Waspadai Jebakan Para Broker Revolusi

Bagikan artikel ini

Hendrajit, Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI)

Kita sebagai bagian dari komponen strategis bangsa, harus memiliki kemampuan membaca konteks dari suatu peristiwa kejadian, sekaligus mampu membaca konstalasi politik yang tercipta dari kekuatan-kekuatan politik yang bermain.

Beberapa waktu belakangan ini, sepertinya gerakan melengserkan SBY, menaikkan Wapres Budiono sebagai presiden pengganti dan kemunculan Sri Mulyani Indrawati sebagai Presiden RI hasil Pemilu 2014 berada dalam satu tarikan nafas dan bertumpu pada satu agenda tunggal.

Kabar burung yang sekarang ini beredar santer  bahwa SBY akan dilengserkan dari tampuk kekuasaan setelah lebaran, atau selambat-lambatnya pada akhir 2012. Meski ini spekulasi, tapi masuk akal adanya.

Beberapa indikasi memperlihatkan hal tersebut secara nyata:
1. Pembusukan terhadap Partai Demokrat dan orang-orang di lingkar inti SBY semakin marak dan jadi tontonan public setiap hari.
2. Barisan sakit hati dari kubu SBY sendiri maupun kelompok-kelompok yang semakin tidak puas terhadap rejim SBY semakin menguat.
3. Donatur dan Memorundum of Agreement antar kelompok gerakan anti SBY nampaknya sedang dan akan dibuat untuk mencapai satu sasaran pokok: Penggulingan SBY dari tampuk kekuasaan.
4. Beberapa kelompok strategis dikabarkan sudah meng-kavling pos-pos strategis dan bagi-bagi kue seandainya SBY nanti lengser.
5. Adanya indikasi kuat menuju perjanjian baru antara para broker revolusi dengan para perancang  tata dunia baru dan pemerintahan satu dunia yang dimotori oleh jaringan-jaringan pendukung Rockefeller, Rotschild dan JP Morgan.
6. Mendorong kelompok maupun perorangan yang punya libido politik yang tinggi untuk masuk dalam pagelaran revolusi premature yang ujung ceritanya bukan terciptanya perobahan menuju masyarakat sejahtera dan adil, melainkan mundurnya kehidupan bangsa  pada titik nadir.

Revolusi premature, inilah gagasan utama tulisan saya, sehingga kita sebagai bagian dari komponen-komponen bangsa harus bisa membaca konteks dari suatu peristiwa kejadian dan sekaligus memahami konstalasi politik yang tercipta dari berbagai kekuatan-kekuatan politik yang bermain dalam “Pagelaran Pura-Pura ini.”

Betapa tidak. Menurut beberapa sumber yang berhasil dihimpin tim riset Global Future Institute (GFI), skenario pelengseran SBY sebenarnya hanya fase awal menuju terwujudnya skenario memunculkan Sri Mulyani sebagai Presiden pada Pemilu 2014 nanti.

Begitu SBY lengser, maka para penggerak aksi pelengseran SBY akan diakomodasi isu-isu strategis yang diusungnya oleh Wapres Budiono, dan pada saat yang sama akan disusun formasi cabinet baru dengan dasar Resufle cabinet.

Kedua, aktor-aktor kunci dari gerakan pelengseran SBY tersebut akan dimasukkan sebagai bagian dari gerbong baru Wapres Budiono.

Ketiga,  Wapres Budiono akan segera menyusun tim untuk merumuskan formula aturan permainan baru dalam Pemilu 2014, namun dengan agenda tunggal: Memunculkan Sri Mulyani sebagai calon Presiden RI 2014 melalui kendaraan politik yang disepakati.

Inilah yang saya maksud di awal tulisan agar kita mewaspadai manuver politik para broker revolusi untuk menciptakan revolusi semu yang sejatinya adalah skenario kudeta tanpa revolusi, apalagi yang berdampak revolusioner.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com