Pengantar Deklarasi Yogyakarta dan Petisi Yogyakarta

Bagikan artikel ini

Batara R. Hutagalung, Ketua Umum Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB)

Di akhir ORASI KEBANGSAAN III yang disampaikan oleh Ketua Umum Komite Utang Kehormatan Belanda (KUKB) di Yogyakarta tanggal 24 April 2015, dalam rangka memeringati 60 tahun Konferensi Asia – Afrika, dicetuskan DEKLARASI YOGYAKARTA dan PETISI YOGYAKARTA.

Orasi Kebangsaan I, tanggal 18 Desember 2015, Tema: “19 Desember 1948, Agresi Militer Belanda Terhadap Yogyakarta, Ibukota Republik Indonesia Yang Merdeka dan Berdaulat.

Orasi Kebangsaan II, tanggal 9 Maret 2015, Tema: “9 Maret 1942, Akhir Penjajahan Belanda di Bumi Nusantara.”

DEKLARASI YOGYAKARTA

Seruan Kepada bangsa-bangsa yang pernah hidup di bawah penjajahan, bahwa:

  1. Jangan Pernah Melupakan Bentuk Penjajahan Yang Sangat Kejam.
  2. Mewaspadai Kolonialisme Gaya Baru Di Era Perang Asimetri.

Seruan Kepada Bangsa Indonesia:

  1. Kembali pada Undang-Undang Dasar 1945 (yang asli) sesuai yang disahkan pada 18 Agustus 1945, dan apabila ada penambahan Ayat-Ayat baru sebagai bentuk Aspirasi Rakyat dan perkembangan jaman, hendaknya dicantumkan dalam bentuk ADDENDUM bukan AMANDEMEN.
  2. Meninjau Kembali Perubahan Undang-Undang Dasar 1945, baik pada perubahan 1, 2, 3 dan 4 yang TIDAK SESUAI dengan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
  3. Dengan Konsekuen Melaksanakan Amanat Tri Sakti butir pertama, “BERDAULAT DALAM BIDANG POLITIK”, berarti harus Menjalankan Politik Luar Negeri dengan sangat baik termasuk Mengambil sikap tegas terhadap Negara yang TIDAK MAU Mengakui Kedaulatan dan Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945.
  4. Ikut serta aktif Menjaga dan Melaksanakan Perdamaian Dunia,
  5. Mempersiapkan diri dalam menghadapi Perang Asimetri di semua bidang kehidupan.

Seruan Kepada Warga Yogyakarta:

  1. Menjadi pelopor dalam Menghadapi Perang Asimetri,
  2. Memelopori Penulis Baru Sejarah Nusantara dan Indonesia yang obyektif untuk menggantikan Penulisan Sejarah Lama, yang masih banyak dipengaruhi oleh bekas penjajah dan sekutunya.
  3. Menata keberagaman di Yogyakarta, agar menjadi cermin Bhinneka-Tunggal-Ika Bangsa Indonesia.

Yogyakarta, 24 April 2015

Peserta Orasi Kebangsaan

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com