Dr. Dina Y. Sulaeman, Direktur Indonesia Center for Middle East Studies (ICMES)
Douma adalah wilayah kecil yang masih tersisa di Ghouta Timur yang dikuasai kelompok “mujahidin”, Jaish al Islam. (Tapi 2 hari yll mereka sudah menyerah dan DIANTAR ke Jarablus; catet ya, bis-bisnya disediakan pemerintah Suriah).
Para “mujahidin” di wilayah lain Ghouta sudah menyerah dan dievakuasi ke Idlib, tapi Jaish al Islam di Douma berkeras menolak. Syarat yang mereka minta antara lain, dievakuasi ke Jarablus (bukan Idlib) dan diizinkan membawa uang cash jutaan Dollar yang mereka simpan.
Dalam keadaan sangat terjepit, tiba-tiba saja, mereka mengirimkan video berisi jasad-jasad yang mereka sebut sebagai ‘korban serangan senjata kimia yang dilakukan tentara Suriah’. Video itu langsung viral dan diberitakan masif oleh media mainstream. Trump segera men-tweet memaki-maki Assad dan mengancam akan menyerang Suriah. Israel tak mau kalah, hanya sehari setelah kejadian, Israel membombardir pangkalan udara T-4 Suriah. Rupanya Israel memang baik hati, ingin menolong warga Suriah korban kekejaman Assad #eh?
1. Analisis Video
Video yang saya analisis adalah yang ditayangkan Aljazeera (AJ) [1] dengan berita pembanding dari The Independent (media Inggris terkemuka) [2], serta video yang sama yang disebar di medsos (karena video yang ditayangkan AJ sudah diblur). AJ menyatakan: video yang didapat melalui internet ini hanya SATU-SATUNYA BUKTI (dan reporter AJ tidak melakukan verifikasi ke lapangan).
Ada 2 versi video. V1 : orang-orang yang sedang mendapatkan pertolong tim relawan (disemprot air di sebuah ruangan), dan V2: jasad-jasad bergelimpangan, terlihat sudah mati.
AJ menggunakan sumber berita White Helmets. Menurut WH, gas yang digunakan adalah klorin dan “gas lain yang tidak teridentifikasi”. The Independent menulis : “media pro-oposisi, Ghouta Media Center/GMC mengklaim bahwa gas yang dipakai adalah sarin, sementara organisasi yang lain mengklaim serangan itu adalah bom klorin.”
Saya berbincang seorang pakar Disaster Medicine (Kedokteran Bencana). Hasil diskusi kami saat mengamati video itu:
-V1: orang-orang di video bisa jadi memang terpapar gas klorin, karena di video itu terlihat orang-orang disemprot air oleh tim penolong. Artinya, jelas bukan sarin, seperti diklaim GMC. Tapi kepastian jenis gas tidak bisa dilihat dari video, harus diteliti langsung.
-V2: jasad bergelimpangan di ruang tertutup, dari pengamatan video, hampir dipastikan bahwa orang-orang itu memang sudah tewas. Tapi, penyebabnya, tidak bisa diteliti hanya dari video (harus dicek langsung). Seandainya benar itu gas sarin dan di ruang tertutup, orang-orang yang masuk ke ruang itu (termasuk videografer) harus mengenakan pakaian pengaman lengkap (HAZMAT). Ini tidak terlihat di video. Bila benar ada bom sarin dijatuhkan dari pesawat, wilayah yang terpapar sarin akan luas; dan efeknya sangat mematikan (beda dengan klorin). Mengapa mengapa hanya ruangan tertutup itu saja yang diperlihatkan dalam video? Kemungkin terbesar memang orang-orang dalam ruangan itu dibunuh dengan sengaja (sehingga gas –entah apa jenisnya—terkonsentrasi di ruangan itu saja). Siapa yang melakukannya? Baca analisis konteks berikut ini.
2. Analisis Konteks Peristiwa
a. Media mainstream mengakui bahwa laporan mengenai serangan senjata kimia di Douma adalah tidak terverifikasi, antara lain AJ, The Wall Street Journal, New York Times, The Associated Press.
b. Sumber berita yang dikutip media mainstream adalah White Helmets dan Syrian American Medical Society, keduanya dibiayai pemerintah Barat, dan keduanya pro-jihadis. WH pun hanya beroperasi di wilayah yang dikuasai ‘jihadis’. Artinya, kedua sumber ini partisan sehingga harus dikonfirmasi. Perlu INVESTIGASI resmi dari PBB sebelum mengambil keputusan.
c. Tom Duggan, jurnalis yang berada di Damaskus, menulis bahwa dia mendapatkan info, orang-orang yang tewas di video, adalah para sandera jihadis. [3]
d. Jihadis selama 5 tahun terakhir menyandera warga sipil dan memaksa sebagian mereka bekerja membangun terowongan. Simak di sini testimoni warga yang sudah dibebaskan [4]
e. Logika/akal sehat: tentara Suriah sudah hampir menang; Jaish al Islam sudah sangat terjepit; mengapa tentara Suriah harus repot-repot menggunakan senjata kimia yang dipastikan akan memicu kemarahan internasional dan pasti dijadikan alasan oleh NATO untuk menyerang Suriah?
Bila benar Assad orang gila yang ingin membantai seluruh warganya sendiri, mengapa repot-repot menggunakan senjata kimia (yang korbannya ‘hanya’ puluhan/ratusan). Militer Suriah punya senjata konvensional yang bisa menghancurleburkan semua orang di wilayah Douma.
Mengapa tentara Suriah menunggu 5 tahun sebelum akhirnya membebaskan Ghouta timur dari cengkeraman Jaish Al Islam dan afiliasi Al Qaida lainnya? Jawabannya, tentara Suriah mengupayakan seminim mungkin korban sipil. Untuk itu, yang dilakukan selama ini adalah mengupayakan agar seluruh suplai dana dan logistik untuk para teroris terhambat; sehingga tak ada pilihan lain bagi mereka selain menyerah (dievakuasi ke Idlib) dan membebaskan seluruh sandera.
f. Tanggal 2 Feb 2018, Menhan AS, Jim Mattis menyatakan bahwa AS tidak punya bukti untuk mengkonfirmasi laporan dari kelompok-kelompok relawan (aid groups) yang menyatakan bahwa pemerintah Suriah menggunakan gas sarin terhadap warganya sendiri.
Yang dikatakan Mattis merujuk pada serangan gas sarin yang diklaim pihak mujahidin terjadi pada 2 April 2017; dan peristiwa itu dijadikan alasan oleh Trump untuk meluncurkan 59 rudal Tomahawk ke Suriah.
Dari April 2017 hingga Februari 2018 adalah waktu yang cukup lama untuk sebuah pengakuan. Namun ini relatif sebentar dibanding kebohongan sebelumnya. AS butuh sekitar 8 tahun untuk mengakui bahwa Irak tidak punya senjata pembunuh massal; padahal alasan itu yang dipakai AS untuk menginvasi Irak tahun 2003.
Masih banyak lagi yang lain. Tapi cukup sampai di sini sajalah. Pesan saya untuk orang Indonesia: jangan gampang histeris saat liat video, apalagi bila yang menyebarkannya orang-orang yang aktif mengepul donasi untuk mujahidin.
#SaveAkalKritis
–Ref:
[1] https://www.aljazeera.com/news/2018/04/suspected-chemical-attack-kills-dozens-syria-douma-180407202906316.html
[2] https://www.independent.co.uk/news/world/middle-east/syria-chemical-weapons-attack-latest-sarin-douma-eastern-ghouta-nerve-agent-chlorine-russia-us-uk-a8294741.html
[3] https://www.facebook.com/tom.duggan.940/posts/2109848789040169
[4] https://www.facebook.com/cerdasgeopolitik/videos/368979276940956/
sumber: Kajian Timur Tengah dan Studi Hubungan Interasional