Manuver militer ini merupakan yang ketiga kalinya digelar P-GCC hanya di bulan Oktober saja. Sebelumnya, angkatan laut Arab Saudi dan Bahrain melaksanakan latihan perang bersama di bandar bin Salman, Bahrain.
Rezim Al Saud sendiri menggelar manuver militer di perairan Teluk Persia dan Selat Hormuz, yang juga digelar bulan Oktober. Rangkaian latihan perang ini dilakukan untuk menguji kesiapan pertahanan negara-negara Asia Barat.
Muncul pertanyaan besar, apa yang menjadi motif utama digelarnya rangkaian manuver militer sejumlah negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia, terutama Arab Saudi ?
Tampaknya, masing-masing latihan perang ini dilaksanakan sebagai bentuk unjuk gigi untuk menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi setiap ancaman yang menghadang, terutama ancaman militer dan terorisme.
Meskipun isu terorisme merupakan masalah yang tidak bisa dipungkiri, terutama bagi negara-negara kawasan Asia barat, tapi ironisnya alasan ini mengemuka di saat negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia minus Oman justru memainkan peran signifikan dalam memanaskan situasi di kawasan, dan menyulut peningkatan eskalasi ancaman konflik di Asia Barat.
Berbagai fakta menunjukkan bahwa Arab Saudi yang menjadi pemain kunci dalam latihan perang bersama bulan Oktober, menjadi rezim Arab yang getol melancarkan dukungan bagi kelompok-kelompok teroris di kawasan. Tidak hanya itu, Riyadh juga menyulut friksi sektarian di sejumlah negara seperti Irak, dan mengobarkan perang di Yaman.
Manuver militer bersama sebagian negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia yang dimotori rezim Al Saud berlangsung di saat Arab Saudi tengah menghadapi masalah defisit anggaran yang berkisar 90 miliar dolar. Negara anggota P-GCC lainnya juga dililit masalah serupa meski relatif tidak besar dan cenderung bisa dikendalikan.
Tampaknya, motif utama digelarnya rangkaian latihan perang gabungan negara-negara anggota Dewan Kerja Sama Teluk Persia di bulan Oktober ini kembali pada sikap rezim-rezim monarki Arab yang sedang mempertontonkan kekuatan militernya.
Penguasa Arab di negara-negara kawasan Teluk Persia memang menghadapi ancaman terorisme yang disulutnya sendiri.
Tapi lebih dari itu, ancaman sebenarnya yang sedang mereka hadapi adalah krisis legitimasi kekuasaannya, dan diskriminasi yang terus-menerus mereka lakukan terhadap rakyatnya sendiri. Gelombang arus demokratisasi adalah ancaman serius yang sedang mereka hadapi, dan ironisnya dijawab dengan unjuk kekuatan militer melalui tiga latihan perang kali ini.
Facebook Comments