, kalau sedang berlangsung sebuah pertempuran (battle) kemudian pihak lawan meniupkan isu tersebut, sementara yang dituduh tidak miliki keteguhan atas apa yang diyakininya, katakanlah Pancasila misalnya, maka pasti akan timbul kepanikan dan rontoknya koordinasi yang memberikan peluang kemenangan atas musuh. Sejarah Islam sudah mencatat berkali-kali kejadian seperti ini dalam perang, maka sejarah jadi pergumulan ajang tafsir untuk menyempurnakan metode perjuangan keadilan dan kemanusiaan.
Maka pembentukan sebuah shared vision and perception dalam soal tersebut sangat mendesak diatasi melalui semacam kajian intensif secara singkat tentang apa itu sebenarnya khilafah dalam pengertian eksistensi dan esensinya, bagaimana setting sejarah yang melahirkannya, yang membesarkannya dan meredupkannya sampai pada batas kematiannya. Juga, dalam konteks apa ia berkembang secara orisinal dan dalam konteks apa ia hanyalah alat kapitalisme dan hibryda komunisme yang menggunakannya sebagai alat adu domba untuk membuka celah pintu masuk bagi dominasi, hegemoni dan penjajahan imperialisme mereka, khususnya di Indonesia. Dan terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana para founding fathers antara lain mengantisipasi penyesatan soal isu khilafah ini dengan memperkenalkan Pancasila dan Pembukaan UUD 45.
Namun kini yang menjadi masalah, tanpa pemahaman atas masalah tersebut dan rancangan strategi untuk menghadapinya maka bangsa ini akan jadi target operasi pelumpuhan antara lain dengan isu tersebut. Padahal perpecahan akibat masalah tersebut mestinya tidak perlu terjadi kalau kita tahu duduk masalahnya dan tahu apa yang harus dilakukan.
Yang terjadi kini, para aktivis dan sebagian ustad menjadi target ditanamkan kebencian soal khilafah tersebut namun sampai pada suatu tingkat seolah bangsa ini tidak miliki masalah lain selain dari itu. Lagipula di dalam indoktrinasi tersebut tidak diberikan penjelasan jalan keluarnya. Kadang, bagi mereka, penjelasan sederhananya cukup dukung paslon tertentu maka khilafah akan dengan mudah ditangani. Namun yang tidak dijelaskan adalah justru sesudah kemenangannya paslon tertentu itu, malah akan menguat penjajahan dan perbudakan, karena negara akan dilego ke asing dan rakyat semakin diperbudak, yang malahan melahirkan kemarahan, guncangan sosial, pemberontakan dan perpecahan lebih parah.
Sar Sardi, Pemerhati Sosial Politik