Hendrajit
Mungkinkah Prabowo bersekutu dengan Megawati menantang SBY pada pemilihan presiden 8 Juli mendatang? Peluang masih ada sejauh tidak ada campur tangan orang-orang dekat Mega yang pragmatis dan mau cari untung semata.
Salah satunya adalah Taufik Kiemas, suami Mega sendiri. Macetnya kesepakatan antara Mega dan Prabowo salah satunya adalah karena Taufik Kiemas atau yang kerap disebut TK, berkeberatan jika Mega mengalah dan memberi kesempatan kepada Prabowo untuk menjadi calon presiden yang diusung PDIP bersama Gerindra dan Hanura. Sehingga, pertemuan Mega-Prabowo pada selasa dan rabu malam batal terlaksana.
Namun, yang orang jarang tahu, TK bukanlah satu-satunya orang yang bisa mempengaruhi Mega. Di kubu Prabowo, ada seseorang yang begitu dihormati Mega dan nasehatnya seringkali dipatuhi Mega. Itulah Moerdiono, mantan Menteri Sekretaris Negara dan orang dekat mantan Presiden Kedua RI, almarhum Suharto.
Moerdiono, sekarang menjabat sebagai Ketua Dewan Penasehat Gerindra, dan bisa dipastikan, mengingat kedekatan Pak Moer dan Mega, maka Moerdiono sekarang sedang memainkan peran mediasi antara Mega dan Prabowo.
Ada satu fakta menarik bahwa batalnya pertemuan Mega-Prabowo pada Rabu kemarin, ternyata hanya sebuah desepsi, atau pengalihan perhatian agar tidak mendapat liputan media massa.
Nyatanya,Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan sempat bertemu Rabu 29 April kemarin. Pertemuan ini pun sengaja dirahasiakan dari para pemburu berita.
“Segini banyak wartawan, pada nggak tahu kan kemarin Ibu Mega bertemu Pak Prabowo,” kata Ketua DPP PDIP Tjahjo Kumolo kepada wartawan di kediaman Mega, Jl Teuku Umar, Jakarta Pusat, Kamis (30/4/2009).
Menurut Tjahjo, pertemuan kedua petinggi parpol yang diprediksi akan berkoalisi di Pilpres mendatang ini memang sengaja dirancang agar tidak terendus media.”Bu Mega dan Pak Prabowo memang sedang ingin berdua-duaan,” bebernya.
Saat ditanya mengenai tempat pertemuan, Tjahjo hanya tersenyum dan menjawab, “Pokoknya ada pertemuan dengan Bu Mega dan Pak Prabowo kemarin,” begitu informasi Tjahyo Kumolo sebagaimana dikutip dari detiknews.com Kamis 30 April.
Fakta menarik ini mengindikasikan bahwa mediasi yang dilakukan beberapa orang yang bisa menjembatani kedua tokoh politik ini berjalan secara efekti. Selain Moerdiono, jangan dilupakan juga peran dari Haryanto Taslam, salah seorang anggota Dewan Penasehat Gerindra yang dulunya adalah wakil sekretaris jenderal PDIP dan anggota Fraksi PDIP di DPR.
Apapun hasil kesepakatan mereka berdua nanti, persekutuan Mega dan Prabowo akan menjadi kunci kekuatan politik dan motor koalisi lintas-partai untuk menghadang SBY sebagai presiden untuk keduakalinya. Dan sekaligus untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk ketika Golkar kembali bersekutu dengan SBY dan Partai Demokrat.