Penulis : Tim Riset The Global Review
Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta akan berkunjung ke Australia, Thailand dan Kamboja pekan depan. Kunjungannya ini bagian dari strategi kecenderungan Amerika ke Asia-Pasifik, bahkan saat krisis meminta perhatian dan sumber daya Pentagon di Timur Tengah.
Dalam perjalanan selama sepekan mulai Minggu, Panetta akan menuju ke Perth, untuk menghadiri pertemuan tahunan para menteri AS-Australia yang akan mencakup Menteri Luar Negeri Hillary Clinton, perwira tinggi militer AS Jenderal Martin Dempsey, dan Kepala Komando Pasifik Laksamana Samuel Locklear. Demikian dikatakan para pejabat pada Kamis.
KTT itu terjadi setelah kedatangan Marinir AS dan unit-unit Angkatan Udara ke Australia utara, sebagai bukti Amerika “menyeimbangkan” kekuatan terhadap Pasifik setelah satu dekade perang di Irak dan Afghanistan.
Pembicaraan akan “memberikan kesempatan untuk meninjau kemajuan persekutuan Korps Marinir dan penyebaran Angkatan Udara ke Australia utara serta membahas langkah-langkah selanjutnya dalam kerja sama penting,” kata juru bicara Pentagon George Little kepada wartawan.
Dalam kunjungan kali keempat ke wilayah tersebut sejak Juni, Panetta “menantikan kesempatan ini untuk lebih memajukan strategi jangka panjang keseimbangan kami terhadap Asia-Pasifik,” kata Little.
Setelah Australia, Panetta akan terbang ke Thailand, kunjungan pertama oleh seorang kepala Pentagon sejak 2008, sebelum menuju ke Kamboja di mana ia akan bergabung dengan 10 rekannya pada pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Panetta akan menekankan “pentingnya kesatuan ASEAN bagi stabilitas regional,” kata Little.
Amerika Serikat cemas tentang tumbuhnya kekuatan militer Cina dan sikap tegasnya pada sengketa wilayah di Laut Cina Selatan serta di tempat lain, didukung seruan-seruan dari beberapa negara di kawasan itu untuk perancangan “tata perilaku” untuk menghindari bentrokan di atas perairan yang berpotensi kaya sumber daya itu.
Perbedaan-perbedaan regional tentang bagaimana menangani Cina mengenai masalah pencegahan anggota ASEAN dari mengeluarkan pernyataan bersama setelah pertemuan puncak Juli di Phnom Penh, kebuntuan pertama dalam 45 tahun sejarahnya.
Amerika Serikat telah berusaha untuk meyakinkan sekutunya di wilayah yang Washington akan pertahankan dan perluas kehadiran militernya, tetapi beberapa mitra mempertanyakan apakah Amerika memiliki sarana keuangan untuk mendukung ikrar yang memberikan tekanan anggaran di tiap negara kawasan itu.
Lawatan Panetta ke Asia mencerminkan keyakinannya bahwa keamanan AS dan kemakmurannya terkait dengan wilayah Asia-Pasifik, kata juru bicaranya.
Perjalanan menteri diumumkan pada saat ketegangan berkobar di Timur Tengah, dengan para pejabat AS mengakui bahwa jet-jet tempur Iran mencegat pesawat tak berawak Amerika pekan lalu di atas Teluk dan menembaknya setidaknya dua kali.(TGR/ANT/AFP)