Rohingya dari Arakan, Myanmar

Bagikan artikel ini

Zakaria Abdullah, pemerhati Islam di Asia Tenggara, khususnya minoritas Islam di Myanmar

Menurut Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR), orang-orang Rohingya adalah minoritas yang paling teraniaya di muka bumi. Selain kewarganegaraan mereka ditarik, tanah, properti, perusahaan bisnis dan hak asasi manusia mereka juga dikuasai.

Rohingya adalah etnis minoritas Muslim yang berada di Negara Bagian Rachine Utara (Arakan)  (NRS) di Birma atau Burma. Populasi Rohingya terutama terkonsentrasi di dua kotapraja Buthidaung dan Maungdaw di sepanjang perbatasan dengan Bangladesh, mereka tersebar di tiga kotapraja lain, seperti Akyab, Rathedung dan Kyautaw. Populasi mereka awalnya diperkirakan antara 2,5-3 juta sebelum penindasan negara terhadap mereka pada 1978. Mereka diketahui tanpa ada surat-surat identitas segera dideportasi ke Bangladesh. Sebagian dari mereka yang memiliki sarana tentu bisa menempuh perjalanan mereka ke Timur Tengah dan negara-negara lain.

Kampanye militer yang secara langsung menargetkan warga sipil sehingga mengakibatkan pembunuhan yang marak, perkosaan, penganiayaan agama dan penghancuran masjid, properti dan perusahaan-perusahaan bisnis. Lebih dari 200 ribu penduduk Rohingya dilaporkan telah melarikan diri ke Bangladesh untuk menghindari kerja paksa (tanpa upah), penyiksaan dan pelanggaran HAM lainnya. Mereka yang ada di Arakan tinggal di daerah-daerah kantong yang kumuh (ghetto) di mana gerakan mereka dipantau siang dan malam. Gerakan-gerakan antar desa perlu mendapat izin dari NaSaKa, otoritas paramiliter desa. Mereka yang tertangkap tanpa izin dipukul dan ditahan dan hanya akan dibebaskan setelah mereka membayar denda. Orang luar tidak diizinkan masuk ke dalam desa tersebut karena berita tentang kondisi di sana hanya diketahui ketika ada “narapidana” yang berhasil menyelinap keluar dari kantong tersebut.

Pernikahan juga diatur dan persetujuan harus dicari dengan biaya tertentu dan dalam kondisi yang ketat. Mempelai wanita dan laki-laki diharuskan untuk dikarantina selama beberapa hari sebelum pernikahan dapat dilaksanakan. Beberapa orang laki-laki dilaporkan menjalani operasi bisectomy untuk membatasi kemampuan reproduksi organ laki-laki. Dalam hal apapun, keluarga hanya diperbolehkan maksimal dua anak. Pengantin perempuan dilaporkan harus tidur di perempatan dari petugas NaSaKa.

Meski ada upaya-upaya dari PBB untuk memulangkan para pengungsi kembali ke Arak an, manun mayoritas dari mereka memilih untuk tetap di Bangladesh karena sikap negatif rezim Myanmar yang berkuasa terhadap kaum Muslim. Tapi karena ditekan oleh Bangladesh untuk kembali ke Myanmar atau pindah keluar, banyak yang mencoba keberuntungan mereka untuk berlayar ke negara lain, âque sera seraâ (apa pun yang akan terjadi, terjadilah). Mereka yang hanyut ke perairan Thailand ditarik jauh ke laut terbuka oleh Angkatan Laut Thailand setelah dipukuli oleh otoritas setempat. Empat dari lima perahu dilaporkan tenggelam oleh badai sementara satu perahu lainnya terdampar dan sebagian besar penumpang selamat.

Kasus orang-orang Rohingya adalah tragedi kemanusiaan yang hanya bisa terjadi di negara dengan ideologi kafir. Tetapi jika orang lain memilih untuk mendapatkan murka Tuhan melalui perselingkuhan mereka, kita harus melakukan sesuatu untuk mendapatkan berkat dari Tuhan melalui pertimbangan kemanusiaan.

Mengingat kompleksitas dan sensitivitas masalah ini, tekanan halus harus diterapkan pada rezim Myanmar ketika mengurangi pembatasan terhadap masuknya pengungsi dari kalangan komunitas Rohingya atas dasar kemanusiaan. Negara-negara seperti Malaysia yang membutuhkan tenaga kerja asing harus melihat sudut ini sebagai salah satu sumber suplai tenaga kerja. Daripada mendatangkan tenaga kerja tidak terampil dari ribuan orang dari negara-negara dan bangsa-bangsa lain tanpa masalah, akan lebih bermanfaat untuk mengakui dan memberikan suaka kepada orang-orang yang sangat membutuhkan tanah air. Mereka yang sudah berada di negara tersebut harus diberikan ijin kerja yang memungkinkan mereka untuk memasuki pasar kerja dan mendapatkan mata pencaharian dari keringat mereka daripada terus-menerus bergantung pada sedekah dan bantuan PBB. Kita mungkin tidak sadar, tetapi Tuhan melihat!

Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com