Mundurnya Para Tokoh, Pukulan Politis Terhadap Partai Demokrat

Bagikan artikel ini

Belum lama ini, Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan mengaku tidak terpengaruh dengan batal ikutnya tiga tokoh dalam Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat jelang Pemilu 2014. Anies mengaku akan terus mengikuti proses konvensi. Anies mengatakan, sebelum dirinya masuk ke dunia politik lewat konvensi, ia sudah bekerja untuk republik, salah satunya melalui pendidikan. Ketika ada tawaran untuk mengurus republik atas nama warga negara, kata dia, maka dirinya menyatakan siap.

Menurut mantan Kepala BAKIN, Letjen Purn Soedibyo, tidak ikutnya tokoh-tokoh besar (bukan sekedar popular) yaitu Mahfud MD, Jusuf Kalla dan Dirut Lion Air, disamping menaikkan bobot integritas ketiga tokoh besar ini  juga secara tidak langsung pukulan politis terhadap bobot Konvensi Capres Partai Demokrat.

“Tokoh-tokoh seperti Gita Wirywan, Anies Baswedan  memang tokoh-tokoh yang populer dikalangan golongan masyarakat terpelajar tetapi belumlah merupakan tokoh nasional yang rasanya pantas memimpin negara ini,”ujarnya.

Menurut Soedibyo, tokoh-tokoh yang lain mungkin katagorinya bukanlah populer tetapi sekedar dikenal banyak orang karena jabatan-jabatan penting yang pernah disandangnya.

“Dari kenyataan ini, maka bobot Konvensi Capres Partai Demokrat ini kurang terasa sebagai peristiwa nasional yang besar,” ujarnya sehingga dalam konteks seperti itu wajar kalau tokoh seperti Anies Baswedan membuat pernyataan seolah-olah tidak terpengaruh.

Sementara itu, Linda Rahmawati menyatakan, kritikan terhadap Konvensi Capres Partai Demokrat kebanyakan datang bukan dari kalangan politisi Partai Politik diluar Partai Demokrat tetapi oleh pengamat atau perorangan yang membawa nama sesuatu LSM.

“Para politisi dari partai-partai  lain sendiri pada dasarnya masing-masing menyadari iapun masih akan menghadapi ujian dalam Pemilu Legislatif  April 2014 yad,” tambah perempuan alumnus pasca sarjana UI ini.

Menurut Linda, kekhawatiran Marzuki Ali yang mengkritik parameter apa yang digunakan oleh Komite Konvensi dalam memberikan penilaian, nampaknya lebih ditujukan kepada keikutsertaan Jenderal Purn Pramono Edhie Wibowo saudara dekat dari Presiden SBY. “Cukup banyak pengamat berpendapat sama, bahwa tidak ada jaminan bahwa Presiden SBY benar-benar tidak mengendalikan Komite Konvensi,” duganya.

Menurut perempuan kelahiran 1989 ini, walaupun banyak mendapatkan kritik yang tajam dan pedas, pada kenyataan konvensi Partai Demokrat tetap menarik sejumlah tokoh, terbukti melalui “testimoni mereka” misalnya Jenderal Purn Endriartono Sutarto bahkan pernah mengatakan ia akan ikut konvensi, karena prospek di salah satu parpol yang sebelumnya diikuti tidak jelas dan tidak berpeluang.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com