Menyingkap Keterlibatan CIA dan MI-6 Dalam Operasi Intelijen Penggulingan Perdana Menteri Australia Gough Whitlam Pada 1975

Bagikan artikel ini

Rupanya bukan saja negara-negara berkembang seperti Indonesia, Kamboja atau Kongo yang jadi target operasi badan intelijen CIA dan badan intelijen Inggris MI-6 untuk menggulingkan kepala pemerintahan yang dipandang tidak bersahabat oleh AS dan Inggris. Australia yang notabene merupakan sekutu strategis kedua adikuasa itu, ternyata pada 1975 pernah jadi target penggulingan dari kekuasaan.

Penggulingan Whitlam sebagai Perdana Menteri Australia merupakan kesepakatan antara Ratu Elisabeth, Presiden Gerald Ford dan Perdana Menteri Harold Wilson. Modus operandi yang dilancarkan terlihat licik dan mengandung jebakan.

Baca juga :  New Investigation Exposes CIA Role in 1975 Coup Against Australian Government  which wanted to Remove US Spy Base 

Jim Cairns, Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Keuangan Australia, dijebak oleh CIA dan MI-6 seakan memperoleh pinjaman sebesar 4 miliar dolar AS dari Arab Saudi. Akibat dari blunder fatal yang dilakukan Jim Cairns, bukan saja dirinya dipaksa mundur sebagai wakil perdana menteri dan menteri keuangan, namun Whitlam pun pada akhirnya terpaksa mengundurkan diri dari tampuk pemerintahan karena begitu kuatnya tekanan opini publik.

Memang di Australia kala itu yang masih berstatus daerah protektorat Inggris di bawah Gubernur Jenderal, menurut konstitusi Australia kala itu, semua pinjaman luar negeri harus disetujui lebih dulu oleh Australian Loan Council.

Pertanyaan pentingya adalah benarkah dokumen yang mengindikasikan keterlibatan Whitlam dalam urusan pinjaman luar negeri yang illegal itu memang asli? Seorang wartawan investigasi, Danny Casolaro, berhasil mengakses dokumen CIA yang telah dibuka untuk publik, bahwa skandal yang menjerat Jim Cairns dan Gough Whitlam sejatinya merupakan fabrikasi alias rekayasa. Mengutip laporan internal yang bersifat rahasia dari seorang aparat intelijen Australia melalui bulletin intelijen pada 1976, ternyata beberapa dokumen yang digunakan untuk mendeskreditkan Whitlam itu palsu adanya. Merupakan rekayasa CIA belaka.

Mengapa AS begitu ingin menggulingkan Whitlam sebagai perdana menteri Australia? Bagi CIA dan MI-6 Whitlam dianggap berbahaya karena bermaksud menutup fasilitas kegiatan spionase AS yang berada di Pine Gap dekat Alice Spring, Australia. Melalui Pine Gap, Alice Spring,ternyata digunakan CIA dan MI-6 bukan saja memata-matai jalur komunikasi Australia, melainkan juga untuk membantu kegiatan operasi jual-beli narkoba (drug-trafficking-operations) di Golden Triangle (Segi Tiga Emas).

AS terutama di era kepemimpinan Gerald Ford, juga tidak senang dengan sikap Whitlam yang menentang pengeboman dari udara berskala luas di Vietnam, sehingga Whitlam yang dinilai berhaluan politik kiri itu, memutuskan menarik tentara Australia dalam Perang Vietnam mendukung Vietnam Selatan. Bahkan yang lebih mengkuatirkan bagi kalangan komunitas bisnis, Whitlam mengancam akan menasionaliasikan beberapa perusahaan yang berada dalam kendali kepemilikan beberapa korporasi global AS.

Kalau kita telisik konstelasi global dan regional pada 1975 memang sangat tidak menguntungkan bagi Whitlam dan pemerintahan sayap kirinya. Menyusul serbuan militer Indonesia ke Timor-Timor yang saat itu sedang vakum kekuasaan, pemerintahan AS yang saat itu di bawah Geral Ford dan menteri luar negeri Henri Kissinger, cenderung diam-diam memberi dukungan dan lampu hijau bagi pasukan Indonesia untuk menguasai Dili Timor-Timor. Sedangkan Whitlam yang berhaluan sayap kiri dari Partai Buruh, sangat menentang keras apa yang mereka sebut invasi militer Indonesia ke Timor-Timor.

Maka peralihan kekuasaan pemerintahan Australia dari Whitlam ke Malcom Fraser dari Partai Liberal sebagai perdana menteri care taker, Australia praktis sehaluan dengan AS dalam mendukung serbuan militer Indonesia ke Timor-Timor.

Bukti nyata adanya konspirasi penggulingan Whitlam dari kursi perdana menteri semakin terang-benderang ketika terungkap bahwa Fraser pun mendapat bantuan dana dari CIA lewat Hugan Hand Bank yang berada dalam supervise badan intelijen AS tersebut.

Penyingkapan yang dilakukan Peter Osborne, mantan penasehat sains pemerintah Australia yang juga seorang ilmuwan, semakin memberi terang pengetahuan ihwal adanya konspirasi di balik operasi rahasia penggulingan Whitlam, berdasarkan penelitian yang ia lakukan selama 25 tahun.

Merujuk pada keterangan Michael Riconosciuto, seorang ahli komputer CIA yang tahu banyak mengenai internal badan intelijen AS tersebut, Menurut Michael Riconosciuto, operasi gabungan CIA-MI-6 penggulingan Whitlam dipimpin oleh Sir William Denis Kendall, yang pernah menjadi anggota parlemen Inggris, simpatisan kaum fasis dan pemilik perusahaan yang bergerak dalam jual-beli senjata.

Adapun dari CIA dikoordinir oleh Frank Carlucci, Deputi Director yang pernah terlibat dalam operasi CIA menggulingkan Presiden Patrice Lumumba dari Kongo pada 1960. Pada 1980an Carlucci pernah menjabat menteri pertahanan AS.

Adalah  berkat informasi dari Michael Riconosciuto yang amat akrab dengan Kendall itulah, terungkap adanya pembicaraan lewat telepon antara Kendall dengan Perdana Menteri Inggris Harold Wilson dan Ratu Elizabeth,yang memberikan izin pada Kendall untuk melancarkan operasi intelijen penggulingan Whitlam dari tampuk pemerintahan Australia.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GF()

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com