Hendrajit, Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI)
Suku bangsa Kurdi ini unik. Sultan Sholahudin al Ayubi, penguasa Mesir yang berhasil merebut kembai Jerusalem dari kekuasaan Eropa pada Oktober 11877 dalam Perang Salib, sejatinya asli suku bangsa Kurdi yang bermukim di Takrit, di tepi sungai Tigris yang berlokasi di Irak. Belakangan setelah Sultan Sholahudin atau Saladin ini berkuasa di Mesir, mengambil-alih kekuasaan Dinasti Fatimiah, kekuasaanya membentang dari Mesir hingga Irak. Dari sungai Tigris hingga sungai Nil di Mesir.
Ketika Saladin merebut Jerusalem pada 1187, sebenarnya merupakan pembalasan atas direbutnya Jerusalem 88 tahun sebelumnya oleh Kaum Frank Eropa.
Ironisnya, Suku Kurdi yang sangat membanggakan Saladin yang asli putra Kurdi itu, saat ini bukan merupakan sebuah bangsa sendiri. Dan tragisnya lagi, tidak punbya tanhah air. Sebagai entitas sosial-budaya mereka tersebar di beberapa wilayah seperti Irak, Iran, Turki, Suriah, dan Rusia.
Jumlah warga Suku Kurdi saat ini berkisar 8 sampai 10 juta jiwa. Sebagian besar tinggal di Turki, sekitar 7 persen dari total jumlah populasi negeri pimpinan Tayib Erdogan itu. Di Iran, berkisar 5 persen dari total jumlah penduduk Iran,
Bagaimana tidak dibilang sebuah ironi. Sultan Sholahudin yang asli kurdi yang mana kekuasaannya membentang dari Mesir, Irak hingga Iran, namun suku bangsanya tetap nomaden, dan tersebar di berbagai wilayah Timur Tengah.
Maka itu wajar jika Kurdi sekarang ingin punya negara sendiri, meskipun tidak seambisius Sholahudin ketika menguasai Mesir, Irak dan Iran.
Ironi lainnya adalah kontras antara sosok Sultan Sholahudin sebagai pemersatu kekuatan Isam di Timur Tengah dan Teluk Persia. Suku Kurdi malah jadi elemen pemecah-belah antar negara-negara Arab, disebabkan keberadaan dan sebaran warga suku Kurdi di Suriah, Turki, Irak dan Iran. Hal ini disebabkan politik devide et impera alias politik pecah belah negara-negara adikuasa dengan memanfaatkan sentimen ketidakpuasan suku Kurdi ini.
Alhasil, suku Kurdi saat ini malah berpotensi untuk dimainkan kekuatan-kekuatan asing untuk menadi unsur pemecah-belah persatuan dan kekompakan di antara negara-negara Islam di Timur Tengah. Seperti antra Iran dan Irak.
Suku Kurdi di Iran, mukim di wilayah barat laut yang berbatasan dengan Irak, Turki dan Rusia. Biasanya, dengan menelisik kejadian-kejadian serupa sebelumnya, ketidakpuasan etnik Kurdi kerap terjadi di beberapa wilayah perbatasan. Seperti suku Kurdi yang bermikim di barat laut Iran yang berbatasan langsung dengan Irak, Suriah dan Rusia.
Inilahy ironi sebuah suku bangsa. Sultan Sholahudin merupakan pemersatu dunia Islam Timur Tengah. Sedangkan suku Kurdi itu sendiri, justru sekarang sedang dimainkan sebagai kelompok yang memixcu instabilitas politik di kawasan Timur Tengah. Seraya memecah-belah persatuan dan kekompakan negara-negara arab dan Islam di Timur Tengah.