Ledakan di Sarinah-Thamrin Menghempas Nilai Tukar Rupiah dan Bursa Saham

Bagikan artikel ini

Rusman, Peneliti Global Future Institute (GFI)

Di bursa pasar saham pun, terjadi kepanikan menyusul ledakan di kawasan Sarinah Jakarta Pusat itu. Menurut pantauan tim riset Global Future Institute, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung bergerak melemah hingga 1,29 persen, menyusul mencuatnya berita seputar ledakan di berbagai media baik cetak, elektronik maupun online.

Berdasarkan data yang berhasil kami himpun, IHSG melemah 52,23 poin atau 1,2 persen menjadi 4.484,95. Padahal sebelumnya  IHSG hanya terkoreksi 0,68 persen. Mayoritas sektor pendukung IHSG pula mengalami pelemahan. Di mana sektor keuangan turun 1 persen, sektor manufaktur turun 1,3 persen dan sektor properti turun 1,4 persen.

Dengan kata lain, IHSG terus bergerak turun ke Zona Merah. Sekadar gambaran. Pada perdagangan preopening, IHSG bergerak turun 44,396 poin (0,98%) ke 4.492,783. Mengawali perdagangan Kamis (14/1/2016), IHSG dibuka melemah 44,40 poin (0,98%) ke 4.492,78.

Namun sontak pada pukul 11.29 waktu JATS, IHSG langsung anjlok 50,258 poin (1,12%) ke 4.483,110 yang tentunya bisa dipastikan sebagai reaksi akibat ledakan bom di Kawasan Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.

Maka, pada perdagangan sesi I, IHSG ditutup anjlok 77,859 poin (1,72%) ke 4.459,320. Sementara indeks LQ45 ditutup merosot 17,830 poin (2,25%) ke 775.471.

Lantas, bagaimana halnya dengan harga saham? Dari pantauan kami, ada sebanyak 38 saham naik, 214 saham turun, dan 54 saham stagnan. Total frekuensi yang diperdagangkan mencapai 120.966 kali, total volume 2,060 miliar saham, nilainya Rp 2,879 triliun.

Yang perlu digarisbawahi saat ini, Pelemahan tertinggi terjadi di sektor industri dasar yang turun hingga 3,02%.

Adapun saham-saham yang masuk dalam jajaran top gainers adalah LPIN naik 450 poin (8,11%) ke Rp 6.000, ASRM naik 100 poin (4,55%) ke Rp 2.300, ISAT naik 50 poin (0,93%) ke Rp 5.450, dan BCAP naik 30 poin (1,88%) ke Rp 1.625.

Sementara saham-saham yang masuk dalam jajaran top loser adalah GGRM turun 1.725 poin (3,09%) ke Rp 54.175, HMSP turun 875 poin (0,96%) ke Rp 90.500, INTP turun 700 poin (3,46%) ke Rp 19.550, dan SMGR turun 550 poin (5,05%) ke Rp 10.350.

Ironis memang, jika kita bandingkan saat ketika Presiden Jokowi menekan tombol pembukaan perdagangan saham, pada Senin 4 Januari lalu. Ketika itu, ditutup pada level 4.593,0 pada 30 Desember 2015 atau meningkat sebanyak 23,6 poin atau 0,51 persen dibanding sehari sebelumnya.

Peningkatan atau penurunan IHSG biasanya disebabkan oleh faktor adanya harapan terhadap pemerintahan baru maupun perkembangan perekonomian yang semakin membaik. Dan tentu saja, terciptanya situasi politik dan keamanan yang cukup cukup kondusif dan stabil.

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com