National Security Agency (NSA), lembaga intelijen Amerika Serikat (AS) secara diam-diam menggelontorkan dana kepada badan intelijen Inggris, Government Communication Head Quarter (GCHQ) sekitar 100 juta Poundsterling (Rp 15,7 Triliun). Dana itu untuk mengamankan akses dan mempengaruhi program pengumpulan informasi intelijen Inggris.
Informasi ini terkuak dari dokumen yang dibocorkan pembocor intelijen AS yang kini mendapat suaka di Rusia, Edward Snowden, seperti dilansir dari The Guardian, Jumat (2/8/2013).
Dari dana rahasia itu, AS mengharapkan imbal hasil, yakni GCHQ harus bekerja keras untuk memenuhi tuntutan NSA. Dokumen itu mengungkapkan dari 2010, GCHQ mengakui bahwa AS telah “mengangkat sejumlah isu berkaitan dengan memenuhi harapan minimal NSA”.
Detail pembayaran NSA dan pengaruh AS atas Inggris diatur dalam ‘portofolio investasi’ tahunan GCHQ. Dokumen itu mengungkapkan bahwa NSA memberikan 22,9 juta Poundsterling pada 2009.
Kemudian tahun berikutnya dana NSA meningkat menjadi 39,9 juta Poundsterling. Jumlah dana itu termasuk 4 juta Poundsterling untuk mendukung kinerja GCHQ untuk NATO di Afghanistan dan 17,2 juta Poundsterling untuk menguasai internet, termasuk mengumpulkan, menyimpan banyak data mentah yang siap dianalisa.
NSA juga membayar 15,5 juta Poundsterling untuk pembangunan kembali fasilitas GCHQ di Bude, Cornwall, barat daya Inggris untuk menyadap kabel optik trans Atlantik yang memuat lalu lintas internet. Tahun 2011/2012, NSA mendanai 34,7 juta Poundsterling untuk GCHQ.
Dokumen itu juga menunjukkan bahwa NSA membayar separuh untuk peningkatan kemampuan intelijen GCHQ di Siprus. Sebagai imbal baliknya, GCHQ harus mengakomodasi pandangan AS ketika memutuskan apa yang harus diprioritaskan. Dokumen itu juga menjelaskan rencana dana tahun 2010/2011 yang menyatakan,”Portofolio akan mengalokasikan dana yang disediakan NSA dan departemen pemerintahan Inggris terhadap perjanjian yang telah disepakati”.
Terkait dengan dana rahasia NSA itu, dokumen yang dilihat Guardian mengungkapkan:
-GCHQ mendanai upaya untuk mengumpulkan informasi personal dari ponsel dan aplikasi yang memungkinkan untuk mengeksploitasi segala macam ponsel, kapan dan di mana saja.
-Beberapa staf GCHQ yang bekerja untuk program sensitif ini menunjukkan perhatian tentang moral dan etika dari operasional kerja, utamanya karena melibatkan tindakan curang.
– Jumlah data personal yang diunduh GCHQ dari internet dan perangkat mobile meningkat 7.000% selama 5 tahun belakangan. Namun 60% informasi itu masih dipasok oleh NSA.
– GCHQ menyalahkan China dan Rusia yang melakukan serangan siber pada Inggris, dan sekarang bekerja dengan NSA menyiapkan militer AS dan Inggris dengan kemampuan perang siber.
Snowden pernah mengingatkan bahwa eratnya hubungan antara NSA dan GCHQ yang bertanggung jawab dalam mengembangkan teknik yang bisa mengumpulkan dan menganalisa lalu lintas internet.
“Itu bulan cuma masalah AS. Mereka lebih buruk daripada AS,” tutur Snowden.
Sumber :detik.com