Potensi Perkembangan Persenjataan Nuklir Cina Semakin Mengkhawatirkan (Bagian II)

Bagikan artikel ini

Perkembangan pesat teknologi nuklir Cina adalah rudal balistik antarbenua (Dongfeng-41) (CSS-X-20). Meskipun masih taraf pengembangan, para pakar nuklir berkeyakinan bahwa teknologi nuklir ini mampu membawa aneka ragam kepala nuklir. Bahkan mampu menjangkau wilayah-wilayah Amerika Serikat. Sehingga mampu menggantikan keunggulan Dongfeng-5A, CSS-4 Mod2), Dongfeng-5B, dan CSS Mod 3).

DF-41 juga diyakini mampu membawa hingga 10 hulu ledak nuklir terpisah, yang dapat mengenai sasaran yang berbeda. DF-41 juga akan memiliki jangkauan hingga 15.000 kilometer, lebih dari rudal manapun yang ada di bumi, dan akan mampu membawa 10 hulu ledak nuklir yang ditargetkan secara independen. Dari peluncuran di Cina, secara teoritis dapat menghantam benua Amerika Serikat dalam 30 menit, kata Proyek Pertahanan Rudal CSIS.

Pada intinya, para pakar nuklir berpandangan bahwa upaya Cina memodernisasi peralatan militernya, maupun arahan sistem tempurnya dalam penggunaan kekuatan nuklir strategisnya, ditujukan untuk menangkal serangan ke wilayah-wilayah vital di Cina, sekaligus mampu melancarkan serangan balasan terhadap negara-negara penyerang.

Cina saat ini juga sedang fokus untuk meningkatkan kemampuan militernya menetralisasi kemampuan negara-negara musuh dalam penggunaan berbagai tipe persenjataan konvensional, serangan cyber dan perang melalui radio elektronik.

Informasi dari The Indian Vivekananda International Foundation, mencatat rudal balistik armada kapal selam Cina yang terdiri dari empat tipe rudal balisitik bawah laut tipe 904, belum mampu menembus barikade armada kapal selam AS yang tidak terdeteksi dalam melakukan patroli siluman di bawah permukaan laut Kuning, Laut Cina Timur dan Laut Cina Selatan. Hal itu nampaknya akibat ketidakmampuan Cina dalam mendayagunakan Pusat Tenaga Nuklirnya (PLTN).

Kapal selam Cina yang bermuatana rudal balistik “Julang-2”, ternyata juga belum mampu menghantam beberapa sasaran strategis yang berada di wilayah AS. Berdasarkan alasan tersebut, maka angkatan bersenjata Cina saat ini mulai membangun kekuatan armada selam nuklir generasi baru seperti Tipe 096, yang diharapkan bisa beroperasi pada 2020 mendatang.

Bahkan Cina dikabarkan juga berencana untuk melengkapi peralatan armada kapal selamnya dengan rudal balistik tipe Julang-3. Yang mana berkemampuan menghancurkan kepala-kepala nuklir negara musuh.

Saat ini, komponen udara dari kekuatan nuklir strategis Cina hanya terdiri satu tipe pesawat pengebom (Hong-6). Dan sudah beroperasi sejak pertengahan abad 21 ini. Sudah mengalami beberapa perbaikan. Begitupun, Cina sebelum 2030, sudah berencana untuk mengoperasikan pesawat pengangkut rudal strategis bermuatan nuklir (Hong-20), yang mana proses pembangunannya sudah berlangsung sejak 2016. Jika ini bisa terwujud, maka Cina pesawat-pesawat tempur yang bermuatan rudal-rudal nuklir strategis.

Para analis mengaitkan kebangkitan teknologi nuklir Cina itu dengan semakin meningkatnya postur pertahanan/militer Cina untuk menguasai perairan Laut Cina Selatan. Lebih dari itu, diperkirakan pada 2019 ini Cina siap bangun 20 pembangkit tenaga nuklir.

Perkembangan ini barang tentu amat menggelisahkan AS, bahkan juga Rusia. Sementara AS dan Rusia menurunkan arsenal nuklirnya pada skala maksimum, Cina juga berkembang pesat tanpa hambatan.

Baca: The U.S. and Russia Are Shrinking Their Nuclear Arsenals—But China Isn’t

AS sempat menurunkan arsenal  nuklirnya dari 6800  pada 2017, menjadi 6450 pada Januari 2018 lalu. Begitupula Rusia menurunkan arsenal nuklirnya dari 7000 menjadi 6800. AS dan Rusia mengurangi arsenal nuklirnya berdasarkan perjanjian pengawassan senjata nuklir New Start Arms Control. Yang mewajibakn negara-negara pemilik nuklir hanya boleh tidak lebih 1500  senjata nuklir pada kedua belah pihak.

Sedangkan Cina justru semakin meningkatkan arsenal nuklirnya di tengah menguatnya tekanan di dalam negerinya, untuk terus meningkatkan modernisasi peralatan militernya pada skala maksimum.  Sehingga bukan tidak mungkin, kemampuan nuklir Cina akan mampu mengungguli AS dan Rusia.

Hendrajit, Pengkaji Geopolitik, Global Future Institute (GFI)

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com