PAN Hengkang, Bisa Kacaukan Skenario SBY

Bagikan artikel ini

Hengkangnya Partai Amanat Nasional (PAN) dari Koalisi Merah Putih (KMP) ke koalisi pemerintah, akan mengurangi kekuatan suara KMP di Parlemen, mengejutkan publik. Lantas, siapa yang akan dirugikan dengan konstalasi politik baru di DPR? (Baca: Dukung Jokowi, PAN Dapat Jatah Menteri?)

“Sebagian besar media umumnya menyorot Prabowo, menyusul berpindah haluannya PAN ke koalisi partai pendukung pemerintah, Kolisi Indonesia Hebat (KIH). Gimana reaksi Prabowo? Apa dia marah atau nggak. Galau atau nggak? Tapi kok nggak ada yang nyorot SBY. Apa dia meradang atau galau?” kata Hendrajit, pengkaji geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute ketika dihubungi obsessionnews.com, Kamis (3/9/2015). (Baca: Jokowi: PAN Gabung Koalisi Pemerintah)

Dalam pengamatannya, Gerindra, PKS, dan Golkar relatif solid. Apalagi Gerindra dan PKS memang punya blue print politik yang sudah digodok bertahun-tahun, dan punya sikap nasionalisme yang jelas.

“Apapun yang terjadi, kalau harus bertempur baik terkait memperjuangkan UU baru yang pro rakyat atau menyikapi kinerja pemerintahan Jokowi-JK, ketiga partai tersebut sepertinya akan tetap solid. Terlepas mereka menang atau kalah. Tapi intinya, mereka punya agenda dan program,” ujarnya.

Terkait Demokrat yang dinahkodai oleh SBY, Hendrajit mengatakan, Demokrat bersikap mendua pada Pilpres 2014, yakni membagi dukungan untuk Prabowo dan Jokowi.

“Ketika Prabowo dan koalisi pendukungnya membentuk KMP, Demokrat memang ikut serta di dalamnya. Namun pada pandangan saya, SBY dan partainya ini punya agenda tersendiri, dengan memanfaatkan energi ketokohan Prabowo dan soliditas partai-partai yang tergabung dalam KMP. Sekarang dengan berpindah haluannya PAN, Demokat seakan kehilangan kuda tunggangan untuk melayani agenda-agenda strategisnya yang dititipkan kepada KMP,” katanya. (Baca: Petinggi PAN Ada yang Tidak Suka PAN Gabung ke Pemerintah)

Menurut Hendrajit, pasca Pilpres 2014 SBY dan Demokrat dihadapkan pada konstalasi politik internal PAN yang tak terduga. Terpilihnya Zulkifli Hasan yang kebetulan besan Amien Rais, dan tersingkirnya Hatta Rajasa dari kontalasi kepemimpinan PAN, jembatan yang menghubungkan SBY-Demokrat dengan PAN melalui Hatta, telah terputus. (Baca: PAN Masuk KIH, Revisi UU MD3 Mulai Diwacanakan)

“Keputusan DPP PAN untuk beralih haluan ke Jokowi-JK, otomatis akan mengacaukan skenario SBY untuk mengendalikan eksekutif sekaligus legislatif dari belakang layar,” analisanya. (Arif RH)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com