Suara UNIFIL Kritik Israel

Bagikan artikel ini

Pelanggaran berulang kali Rezim Zionis Israel terhadap zona udara, darat dan laut Lebanon rupanya telah membangkitkan kemarahan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) yang ditempatkan di negara ini. Andrea Tennettim juru bicara UNIFIL mengkritik pelanggaran Rezim Zionis Israel ini dan sikapnya yang tidak mematuhi resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB.

 

Andrea Tennetti Kamis (8/11) menandaskan, misi pasukan penjaga perdamaian PBB adalah menciptakan keamanan di wilayah perbatasan Lebanon.

Saat ini sekitar 13 ribu pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dari 29 negara ditempatkan di Lebanon dan mengawasi wilayah perbatasan garis biru yang telah ditetapkan PBB. Sementara itu, Rezim Zionis Israel yang mengaku mematuhi resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB terus melakukan pelanggaran wilayah Lebanon. Pelanggaran ini dilakukan Tel Aviv selama bertahun-tahun tanpa mengindahkan tuntutan internasional.

Resolusi 1701 Dewan Keamanan PBB dirilis tahun 2006 tak lama setelah perang 33 hari yang dikobarkan Rezim Zionis Israel terhadap Lebanon. Tujuan dari resolusi ini adalah menciptakan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon serta memulihkan ketenangan di Beirut.

Perang 33 hari tersebut telah merusak rumah, instansi pemerintah, rumah sakit, bahkan gedung PBB di desa Qana yang menjadi tempat perlindungan warga Lebanon pun tak luput dari keganasan militer rezim penjajah Israel. Meski perang tersebut telah enam tahun lewat, namun Lebanon masih terus dirongrong oleh Israel baik secara militer maupun politik.

Zona udara Lebanon setiap hari menjadi ajang manuver jet-jet tempur Israel dan artileri rezim ini terkadang juga menembaki wilayah perbatasan Lebanon dengan harapan memicu ketegangan di negara ini. Kerakusan Israel dan kekalahan memalukan militer rezim ini di tahun 2006 masih tetap terpatri di sanubari pemimpin Israel. Dengan demikian mudah dibaca konspirasi selama beberapa tahun terakhir Israel di Lebanon adalah untuk membalas dendam atas kekalahan memalukan tersebut.

Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) di tahun 2000 juga mampu mengusir militer Israel dari wilayah Lebanon dan menjadi teladan gerakan anti Israel di kawasan. Lebanon dengan kelebihan politik dan letak geografinya, senantiasa menjadi sasaran konspirasi Rezim Zionis Israel dan Amerika Serikat. Mengingat sensitifitas kondisi di kawasan, khususnya semakin parahnya kondisi Suriah maka kerusuhan dan istabilitas di Lebanon dewasa ini tak dapat dipisahkan dari masalah ini.

Kini Barat dengan menekan Suriah tengah berusaha menumbangkan pemerintahan Bashar al-Assad serta merusak persatuan kubu muqawama dan Damaskus. Lebanon kembali menjadi sasaran utama konspirasi gabungan Tel Aviv dan Washington. Dengan mengobarkan friksi internal, peledakan bom dan pelanggaran wilayah Lebanon oleh Israel, kubu penjajah dan pendukungnya ini ingin menciptakan instabilitas di Beirut.

Di sisi lain, resistensi Gerakan Perlawanan Islam Lebanon (Hizbullah) dan kewaspadaan elite politik Lebanon hingga kini telah berhasil membendung konspirasi busuk AS dan Israel tersebut. (IRIB Indonesia/MF)

Sumber :Iran Indonesian Radio

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com