Ada Banyak Rahasia Dibalik Paragraf dan Kata Dalam Sastra Rusia

Bagikan artikel ini
Mungkin gambar 1 orang dan dalam ruangan
Kemarin temanku cerita kalau dia selalu dijadikan tempat curhat sama teman-temannya, lalu aku bilang begini :
“Sebenarnya orang tempat curhat itu punya masalah lebih besar dari orang yang curhat'”
“Itu benar banget, kata temanku itu.”
Curhat hanya luapan emosi belaka akibat sifat egois dan ingin diperhatikan, sementara dia sendiri tidak butuh solusi untuk masalahnya.
Itu yang terjadi pada Anna Karenina, ketika dia sudah tinggal bersama kekasihnya Vronsky, hidup dalam kemewahan dan kebahagiaan, dia dengan teganya mengeluhkan “kesengsaraan dan penderitaan hidupnya” pada kakak iparnya, Dolly, yang hidup miskin dengan 6 anak kecil dan suami yang selingkuh dan jarang memberikannya uang untuk sekedar membeli makan.
Tanda lain dari hati yang gelisah adalah selalu berusaha mencari perhatian dari orang lain, entah itu dengan curhat atau berusaha memikat lawan jenis, tanpa peduli etika dan peraturan agama yang berlaku, dalam novel Tolstoy ini dengan jelas digambarkan bagaimana rusak dan buruknya hati Anna yang tega di depan Vronsky dia menggoda tamunya, dan dia lakukan itu juga kepada lelaki lainnya.
Kebalikan dari Anna adalah suaminya sendiri, Karerin yang justru menemukan “pencerahan jiwa” setelah perselingkuhan istrinya, ketika Anna mengakui perselingkuhannya, seketika itu juga Karerin memutuskan bahwa Anna tidak berhak menentukan kebahagiaannya, karena menurutnya Anna adalah wanita yang tidak relijius dan bodoh maka apapun perbuatan Anna tidak bisa menentukan kebahagiaan Karerin.
Bahkan Karerin bisa menerima bayi hasil perselingkuhan Anna dan Vronsky, dia mencintai bayi itu dengan tulus, walaupun Anna sebagai ibu kandung bayi itu sendiri tidak mampu mencintai bayinya itu
Jika Karerin bisa selamat berkat logikanya dari kerusakan hati Anna, tapi tidak dengan Vronsky
Setelah Anna bunuh diri dengan melempar dirinya ke kereta api, Vronsky tidak bisa sembuh mentalnya dan dia meninggalkan semua kehidupannya untuk maju ke medan perang.
Jadi intinya novel Tolstoy ini tentang kondisi hati masing-masing tokohnya, ada hati yang tenang karena sudah menemukan tujuan hidup seperti Levin, atau Karerin yang menemukan pencerahan, atau Dolly dan Kitty yang sebagai simbol hati wanita yang polos dan murni, Vronsky sebagai hati yang selalu gelisah mencari tujuan hidup dan Anna sebagai hati yang kotor, buruk dan tercemar oleh dosa-dosanya sendiri.
Beruntung saya sudah membaca “Crime and Punishment” Dostoyevsky yang menjelaskan kondisi hampir serupa dengan kondisi mental Anna ; bahwasanya hukuman dari Tuhan itu adalah perbuatan dosa itu sendiri, dan dengan menyangkal perbuatan dosa itu maka akan semakin menderita hidupnya.
Novel Rusia memang bukan seperti novel Barat yang WYSIWYG, artinya apa yang dilihat itulah kenyataannya. Padahal ada banyak lapisan dalam tiap paragraf dan banyak rahasia yang disembunyikan dalam tiap kata.
Kondisi hati kita yang bisa membuat kita mampu menyingkapkan tabir itu, jika pembaca Barat tentunya akan merasa kasian pada Anna atau percaya bahwa Dostoyevsky itu atheist, tapi jika kita benar-benar membaca dengan kondisi hati yang tenang maka semua tabir itu akan terbuka dan setelah selesai membaca novel Tolstoy atau Dostoyevsky, kita bisa merasakan pencerahan jiwa yang bahkan bisa membuat air mata menitik.
Itulah sebabnya banyak kritikus Rusia yang kecewa dengan semua film adaptasi Barat dari novel Tolstoy : karena cara berpikir Barat yang kotor dan rendah itu tidak akan mampu bisa membuka tabir dalam novel ini
“a woman to all is a woman to none”
Anna Karenina adalah wanita untuk semua lelaki dan dia berakhir sebagai wanita tanpa lelaki,
berapa banyak wanita serupa seperti Anna kita temui sekarang ini? Berapa banyak wanita berhati busuk dan bahkan mengabaikan peraturan agama untuk kesenangan dirinya sendiri? Meninggalkan suami dan anaknya untuk kesenangan semu dan berakhir tidak bahagia.
Kebahagiaan itu tidak perlu dicari, seperti Levin yang menemukan mukjizat dan keimanannya tanpa harus mengubah apapun, karena dalam kondisi apapun kita sudah bahagia. 
Susan Devy, Pelaku Usaha, Pemerhati Sosial Budaya dan Sosial Ekonomi, Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB)
Facebook Comments
Social Media Auto Publish Powered By : XYZScripts.com