Quds, Kedigdayaan Pasukan Khusus Iran

Bagikan artikel ini

Ketika Qasim Sulaemani, panglima Al Quds, gugur, banyak yang nanya profil pasukan Al Quds  Iran itu. Kebetulan saya pernah nulis ini pada Juni 2015 lalu. Kiranya masih relevan hingga kini. Izinkan saya menurunkan kembali artikel tersebut.

Perkenalkan Quds Force, pasukan khusus Iran. Yang mengambil nama kota suci di Palestina, Al Quds (Jerusaelm). Pasukan Quds didirikan pada 1990 dan diumumkan secara langsung oleh pemimpin spiritual tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei.

Menurut beberapa sumber yang berhasil dihimpun oleh Tim Riset Global Future Institute (GFI), misi awal didirikannya Pasukan Quds ini adalah rasa simpati yang mendalam kepada dunia Islam terutama negara Palestina yang sudah terjajah puluhan tahun.

Adapun Qods Force atau Pasukan Quds merupakan salah satu unit elit Korps Pasukan Revolusi Islam atau Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC), yang lingkup operasinya di dalam dan luar Iran.

Selain sebagai pasukan khusus, fungsi lain Quds Force adalah sebagai organisasi besar yang menyandang dana dan penunjang aktivitas militer serta otak penyusun rencana dan strategi sebuah operasi guna membantu negara sesama muslim yang terjajah. Sehingga Pasukan elit andalan negeri Mullah ini juga memiliki banyak jaringan di dalam dan luar negeri Iran.

 /></p> <p style=

Para personil yang tergabung di dalamnya, juga sangat profesional dalam membangun hubungan rahasia(underground) dengan seluruh organisasi Islam militan di dunia Arab.

Selain itu, Pasukan Quds juga mengatur strategi serta menampung semua informasi yang terkait dengan dunia intelijen militer, dan mengirimkan orang untuk beroperasi di luar wilayah Iran.

Menurut kelompok perlawanan Iran, Pasukan Quds berasal dari Korps Lebanon, yang bertanggungjawab atas penyerangan kamp marinir (AS) di Beirut pada 1983 yang menewaskan sekitar 300 marinir Amerika.

Pasukan Quds bisa dikatakan merupakan pasukan ekstra teritorial baru(extra-teritorial force), karena pasukan khusus ini digagas oleh intelijen Iran dan agen-agen asing (negara Islam lain) yang bergabung dan sepakat membentuk Qods Force.

Menariknya lagi, surat kabar terbitan Mesir, Al-Ahram, mantan Presiden Iran Ahmadinejad merupakan pendiri Pasukan Quds. Adalah Ahmadinejad yang menempatkan pasukan itu di kota Ramazan, dekat Irak, pada 1980. Tentu saja, kala itu dia belum jadi presiden.

 /></p> <p style=

Sebuah informasi yang tak kalah penting, Pasukan Quds punya peran besar di Irak sejak Septeber 2002, untuk membangun kelompok militan pro Iran guna mengantisipasi invasi AS ke Irak sebelum 2003.

Tabloid Intelijen terbitan Februari 2007, menulis bahwa Pasukan Quds sejak lama menyiapkan pelatihan dan menjadi penyandang dana untuk menunjang Pasukan Mahdi Moqtada al-Sadr dan membuka perbatasan bagi beberapa anggota kelompok Ansar al Islam.

Bahkan menurut badan intelijen Italia sebagaimana dikutip Tabloid Intelijen edisi Februari 2007, al Sadr dan kelompok militannya menerima 79 juta dolar AS per bulan dari organisasi Pasukan Quds Iran ini.

Dalam kiprah operasinya di luar negeri, reputaasi Pasukan Quds di Irak memang yang paling spektakuler. Di Irak, Pasukan Quds berbasis di kota Najaf. Operasi Pasukan Quds di Irak dijalankan secara tersamar di bawah nama Al-Najaf Al Ashraf al Safieh, yang disebut-sebut sebagai lembaga yang bergerak di bidang budaya.

Dalam operasinya, mereka bergabung dan mengintegrasikan dirinya dengan gerilyawan Irak. Mereka bisa muncul tiba-tiba dan langsung menyerang kamp-kamp tentara AS kemudian menghilang tanpa jejak dan tidak bisa dilacak. Inilah yang menjelaskan mengapa melalui operasi siluman ini, ratusan bahkan ribuan tentara AS tewas d Irak.

Pasukan Quds ini memang tidak main-main. Harian terkemuka The New York Times terbitan 24 Desember 2006, setidaknya empat orang Iran ditangkap tentara AS. Dan pihak AS yakin dua dari mereka merupakan anggota pasukan Quds. Sehingga mereka pandang sebagai bukti nyata adanya kegiatan pasukan itu di Irak.

Apalagi ketika pada pertengahan Januari 2007 lalu, terungkap dua orang anggota Pasukan Quds itu adalah Brigadir Jenderal Mohzen Chirazi dan Kolonel Abu Ahmad Davari. Kabarnya, Jenderal Mohzen Chirazi ini, merupakan yang paling dicari-cari oleh AS.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com