Yaman dan Dinamika Blokade Laut Merah (Bagian 2-Tamat)

Bagikan artikel ini

Krisis politik terus berlanjut, Mansour Hadi, presiden yang telah mundur lari ke propinsi Aden dan menyatakan masih menjadi Presiden Yaman dan mengklaim pengunduran dirinya dipaksa oleh Ansharullah. Untuk mengatasi krisis politik ini Manosur Hadi dan Ansharullah sepakat melakukan dialog tingkat tinggi di Riyad-Saudi. Namun tragisnya saat pertemuan sedang berlangsung di Riyad, koalisi negara Arab pimpinan Saudi dan Emirat pada 27 Maret 2015 melancarkan serangan udara ke Sana’a dan blokade laut terhadap Yaman, maka bubarlah pertemuan di Riyad tanpa hasil.

Sebuah kalkulasi politik yang salah dari Amerika dan Saudi, karena serangan ini membuat Anshrullah semakin kuat. Angkatan Bersenjata Yaman menilai Mansour Hadi berkhianat karena serangan koalisi Saudi menyerang situs-situs rahasia militer Yaman yang menurut mereka pasti dibocorkan oleh Mansour Hadi. Maka lengkaplah sudah dukungan terhadap Ansharullah, mulai dari dari birokrasi pemerintah, parlemen dan Angkatan Bersenjata Yaman yang sebelumnya masih melihat perkembangan. Agresi koalisi Saudi dan Emirat berjalan selama 8 tahun namun pemerintah Yemen tetap bertahan. Sedangkan nasib politik Manosur Hadi di Riyad lebih mirip dengan Juan Guaido yang diakui sebagai presiden Venezuela oleh USA dan Uni Eropa.

Selama perang dinamika politik juga terjadi, ujian Yaman datang lagi ketika Ali Abdullah Saleh menjalin kerjasama kembali dengan Saudi dan pasukan Ali Abdullah Saleh menyerang Ansharullah dari belakang. Ali Abdullah Saleh tewas tak terduga pada tahun 2017 saat ingin lari ke Aden dan terjadi kontak senjata dengan pasukan Ansharullah. Kenapa tak terduga karena Ansharullah tidak tahu, ketika terjadi kontak senjata ternyata Ali Abdulah Saleh di dalam mobil. Meskipun demikian partai yang dipimpin oleh Ali Abdullah Saleh yang mengontrol parlemen tetap mendukung Ansharullah karena mereka menganggap Ali Abdullah Saleh telah berkhianat.

Naiknya posisi Ansharullah yang dipimpin oleh Sayed Abdul Malik Al-Houthi ke tahta politik tertingi adalah murni dinamika politik yang terjadi di Yaman. Iran sama sekali tidak terlibat politik internal di Yaman. Iran terlihat membantu Yaman ketika sudah terjadi agresi besar-besaran oleh koalisi Arab yang diimpin Saudi-Emirat yang diyakini oleh Iran dipimpin langsung oleh Amerika-Inggris dan Israel.

Narasi rivalitas Sunni Syiah dalam dinamika politik Yaman tentu sangat absurd. Karena baik Sayed Abdul Malik Houthi, Ali Abdullah Saleh, Mansour Hadi dan Muhsin al-Ahmar mereka sama-sama Zaidiyah (atau syiah Zaidiyah) dan Zaidiyah adalah mayoritas di Yaman kecuali Hadramaut. Perbedaan diantara mereka tentu pada pilihan politiknya. Keluarga Sayed Abdul Malik al-Houthi dan umatnya terkenal dalam sejarahnya selalu menolak dominasi kolonialisme Barat dan Saudi yang mengatur perpolitikan di Yaman dan terinspirasi dengan Revolusi Islam yang dipimpin oleh Imam Khomaini. Sedangkan hampir semua rival politiknya terkenal menjadi client Saudi Arabia atau Emirat. Krisis Laut Merah saat ini bukan urusan mazhab, namun urusan bagaimana USA, Inggris dan Eropa terus mengontrol laut yang menjadi hub tiga benua (Asia, Afrika dan Eropa). Dari sinilah USA dan Inggris menguasai dunia, khususnya dunia dunia Islam. Israel yang menguasai tanah Palestina, dari awal telah disipakan menjadi bagian dari strategi penguasaan ini. Tanah Palestine dan sekitarnya, Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadi tiga locus penjajahan USA dan Inggris di Asia Barat.

Kita sering melihat peta wilayah representasi politik Yaman di media-media yang sebenarnya tidak mewakili kekuatan politik yang sebenarnya. Meski wilayah pemerintah Sana’a terlihat tidak besar namun sudah mewakili kurang lebih 70-80% populasi Yaman, karena sebagian wilayah yang tak dikuasainya adalah gurun pasir yang sedikit penghuninya. Jika syarat disebut negara itu memiliki wilayah, penduduk,dan pemerintahan, maka pemerintah Yaman saat ini yang dipimpin oleh Mahdi al-Mashat (President Yaman Supreme Political Council) juga sebuah negara bahkan mereka memiliki sejarah politik dan akar sosial yang sangat kuat, meski PBB tidak mengakuinya. Demonstrasi jutaan rakyat hampir setiap Jumat di berbagai kota kepada Ansharullah dan militer Yaman yang menyerang kapal-kapal terkait dengan Israel, menjadi bukti politik yang solid dukungan rakyat Yaman terhadap pemerintah Sana’a.

Masuknya Yaman dalam pertarungan global membela Palestina dengan peluncuran missile dan drone ke Israel, membuat banjir dukungan dari rakyat atau suku-suku di Yaman, mereka menganggap ternyata Ansharullah adalah pahlawan dan punya visi besar mulia dan rival politiknya yang didukung media global menggunakan isu Syiah dan mengandalkan USA-Saudi-Emirat makin tenggelam. [Tamat]

Oleh: Mujtahid Hashem
The Axis of Resistance Institute

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com