Sudah saatnya berbagai pemangku kepentingan kesehatan maupun yang tekait, mendiskusikan sebuah agenda strategis: Menyelematkan rakyat Indonesia dari Pandemi Covid-19 secepatnya. Tanpa harus terpaku pada istilah lockdown atau karantina wilayah. Fokus pada frase “Selamatkan Rakyat dari Pandemi Covid-19”.
Dengan begitu isu dan pokok bahasan bisa bergulir secara alamiah dan bebas dari prasangka politik. Fokus pada mencari solusi, stay focused on healt issue. Jangan melebar ke luar isu kesehatan, meskipun tetap mempertimbangkan aspek-aspek lain di luar sektor kesehatan seperti politik-keamanan, ekonomi, sosial-budaya dan sebagainya.
Sebab kami melihat, pro kontra seputar lockdown atau Karantika wilayah, terperangkap pada single issue politics. Terperangkap pada istilah Lockdown namun didasari pengertian dan gagasan yang bertentangan satu sama lain. Dengan berbagai pikiran di benak masing-masing yang berbeda-beda pula. Meskipun menggunakan istilah yang sama yaitu lockdown. Lebih dari itu, kosa kata Lockdown itu sendiri terlalu dipengaruhi alam pikir orang-orang Barat, yang belum tentu cocok dengan atmosfer geo-kultural bangsa kita. Sehingga kosa kata lockdown atau karantika wilayah, malah jadi hijab atau tabir yang menutupi sasaran sesungguhnya untuk menyelamatkan secepatnya masyarakat dari Pandemi Global Covid-19.
Maka itu, para stakeholders kesehatan dan bidang2 terkait, hendaknya mulaii fokus pada strategi penyelamatan Pandemi. Supaya tidak out of focus dari tujuan utama. Dan tidak melebar ke mana mana.
Sebuah ironi dan tragedi ketika kita justru terperangkap pada kosa kata yang justru jadi hijab/tabir untuk mengatasi yang justru jadi agenda pokok: Selamatkan rakyat Indonesia dari Pandemi!
Dengan demikian, konsepsi lockdown bisa kita uji bersama, apakah memang solusi efektif sesuai kondisi alamiah sosial-budaya bangsa kita untuk atasi Pandemi, atau perlu sebuah solusi lain yang lebih membumi namun efektif untuk menyelamatkan pandemi global tersebut.
Atas dasar strategi itulah, diskusi atau lokakarya digelar untuk menjaring ide dan gagasan dari berbagai elemen bangsa agar bisa dituangkan jadi program kegiatan prioritas.
Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)
Sudarto Murtaufiq, Peneliti Senior Global Future Institute (GFI)
Rusman Rusli, Direktur IPTEK dan Lingkungan Hidup, Global Future Institute (GFI)